Analisis Regresi Linier a. Persyaratan Penggunaan Teknik Analisis Regresi Linier

119 Korelasi Pearson dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga -1≤ r ≤ 1. Apabila nilai r = -1, artinya memiliki korelasi negatif sempurna; r = 0, artinya tidak ada korelasi; dan r = 1, artinya korelasi positif yang sempurna. Berikut ini interpretasi nilai r selengkapnya: Tabel : 3.9. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19 Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah Ridwan, 2008:136 Sementara itu untuk melihat signifikansi hubungan antara variabel, dianalisis dengan menggunakan parameter: 1 jika probabilitasnilai sig. 2- tailed α = 0,05, maka hubungan kedua variabel signivikan; 2 sebaliknya jika nilai sig. 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.

4. Analisis Regresi Linier a. Persyaratan Penggunaan Teknik Analisis Regresi Linier

Dalam menganalisis pengaruh variabel bebas atau prediktor X terhadap variabel terikat atau kriterium Y, dan untuk mengujimembuktikan hipotesis yang telah dirumuskan, digunakan teknik analisis regresi ganda multiple regression. Dalam hal ini data dikelompokkan ke dalam satu atau beberapa variabel bebas serta variabel terikat. Secara konseptual, akan dibuktikan bahwa variabel terikat memiliki hubungan dengan dengan variabel bebas yang telah diidentifikasi. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat 120 menggunakan teknik analisis regresi linier ganda, yaitu: uji liniearitas garis regresi, uji multikolineritas, uji autokolerasi, dan uji heteroskedastisitas.

b. Hasil Pengujian Persyaratan Regresi Linier Uji linearitas garis regresi

, dengan menggunakan tabel Anova, dilakukan untuk mengambil keputusan model regresi yang akan digunakan. Dalam melakukan pengujian liniearitas garis regresi ini, diajukan hiotesis sebagai berikut: 1 Ho: Model regresi berbentuk tidak linier; 2 Ha : Model regresi berebentuk linier. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - Jika nilai Sig. lebih besar atau sama dengan nilai α alpha atau Sig. ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak linier. - Jika nilai Sig. lebih kecil atau sama dengan nilai α alpha =0,05 atau Sig.≤ 0,05., maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya linier. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel ANOVA tampak bahwa nilai Sig. Sebsar 0,000 seperti pada tabel berikut ini: Tabel : 3.10. Linieritas variabel Y dengan variabel X ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 57643.186 2 28821.593 91.237 .000 a Residual 82765.592 262 315.899 Total 140408.777 264 a. Predictors: Constant, PROSES HABITUASI, PEMBELAJARAN PKn b. Dependent Variable: PEMBANGUNAN KARAKTER Dari tabel tersebut terlihat, bahwa nilai Sig. Sebesar 0,000 yang berti nilai Sig. lebih kecil dari nilai α alpha=0,05 atau Sig. 0,05, dengan demikian pengujian menolak Ho dan menerima Ha, yang berarti distribusi data tersebut 121 berpola linier. Atau dengan kata lain bahwa hubungan antara variabel terikat Y dan variabel bebas X berbentuk linier. Uji multikolinearitas , dimaksudkan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lainnya. Sekaitan dengan ini, pendugaan adanya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendeteksi adanya multikoliniearitas, bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu: besaran VIF Variance Inflation Factor dan tolerance. Pedoman untuk menentukan model regresi bebas multikolinearitas adalah: 1 Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1; 2 Mempunyai angka tolerance mendekati angka 1 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17,diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel : 3.11. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 84.324 11.849 7.117 .000 Pembelajaran PKn .268 .108 .124 2.469 .014 .887 1.127 Proses Habituasi 1.178 .101 .588 11.679 .000 .887 1.127 a. Dependent Variable: PEMBANGUNAN KARAKTER Pada tabel 3.11. terlihat bahwa kedua variabel bebas tersebut, angka VIF ada disekitar angka 1 dan nilai tolerance juga mendekati angka 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut mengalami bebas multikolinearitas. Uji Autokorelasi yang menggunakan uji Durbin Waston, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi diantara data pengamatan 122 atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksiran memiliki varians tidak minimum, dan uji t tidak dapat digunakan karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Menditeksi autokorelasi dapat dilihat dari besaran Durbin- Waston. Secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut: • Angka D-W di bawah -2 berarti autokorelasi positif. • Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. • Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Berdasarkan pengolahan SPSS 17, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel : 3.12. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary Model Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .411 91.237 2 262 .000 1.896 Pada bagian model summary terlihat angka Durbin Waston sebesar +1,896 Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi. Uji heteroskedastisitas , dilakukan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka penaksiran tidak terpenuhi, maka penaksiran menjadi tidak efisien dan estimasi koefisien menjadi kurang akurat. Analisis uji heteroskedastisitas ini menggunakan korelasi rank dari Spearman. Pedoman yang digunakan yaitu jika chart menunjukkan adanya pola tertentu, seperti titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Melalui pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 17, hasilnya terlihat bahwa gambar titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas 123 maupun di bawah sumbu Y hal ini bebarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel terikat Y berdasarkan masukan variabel bebasnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar : 3.2.Hasil Uji Heteroskedastisitas Keseluruhan hasil pengujian tersebut di atas memperlihatkan bukti yang signifikan tentang terpenuhinya persyaratan penggunaan regresi linier. Oleh karena itu dalam analisis regresi ganda dapat digunakan metode enter.

5. Analisis Konstribusi

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DEMOKRATIS DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 1 BRATI Pengelolaan Pendidikan Karakter Demokratis Dalam Pembelajaran PKN Di SMP Negeri 1 Brati Kabupaten Grobogan.

0 3 15

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DEMOKRATIS DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 1 BRATI Pengelolaan Pendidikan Karakter Demokratis Dalam Pembelajaran PKN Di SMP Negeri 1 Brati Kabupaten Grobogan.

0 3 14

PENDAHULUAN Pengelolaan Pendidikan Karakter Demokratis Dalam Pembelajaran PKN Di SMP Negeri 1 Brati Kabupaten Grobogan.

0 2 4

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) (Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri).

0 4 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MATA PELAJARAN PKn UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR SISWA : Studi Deskriptif Analitis Di Kelas IX SMP Negeri 14 Bandung.

0 3 34

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSIMELALUI HABITUASI DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA :Studi Deskriptif di SMP Negeri 1 Cianjur-Jawa Barat.

0 9 54

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif Analitis Pada Sma Negeri Di Kabupaten Purwakarta.

0 1 46

PERAN GURU PKN DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA :Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang.

1 2 41

NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER DALAM CERITA DRAMA SENI TARLING DI KABUPATEN INDRAMAYU :Studi Deskriptif-Analitis terhadap Seni Tarling sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Sastra di SMP Se-Kabupaten Indramayu.

3 3 56

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HABITUASI TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP SISWA SMP.

1 2 49