antara atasan dengan bawahan dan antar sesama teman sejawat. Demikian juga dengan kriteria pemberian penghargaan reward bagi yang berprestasi belum diatur
dengan jelas, hal ini merupakan salah satu penyebab kurangnya minat dan keinginan berprestasi tinggi. Dengan keadaan sedemikan rupa petugas CMHN semata-mata
melaksanakan tugasnya lebih dikarenakan sudah menjadi tanggung jawab tanpa adanya keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi.
5.1.3 Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Kerja Petugas CMHN di Kabupaten Aceh Barat
Secara keseluruhan motivasi petugas CMHN dalam melayani pasien gangguan jiwa memiliki motivasi sedang, yaitu sebanyak 25 orang 52,1, hanya 8
orang 16,7 yang memiliki motivasi tinggi. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa motivasi petugas CMHN yang masih rendah dan perlu ditingkatkan
dan hal ini sesuai dengan survei pendahuluan yang menunjukkan bahwa motivasi petugas CHMN kurang.
Berdasarkan hasil analisis statistik bivariat menggunakan Chi-Square variabel motivasi berhubungan dengan prestasi kerja p=0,0010,05, artinya petugas CMHN
dengan motivasi yang tinggi menunjukkan prestasi kerja yang baik, sehingga pelayanan pasien gangguan jiwa menjadi lebih baik. Selanjutnya berdasarkan hasil
analisis statistik multivariat menggunakan uji regresi linier berganda variabel motivasi
intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh terhadap
prestasi kerja p=0,0000,05, artinya semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh petugas CMHN
maka semakin baik prestasi kerjanya dalam menangani pasien gangguan jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurjahjani 2007 tentang pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan yang menunjukkan adanya
pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja, yang artinya apabila karyawan diberikan kesempatan untuk memacu motivasi akan memacunya untuk berprestasi
dalam pekerjaan. Demikian juga dengan hasil penelitian Hernowo 2008, mengungkapkan bahwa variabel motivasi dan disiplin kerja berpengaruh terhadap
kinerja pegawai dan variabel disiplin memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sholeh 2009,
mengungkapkan bahwa variabel motivasi, yaitu kebutuhan eksistensi X
1
, kebutuhan hubungan X
2
, kebutuhan pertumbuhan X
3
Menurut Herzberg dalam Hasibuan 2005, untuk mencapai prestasi kerja yang baik, diperlukan orang-orang yang memiliki kemampuan yang tepat. Ini berarti
bahwa diperlukan suatu program seleksi yang sehat. Herzberg menekankan juga kenyataan bahwa motivasi lewat pemerkayaan pekerjaan memerlukan pengukuhan
reinforcement dan pelaksanaan dari pemerkayaan pekerjaan direalisasi melalui perubahan langsung dalam pekerjaan itu sendiri. Demikain juga menurut John et.al.
2006, menyatakan bahwa pencapaian kinerja dipengaruhi oleh faktor motivasi dalam membentuk perilaku, dan secara spesifik mempengaruhi prestasi kerja dalam
organisasi. berpengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja perawat Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik.
Menurut Winardi 2001, orang-orang yang termotivasi untuk berprestasi memiliki tiga macam ciri umum, yaitu a bersemangat untuk mengerjakan tugas
Universitas Sumatera Utara
dengan derajat kesulitan moderat. b orang-orang yang berprestasi tinggi juga menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka
sendiri dan bukan karena faktor-faktor lain seperti kemujuran dan c yang mengidentifikasi mereka yang berprestasi tinggi adalah bahwa mereka menginginkan
lebih banyak umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan yang berprestasi rendah.
5.2 Pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Kerja Petugas CMHN di Kabupaten