Strategi Pengembangan Instrumen Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

108 c Observasi Teknik ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan sosial yang terjadi di sekolah diharapkan dapat melengkapi penjelasan dalam hasil penelitian.

2. Strategi Pengembangan Instrumen

Data yang digunakan dalam penelitian haruslah data yang diperoleh dari suatu instrumen pengukuran yang kredibel, dalam arti data harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan realibilitas merujuk pada konsistensi, akurasi, dan stabiltas nilai dari hasil skala pengukuran tersebut. Untuk mendapatkan instrumen yang memiliki tingkat validitas yang diharapkan, maka instrumen tersebut harus dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut: a . Melakukan analisis deduktif, yaitu mengembangkan instrumen berdasarkan teori pembelajaran PKn, proses habituasi dan karakter yang baik, seperti yang telah diuraikan dalam operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan untuk memenuhi validitas isi content validity, yaitu bahwa item-item instrumen mencerminkan domain konsep dari variabel dari yang akan diteliti. Untuk itu maka dibuat kisi-kisi instrumen penelitian yang dikemabangkan dari definisi operasional variabel. Instumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel pembelajaran PKn, Proses Habituasi, dan Pembangunan Karakter siswa adalah kuesioner skala SSHA Survey of Study Habits and Attitudes dari Brown dan Holtzman yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan 5 109 lima option; 1 selalu, 2 sering, 3 kadang-kadang, 4 jarang, 5 tidak pernah. Jawaban yang tepat memperoleh bobot nilai lima 5, dan seterusnya memperoleh bobot nilai 4, 3,2, dan 1. Selanjutnya instrumen tersebut diperkuat dengan konsultasi para ahli, yaitu dosen pembimbing tesis yang kualifikasi profesor dan doktor di bidangnya. Disamping itu digunakan pula wawancara untuk memperkuat dan memperkaya analisis hasil penelitian dari angket. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap 5 guru PKn SMP Negeri yang mewakili SMP yang dijadikan sampel penelitian.

b. Melakukan analisis induktif , yaitu dengan mengumpulkan data terlebih

dahulu melalui penyebaran uji coba yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Dalam uji coba tersebut angket disebarkan kepada 40 orang siswa SMP Negeri 5 di Kabupaten Bangka, hal ini dilakukan untuk melakukan pengujian validitas yaitu menguji tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Validitas dilakukan melalui internal atau konstruk contruct validity. Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan skala instrumen yang harus mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur. Bersamaan itu pula dilakukan pengujian validitas eksternal atau kriteria criteria validity. Validitas eksternal menyangkut tingkat skala instrumen yang mampu memprediksi variabel yang dirancang sebagai keriteria. Item dinyatakan valid jika nilai koefisien korelasi lebih dari r tabel yang 110 ditetapkan sebesar 0,312. Jika koefisien korelasi kurang dari r tabel maka item dinyatakan tidak valid.

c. Melakukan pengujian realibilitas instrumen . Uji ini dilakukan untuk

mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan ukur measurment error. Dengan demikian realibiltas adalah kepercayaan hasil suatu pengukuran yang konsisten bila dilakukan pada waktu yang berbeda terhadap responden, sehingga instrumen penelitian dianggap dapat dipercaya, handal, dan ajeg. Pengujian dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabel dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient sebagai r hitung yang dibandingkan dengan r tabel 0,312. Jika tertnyata r hitung lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan reliabel. Riduan Sunarto, 2009: 353

3. Hasil Uji coba Instrumen

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DEMOKRATIS DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 1 BRATI Pengelolaan Pendidikan Karakter Demokratis Dalam Pembelajaran PKN Di SMP Negeri 1 Brati Kabupaten Grobogan.

0 3 15

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DEMOKRATIS DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 1 BRATI Pengelolaan Pendidikan Karakter Demokratis Dalam Pembelajaran PKN Di SMP Negeri 1 Brati Kabupaten Grobogan.

0 3 14

PENDAHULUAN Pengelolaan Pendidikan Karakter Demokratis Dalam Pembelajaran PKN Di SMP Negeri 1 Brati Kabupaten Grobogan.

0 2 4

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) (Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri).

0 4 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MATA PELAJARAN PKn UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR SISWA : Studi Deskriptif Analitis Di Kelas IX SMP Negeri 14 Bandung.

0 3 34

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSIMELALUI HABITUASI DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER SISWA :Studi Deskriptif di SMP Negeri 1 Cianjur-Jawa Barat.

0 9 54

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif Analitis Pada Sma Negeri Di Kabupaten Purwakarta.

0 1 46

PERAN GURU PKN DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA :Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang.

1 2 41

NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER DALAM CERITA DRAMA SENI TARLING DI KABUPATEN INDRAMAYU :Studi Deskriptif-Analitis terhadap Seni Tarling sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Sastra di SMP Se-Kabupaten Indramayu.

3 3 56

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HABITUASI TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP SISWA SMP.

1 2 49