92
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu, pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan pola “the dominant-less dominant design” dari Creswell
1994:177. Bagian dominan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Cresswell 2008 : 46 mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai
berikut : Quantitative research is a type of educational research in which the researcher decides what to study: ask, specifics, narrow question; collects
quantifiable data from participant; analyzes theses number using statistics and conduct the inquiry in an unbiased, objective manner.
Kutipan di atas mempunyai makna bahwa penelitian kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian pendidikan dimana peneliti memutuskan apa yang akan
diteliti lebih lanjut. Penelitian dapat di lakukan dengan cara membuat pertanyaan yang spesifik, pertanyaan tertutup, mengumpulkan data dari responden,
menganalisis hasil penghitungan dan membuat kesimpulan dari hasil hitungan tersebut. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan tujuan untuk mengukur
banyaknya variabel, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan dari pertanyaan- pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu
fenomena. Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi yang banyak yang tersebar di kabupaten bangka,
untuk itu penulis menggunakan teknik kuesioner dalam pengumpulan data.
93
Pendekatan kuantitatif yang digunakan ini menggunakan metode deskritif analitis, menurut Nazir, M 1988 : 63 bahwa : “Penelitian deskriptif adalah suatu
metode penelitian tentang kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kejadian pada masa sekarang.”. Metode deskriptif
-analitis dalam penelitian dioperasionalisasikan dengan menggunkan statistik inferensial, yaitu menganalisis data sampel yang hasilnya digeneralisasikan untuk
populasi dimana sampel itu diambil Sugiyono, 2009:14 Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dilakukan suvei. Mc
Millan Schumaker 2001;304 menyatakan bahwa ‘dalam penelitian survei, peneliti menyeleksi suatu sampel dari responden dan menggunakan kuesioner
untuk mengumpulkan informasi terhadap variabel yang menjadi perhatian peneliti. Data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik dari populasi tertentu’. Neuman 1991:267 juga menyatakan bahwa para peneliti survei mengambil sampel dari banyak responden yang menjawab
sejumlah pertanyaan. Mereka mengukur banyak variabel, mengetes banyak hipotesis, dan membuat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai
perilaku, pengalaman, atau karakteristik dari suatu fenomena. Dengan demikian penelitian ini memiliki karakteristik sebagaimana diungkapkan Singleton Strais
1999: 239 yaitu: 1 sejumlah besar responden dipilih melalui sampling probabilitas untuk mewakili populasi; 2 kuesioner sistematik digunakan untuk
bertanya sesuatu mengenai responden dan mancatat jawaban-jawaban mereka; 3 jawaban-jawaban tersebut dikode secara numerik dan dianalisis dengan bantuan
statistik.
94
Langkah berikutnya dalam penelitian ini menggunakan paradigma tambahan less dominant dengan pendekatan kualitatitf untuk pendalaman. Pada
tahap ini metode yang digunakan adalah wawancara. Pendapat yang membenarkan adanya penambahan melalui informasi pelengkap dengan
wawancara ini dikemukakan oleh Kerlinger 2000:769 yang mengatakan:’... wawancara itu dapat digunakan sebagai penopang atau pelengkap metode lain,
tindak lanjut dalam menghadapi hasil yang tak terdugaterharapkan, memvalidasikan metode-metode lain, menyelami lebih dalam motivasi responden
serta alasan-alasan responden memberikan jawaban dengan cara tertentu’. Singarimbun dan Efendi 1995: 9 mengemukakan pendapat serupa bahwa:
‘penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner yang disiapkan sebelumnya, kemudian diperkaya melalui wawancara maupun observasi kualitatif tersebut,
maka gambaran tentang fenomena sosial yang disajikan dalam tabel menjadi semakin jelas, menarik dan lebih hidup nuansa-nuansa fenomena sosial yang
ditampilkan’.
B. Prosedur Penelitian