11
Senada dengan itu, Kardiman 2009: 158-159 menyatakan bahwa Pendidikan Karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral,
karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan habituation tentang hal
yang baik sehingga siswa menjadi paham domain kognitif, tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan domain afektif nilai yang baik dan mau
melakukannya domain psikomotor. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka perlunya sinergi yang
saling mendukung antara pembelajaran PKn yang mengajarkan nilai, norma dan moral di ruang kelas dan proses habituasi atau kebiasaan-kebiasaan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari sebagai faktor yang menentukan pembangunan karater bagi siswa. Untuk itu penulis memandang perlunya meneliti pengaruh
pembelajaran PKn dan proses habituasi sebagai faktor determinan pembangunan
karakter siswa. Dengan demikian penulis menyusun tesis ini dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran PKn dan Proses Habituasi terhadap Pembangunan
Karakter Siswa Studi Deskriptif Analitis Pada SMP Negeri di Kabupaten Bangka.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah pembelajaran PKn dan proses habituasi berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa?
”
12
Untuk lebih memfokuskan penelitian yang dilakukan ini, penulis merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
pembangunan karakter siswa? 2.
Apakah ada pengaruh proses habituasi terhadap pembangunan karakter siswa?
3. Apakah ada pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan proses
habituasi terhadap pembangunan karakter siswa?
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas variabel independen dan variabel terikat variabel dependen. Variabel independen adalah
pembelajaran PKn dan proses habituasi di lingkungan sekolah, sedangkan variabel dependen adalah pembangunan karakter pada siswa. Selanjutnya paradigma
penelitian digambarkan sebagai berikut:
Keterangan: X
1
= Pembelajaran PKn X
2
= Proses habituasi Y = Karakter siswa
Bagan 1.1. Hubungan Antarvariabel
X
1
Y
X
2
13
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran yang terdapat dalam penelitian ini berikut ini disampaikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai variabel X
1
Pembelajaran PKn dimaksudkan sebagai proses pembelajaran PKn yang melibatkan guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta didik yang
didalamnya dioperasionalisasikan berbagai komponen pembelajaran yang meliputi; 1 materi; 2 metode; 3 media; 4 sumber belajar; dan 5 evaluasi
pembelajaran.
2. Proses habituasi sebagai variabel X
2
Proses habituasi dimaksudkan sebagai bentuk pembiasaan yang dilakukan di lingkungan sekolah dalam bentuk kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler
yang menanamkan nilai-nilai sebagai berikut: a nilai-nilai perilaku manusia terhadap Tuhan; b nilai-nilai perilaku manusia terhadap diri sendiri; c nilai-
nilai perilaku manusia terhadap sesama; d nilai-nilai perilaku manusia terhadap lingkungan; dan e nilai-nilai kebangsaan.
3. Pembangunan Karakter Siswa sebagai variabel Y
Pembangunan karakter siswa dimaksudkan sebagai upaya membangun nilai kejujuran, kebersihan, kepedulian, dan kebangsaan dengan mengacu pada
karakter baik good character siswa. Menurut Lickona bahwa karakter baik good character memiliki tiga unsur yakni; moral knowing pengetahuan moral,
moral feeling perasaan moral, dan moral action perilaku moral.
14
Moral knowing meliputi: a Kesadaran moral moral awareness; b Wawasan nilai moral knowing moral values; c Kemampuan mengambil
pandangan orang lain perspective taking; d Penalaran Moral moral reasoning; e Mengambil keputusan decision making; dan f Pemahaman diri
sendiri self knowledge. Moral feeling meliputi: a Kata hati atau nurani conscience; b Harapan diri sendiri self- esteem; c Merasakan diri orang lain
emphaty; d Mencintai kebaikan loving the good; e Kontrol diri self- control; dan f Merasakan diri sendiri humility. Moral Action meliputi: a
kompetensi competence; b keinginan will, c kebiasaan habit.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan proses
habituasi terhadap pembangunan karater siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap pembangunan karakter siswa. 2.
Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh proses habituasi terhadap
pembangunan karakter siswa.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dan proses habituasi terhadap pembangunan karakter siswa.
15
E. Signifikansi dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data konseptual dan gambaran mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dikembangkan oleh
guru mata pelajaran PKn dan proses habituasi yang berlangsung di sekolah yang
dapat membangun karakter siswa di SMP Negeri Kabupaten Bangka.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoritik keilmuan maupun secara praktis empirik di lapangan. Secara teoritik,
penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian
terhadap pengembangan
Pendidikan kewarganegaraan,
sehingga memperkuat landasan keilmuan PKn terutama dalam upaya membangun karakter
siswa. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak yang diuraikan berikut ini: 1. Bagi guru:
a. Terutama guru mata pelajaran PKn
: Agar mampu menelaah secara praktis perlunya implementasi pembelajaran PKn yang tepat dan
memberikan pemahaman tentang pentingnya proses habituasi di sekolah dalam menunjang pembangunan karakter siswa.
b. Guru pada umumnya
: Memberikan motivasi untuk selalu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan disertai dengan proses habituasi sehingga
pembangunan karakter siswa dapat terwujud.
16
2. Bagi pihak lain:
a.
Warga masyarakat pada umumnya
: Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kesadaran warga negara akan pentingnya pembiasaan
dalam melakukan perbuatan baik sehingga dapat membangun karakter siswa.
b. Institusi Pemerintah
: Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi yang dapat mempertegas pentingnya habituasi dalam bentuk keteladanan
dari pejabat pemerintah yang dapat menjadi contoh pembangunan karakter siswa.
c. Pemerhati Pendidikan
: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pengkajian yang lebih komprehensif dalam mengembangkan pendidikan karakter
sehingga pembangunan karater baik pada siswa dapat segera terwujud.
E. Asumsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan atas asumsi bahwa pembangunan karakter siswa dapat dilaksanakan melalui Pembelajaran Pendidikan Kewargangaraan dan
proses habituasi, sehingga bila pembelajaran PKn dilaksanakan dengan baik, dalam arti menggunakan materi, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi
yang tepat yang disertai dengan proses habituasi, yaitu kebiasaan yang menanamkan nilai-nilai yang berhubungan dengan: 1 nilai-nilai perilaku
manusia terhadap Tuhan; 2 nilai-nilai perilaku manusia terhadap diri sendiri; 3 nilai-nilai perilaku manusia terhadap sesama; 4 nilai-nilai perilaku manusia
17
terhadap lingkungan; dan 5 nilai-nilai kebangsaan, dapat menunjang
pembanguan karakter siswa. G. Hipotesis Penelitian
Bertolak dari asumsi tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis mayor
penelitian sebagai berikut: “pembelajaran PKn dan proses habituasi berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa
”. Untuk lebih spesifik selanjutnya dirumuskan hipotesis minor sebagai berikut:
1. Pembelajaran PKn berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembanguan
karakter siswa. 2.
Proses Habituasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembanguan karakter siswa.
3. Pembelajaran PKn dan proses habituasi secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembanguan karakter siswa. H. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu, kuantitatif dan kualitatif dengan pola “the dominant-less dominant design” dari Creswell 1994:177.
Bagian dominan the dominant dalam penelitian ini menggunakan pendekatakatan kuantitatif dengan tujuan untuk mengukur banyaknya variabel,
menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu fenomena.
Sedangkan yang kurang dominan less dominant menggunakan paradigma tambahan dengan pendekatan kualitatitf untuk pendalaman. Dalam pendekatan
18
kuantitatif menggunakan metode suvei, dengan teknik kuesioner untuk mengumpulkan data. Sedangkan dalam pendekatan kualitatif, menggunakan
metode wawancara untuk mengetahui secara lebih mendalam pembelajaran PKn dan proses habituasi di SMP Negeri Kabupaten Bangka.
Untuk mendapatkan data primer, berupa data tentang variabel Pembelajaran PKn, proses habituasi, dan pembangunan karakter siswa, penulis
menggunakan teknik kuesioner dengan instrumen angket skala SSHA Survey of Study Habits and Attitudes dari Brown dan Holtzman yang telah dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan 5 lima option yaitu; 1 selalu, 2 sering, 3 kadang-kadang 4 jarang, 5 tidak pernah. Jawaban yang tepat memperoleh
bobot nilai lima 5, dan seterusnya memperoleh bobot nilai 4, 3,2, dan 1. Hasil pengumpulan data akan dianalisis dengan metode deskriptif-analitis
dengan menggunkan statistik inferensial, yaitu menganalisis data sampel yang hasilnya digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel itu diambil, untuk
memberikan gambaran mengenai masing-masing variabel X1, X2, dan Y dengan pengelompokan rendah, sedang dan tinggi. Selain itu juga dianalisis dengan
korelasi regresi ganda yang dilakukan untuk menguji hipotesis, yaitu pengaruh variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, dan X1, X2 terhadap Y.
I. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dari data dokumentasi di dinas Pendidikan Kabupaten bangka,
terdapat 26 SMP Negeri yang tersebar di 8 Kecamatan, Kecamatan Sungailiat 5
19
SMPN, Kecamatan Pemali 3 SMPN, Kecamatan Merawang 2 SMPN, Kecamatan Mendo barat 4 SMPN, Kecamatan Puding Besar 2 SMPN, Kecamatan Bakam 3
SMPN, Kecamatan Belinyu 4 SMPN, dan Kecamatan Riau Silip 3 SMPN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di
Kabupaten Bangka yang mata pelajaran PKn diajar oleh guru yang berlatar belakang S1 PKn. Populasi tersebut dipilih dengan pertimbangan: 1 Siswa kelas
VIII SMPN berada pada tahun kedua di SMP sehingga mereka sudah banyak menerima dan mengalami proses pembelajaran dan proses habituasi di sekolah.
2 Guru PKn yang berlatar belakang S1 PKn memiliki pemahaman tentang visi, misi, dan tujuan PKn serta strategi pembelajaran PKn. Dari data dokumentasi
pada dinas Pendidikan Kabupaten Bangka jumlah siswa kelas VIII sebanyak 2.471 orang.
Dari gambaran wilayah yang cukup luas dan jumlah populasi yang cukup banyak, oleh karena itu perlu dilakukan pengambilan sampel. Adapun teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan: Cluster sampling, dan proportional random sampling. Dengan Cluster sampling wilayah populasi dibagi menjadi dua,
yaitu wilayah kecamatan induk dan wilayah kecamatan pemekaran. Wilayah kecamatan induk ditetapkan 6 SMP Negeri, dan wilayah kecamatan pemekaran
ditetapkan sebanyak 3 SMP Negeri, sehingga berjumlah 9 SMP Negeri, dengan jumlah siswa sebanyak 1.100 orang. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan
sebanyak 265 orang, hal ini didasarkan atas tabel penentuan jumlah sampel yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael dalam Sugiyono 2009:128. Bahwa jika
20
jumlah populasi sebanyak 1.100 dengan tingkat kesalahan 5 maka jumlah sampel adalah 265. Penentuan sampel sebanyak itu dilakukan secara acak dan
proporsional proportional random sampling.
PARADIGMA PEMIKIRAN PENELITIAN
Bagan 1.2. Paradigma Penelitian
KONDISI KARAKTER
WARGANEGARA DEWASA
INI
PEMBANGUNAN KARAKTER
MEMBIASAKAN NILAI-NILAI
TERHADAP: •
Tuhan •
Diri sendiri •
Sesama •
Lingkungan •
Bangsa PEMBELAJARA
N PKn •
Materi •
Metode •
Media •
Sumber •
Evaluasi
PROSES BELAJAR
MENGAJAR DI SEKOLAH
Siswa sebagai Warga Negara
Muda
GOOD CHARACTER
• Moral knowing
• Moral feeling
• Moral action
92
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu, pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan pola “the dominant-less dominant design” dari Creswell
1994:177. Bagian dominan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Cresswell 2008 : 46 mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai
berikut : Quantitative research is a type of educational research in which the researcher decides what to study: ask, specifics, narrow question; collects
quantifiable data from participant; analyzes theses number using statistics and conduct the inquiry in an unbiased, objective manner.
Kutipan di atas mempunyai makna bahwa penelitian kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian pendidikan dimana peneliti memutuskan apa yang akan
diteliti lebih lanjut. Penelitian dapat di lakukan dengan cara membuat pertanyaan yang spesifik, pertanyaan tertutup, mengumpulkan data dari responden,
menganalisis hasil penghitungan dan membuat kesimpulan dari hasil hitungan tersebut. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan tujuan untuk mengukur
banyaknya variabel, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan dari pertanyaan- pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu
fenomena. Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi yang banyak yang tersebar di kabupaten bangka,
untuk itu penulis menggunakan teknik kuesioner dalam pengumpulan data.