Gaya Kepemimpinan Transaksional PEMBAHASAN

memberi kepercayaan kepada para bawahannya untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi- strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasional.

5.4 Gaya Kepemimpinan Transaksional

Berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji analisis statistik pearson moment product corelation ditemukan ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan perilaku caring kepala ruangan.. Kondisi ini terjadi dikarenakan kepala ruang lebih mengandalkan pada pemberian penghargaan reward kepada perawat pelaksana dan pemberian intervensi bila ada perawat pelaksana yang bekerja tidak sesuai standar. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan Al Hussaini 2008, terdapat hubungan negatif antara gaya kepemimpinan transaksional dengan kepuasan kerja bawahannya. Jika dilihat dari karakteristik kepala ruangan ditemukan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan gaya kepemimpinan transaksional. Selama masa pendidikan kepala ruangan pernah mendapatkan konsep tentang manajerial dan gaya kepemimpinan sehingga kepala ruangan dapat konsep yang terkait manajer dan kepemimpinan dalam pekerjaannya. Masa kerja dan umur kepala ruangan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan gaya Universita Sumatera Utara kepemimpinan transaksional dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan gaya kepemimpinan transaksional. Secara rinci dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat pelaksana menyatakan kepala ruangan mengungkapkan kepuasan ketika bawahan memenuhi harapannya. Dalam hal ini kepala ruangan mengevaluasi tanggung jawab atau tugas yang diberikan terhadapa bawahannya. Dalam gaya kepemimpinan transaksional ini terdapat dalam management by-expection yaitu pimpinan mendelegasikan tanggungjawab kepada bawahan dan mengevaluasi apakah terjadi kesalahan dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan memberikan pujian pada bawahannya. Skor yang terendah diperoleh pada pernyataan kepala ruangan selalu menghindar untuk terlibat aktif ketika masalah penting muncul. Dalam hal ini kepala ruangan cenderung memberi kebebasan kepada bawahannya dalam pemecahan masalah pekerjaannya. Dalam gaya kepemimpinan transaksional terdapat pada laissez-faire yaitu pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap perkerjaan bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan akan mudah terjadi kekacauan keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya. Menurut Bycio dkk. 1995 dalam Bass 1985 kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan Universita Sumatera Utara hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Sedangkan Bass Avolio 1990, menjelakan bahwa gaya kepemimpinan transaksional bersifat birokratis serta cenderung menyukai kondisi status quo. Gaya kepemimpinan transaksional saja yang diterapkan kepala ruangan sebenarnya sudah kurang tepat, karena akan membuat staf perawat kurang kreatif dalam mengembangkan diri sesuai potensi yang dimiliki. Sehingga pekerjaan akan terkesan monoton dan sangat difokuskan da hasil akhir saja. Pemimpin pun akan cenderung hanya melihat dan mengevaluasi apakah terjadi kesalahan untuk diadakan koreksi, sehingga kurang memotivasi bawahan untuk bekerja lebih baik.

5.5 Hubungan Perilaku Caring dengan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan