Toru, sedangkan kecamatan lainnya mempunyai jumlah bidan desa lebih dari 1 orang di setiap desa, seperti pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Bidan Desa menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2010
No Kecamatan
Jumlah Desa Jumlah Bidan Desa
1 Aek Bilah
12 12
2 Arse
8 9
3 Batang Angkola
30 36
4 Batang Toru
19 22
5 Muara Batang Toru
4 4
6 Marancar
11 12
7 Angkola Barat
19 21
8 Angkola Timur
13 15
9 Saipar Dolok Hole
12 13
10 Sayur Matinggi 34
40 11 Angkola Selatan
14 16
12 Sipirok 34
42
Jumlah 210
242
Sumber : Profil Kabupaten Tapanuli Selatan , 2011
4.2 Karakteristik Responden
Responden yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah bidan desa yang bekerja di Kabupaten Tapanuli Selatan. Karakteristik responden terdiri dari usia,
masa kerja, pendidikan dan tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan responden yang berusia 20-25 tahun dan 25-35 tahun masing-masing 40,0. Pengelompokan
usia berdasarkan usia bidan desa paling rendah yaitu 20 tahun dan usia tertinggi yaitu 40 tahun, kemudian dibagi dengan interval yang sama dalam 3 kelompok. Dilihat dari
usia bidan yang berumur 20 tahun menunjukkan bahwa bidan tersebut adalah tamatan D.III kebidanan dan bertugas sebagai bidan desa dengan status Pegawai Tidak Tetap
PTT setelah tamat dari pendidikan bidan.
Universitas Sumatera Utara
Responden yang telah bekerja sebagai bidan desa selama 6-10 tahun 40,0 dan 38,6 yang lama kerjanya 1-5 tahun. Masa kerja bidan desa paling rendah adalah
1 tahun dan paling tinggi 15 tahun. Bidan desa yang masa kerjanya 10-15 tahun sebanyak 21,4 umumnya yang telah diangkat sebagai PNS.
Responden dengan tingkat pendidikan D.III Kebidanan sebanyak 94,3. Responden yang tinggal di rumah dinas sebanyak 38,6 dan responden yang
menempati rumah sendiri atau rumah sewa umumnya berjarak 6-10 km, yaitu 82,9. Jarak tempat tinggal bidan desa dengan tempat pelayanan imunisasi paling dekat
1 km sedangkan paling jauh adalah 15 km.
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden di Kabupaten Tapanuli Selatan No
Karakteristik Jumlah
1 Usia
20-25 tahun 28
40.0 26-35 tahun
28 40.0
36-40 tahun 14
20.0
Jumlah 70
100.0
2 Lama kerja
1-5 tahun 27
38.6 6-10 tahun
28 40.0
10-15 tahun 15
21.4
Jumlah 70
100.0
3. Pendidikan
Bidan D.III 66
94.3 Bidan D.IV
4 5.7
Jumlah 70
100.0
4. Tempat Tinggal
Rumah Dinas 25
35.7 Rumah Sendiri
18 25.7
Rumah Sewa 27
38.6
Jumlah 70
100.0
5. Jarak Rumah dengan Puskesmas
1-5 km 5
7.1 6-10 km
58 82.9
10-15 km 7
10.0
Jumlah 70
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.3 Karakteristik Individu
Variabel karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi: umur, pendidikan, tempat tinggal dan masa kerja telah dijelaskan pada karakteristik
responden Tabel 4.2, maka berikut ini hanya penjelasan tentang pengetahuan dan kemampuan.
4.3.1 Pengetahuan
Faktor pengetahuan dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi: fungsi imunisasi, kejadian imutan pasca imunisasi,
informasi imunisasi, serta jadwal imunisasi, jadwal imunisasi, akibat anak tidak diberi imunisasi, efek samping imunisasi, jumlah dan jenis imunisasi, tempat dan waktu
pelaksanaan imunisasi. Hasil penelitian tentang pengetahuan tentang program imunisasi di Kabupaten
Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut: a.
Seluruh responden mengetahui bahwa anak akan mudah terkena penyakit batuk pertusis batuk 100 hari jika tidak mendapatkan imunisasi DPT. Alasan paling
banyak adalah: karena imunisasi DPT yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap virus penyebab batuk pertusis.
b. Seluruh responden mengetahui bahwa anak akan mudah terkena penyakit dipteria
jika tidak mendapatkan imunisasi DT. Alasan paling banyak adalah: karena imunisasi DT yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap
kuman penyebab dipteria.
Universitas Sumatera Utara
c. Seluruh responden mengetahui bahwa anak akan mudah terkena penyakit tetanus
jika tidak mendapatkan imunisasi TT. Alasan paling banyak adalah: karena imunisasi TT yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap
kuman penyebab tetanus. d.
Seluruh responden mengetahui bahwa anak akan mudah terkena penyakit tuberculosis flek jika tidak mendapatkan imunisasi BCG. Alasan paling banyak
adalah: karena imunisasi BCG yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap kuman penyebab tuberculosis.
e. Seluruh responden mengetahui bahwa anak akan mudah terkena penyakit polio
lumpuh layuh jika tidak diimunisasi Polio. Alasan paling banyak adalah: karena imunisasi Polio yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap
kuman penyebab polio lumpuh layuh. f.
Seluruh responden mengetahui bahwa anak akan mudah terkena penyakit campak jika tidak mendapatkan imunisasi Campak. Alasan paling banyak adalah: karena
imunisasi campak yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap kuman penyebab penyakit campak.
g. Seluruh responden mengetahui bahwa anak akan mudah terkena penyakit
hepatitis jika tidak mendapatkan imunisasi Hepatistis. Alasan paling banyak adalah: karena imunisasi hepatitis yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan
kekebalan terhadap virus penyebab penyakit hepatitis. h.
Seluruh responden tidak mengetahui bahwa anak bahwa anak akan mengalami KIPI jika diimunisasi. Alasan paling banyak adalah: efek samping akibat
Universitas Sumatera Utara
imunisasi tidak selamanya terjadi, karena setiap bayi yang diumunisasi mempunyai respon yang berbeda.
i. Sebanyak 62,9 responden mengetahui bahwa petugas kesehatan harus
memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi. Alasan paling banyak adalah: dengan memberikan informasi tentang imunisasi akan meningkatkan
kesadaran ibu yang mempunyai bayi membawa bayinya ke sarana kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.
j. Sebanyak 58,6 responden mengetahui bahwa petugas kesehatan harus
menjelaskan tentang jadwal imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena setiap jenis imunisasi berbeda waktu pemberiannya.
k. Seluruh responden mengetahui bahwa petugas kesehatan harus menjelaskan
akibat anak tidak diberi imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena biasanya ibu enggan membawa bayinya untuk diimunisasi karena tidak mengetahui
akibatnya. l.
Seluruh responden mengetahui bahwa petugas kesehatan harus menjelaskan adanya efek samping atau KIPI setelah bayi atau balita mendapatkan suntikan
vaksin. Alasan paling banyak adalah: supaya ibu tidak panik dan berprasangka buruk terhadap imunisasi.
m. Seluruh responden mengetahui bahwa petugas kesehatan harus menjelaskan
jumlah dan jenis imunisasi yang harus diberikan kepada bayi atau balita. Alasan paling banyak adalah: supaya setiap bayi mendapatkan imunisasi wajib secara
lengkap.
Universitas Sumatera Utara
n. Sebanyak 55,7 responden mengetahui bahwa petugas kesehatan harus
menjelaskan kapan dan dimana imunisasi diberikan kepada bayi atau balita. Alasan paling banyak adalah: supaya ibu yang mempunyai bayi dapat mengatur
waktunya untuk membawa bayinya diimunisasi. o.
Seluruh responden mengetahui bahwa petugas kesehatan harus menjelaskan kapan atau dalam kondisi bagaimana imunisasi tidak boleh diberikan kepada bayi
atau balita. Alasan paling banyak adalah: supaya ibu mengetahui syarat bayi yang bisa di imunisasi, misalnya dalam kondisi sakit, bayi tidak bisa di imunisasi.
Hasil penelitian tentang pengetahuan dapat dilihat uraiannya sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Pengetahuan tentang Pelaksanaan Program
Imunisasi Jawaban
Jumlah Tahu
Tidak tahu n
n n
1 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mudah terkena batuk pertusis batuk 100 hari jika tidak mendapatkan imunisasi DPT?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
2 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mudah terkena penyakit dipteria jika tidak mendapatkan imunisasi DT ?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
3 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mudah terkena penyakit tetanus jika tidak mendapatkan imunisasi TT.?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
4 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mudah terkena penyakit tuberculosis flek jika tidak mendapatkan imunisasi BCG?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
5 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mudah terkena penyakit polio lumpuh layuh jika tidak diimunisasi Polio ?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
6 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mudah terkena penyakit campak jika tidak mendapatkan imunisasi Campak ?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
7 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mudah terkena penyakit hepatitis jika tidak mendapatkan imunisasi Hepatitis ?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan
8 Apakah Saudari mengetahui bahwa Anak akan
mengalami KIPI jika diimunisasi ?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
9 Apakah Saudari mengetahui bahwa setiap
petugas kesehatan harus memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi ?
44 62.9 26 37.1 70 100.0
10 Apakah Saudari mengetahui bahwa Petugas kesehatan harus menjelaskan tentang jadwal
pelayanan imunisasi ?
41 58.6 29 41.4 70 100.0
11 Apakah Saudari mengetahui bagaimana menjelaskan akibat anak tidak diberi imunisasi ?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
12 Apakah Saudari mengetahui menjelaskan tentang efek samping atau KIPI setelah bayi atau
balita mendapatkan suntikan vaksin ?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
13 Apakah Saudari mengetahui bagaimana menjelaskan tentang jumlah dan jenis imunisasi
yang harus diberikan kepada bayi atau balita?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
14 Apakah Saudari mengetahui bagaimana menjelaskan kapan dan dimana imunisasi
diberikan kepada bayi atau balita?
39 55.7 31 44.3 70 100.0
15 Apakah Saudari mengetahui bagaimana menjelaskan tentang kapan imunisasi tidak boleh
diberikan kepada bayi atau balita?
70 100.0 0 0.0 70 100.0
4.3.2 Kemampuan
Faktor kemampuan dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi kemampuan dalam : memberikan suntikan vaksin sesuai
dengan SOP, memposisikan anak saat akan diimunisasi, menjelaskan jenis imunisasi yang diberikan, menjelaskan kapan bayi atau balita akan diberikan imunisasi kembali,
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh ibu bayi setelah bayi di imunisasi. Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan bidan desa dalam
pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Sebanyak 55,7 responden menyatakan sebagai pelaksana imunisasi mampu memberikan suntikan vaksin sesuai dengan SOP. Alasan paling banyak adalah:
kegiatan melakukan suntikan sudah merupakan pekerjaan yang rutin dilakukan oleh seorang bidan.
b. Sebanyak 38,6 responden menyatakan sebagai pelaksana imunisasi kurang mampu memposisikan anak saat akan diimunisasi. Alasan paling banyak adalah:
ketentuan posisi anak yang diimunisasi sudah ada diuraikan dalam buku pedoman imunisasi.
c. Sebanyak 55,7 responden menyatakan sebagai pelaksana imunisasi mampu menjelaskan jenis imunisasi yang diberikan. Alasan paling banyak adalah:
keterangan tentang apa jenis imunisasi serta fungsi setiap jenis imunisasi sudah dipahami oleh bidan.
d. Sebanyak 34,3 responden menyatakan sebagai pelaksana imunisasi mampu dan kurang mampu menjelaskan kapan bayi atau balita akan diberikan imunisasi
kembali. Alasan paling banyak adalah: jadwal setiap jenis imunisasi disesuaikan umur anakbayi.
e. Sebanyak 54,3 responden menyatakan sebagai pelaksana imunisasi mampu menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Ibu bayi setelah bayi diimunisasi.
Alasan paling banyak adalah: setiap pemberian imunisasi pada bayianak akan menyebabkan gejala demampanas, namun disarankan ibu tidak panik karena itu
hanya menunjukkan proses kerja vaksin.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian tentang kemampuan dapat dilihat uraiannya sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Kemampuan dalam Pelaksanaan
Program Imunisasi Jawaban
Jumlah Mampu
Kurang mampu
Tidak mampu
n n
n n
1 Bagaimana menurut Saudari kemampuan memberikan suntikan vaksin sesuai SOP?
39 55,7 13 18,6 18 25,7 70 100,0
2 Bagaimana menurut Saudari kemampuan memposisikan anak saat diimunisasi ?
26 37,1 27 38,6 17 24,3 70 100,0
3 Bagaimana menurut Saudari kemampuan menjelaskan
jenis imunisasi yang diberikan ?
39 55,7 10 14,3 21 30,0 70 100,0
4 Bagaimana menurut Saudari kemampuan menjelaskan kapan diberikan imunisasi
kembali ?
24 34,3 24 34,3 22 31,4 70 100,0
5 Bagaimana menurut Saudari kemampuan menjelaskan apa yang harus dilakukan
oleh Ibu bayi setelah bayi diimunisasi ?
38 54,3 14 20,0 18 25,7 70 100,0
Kategori karakteristik individu dalam pelaksanaan program imunisasi diketahui bahwa responden lebih banyak dengan kategori kurang yaitu 31 orang
44,3, seperti pada tabel berikut
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Karakteristik Individu dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli
Selatan
No Kategori Karakteristik Individu dalam
Pelaksanaan Program Imunisasi Jumlah
Persen
1 Baik
23 32.9
2 Sedang
16 22.9
3 Kurang
31 44.3
Jumlah 70
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.4 Karakteristik Organisasi
Variabel karakteristik organisasi dalam penelitian ini meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, supervisi dan sarana kerja.
4.4.1 Sumber Daya
Faktor sumber daya dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi: tanggung jawab, kesesuaian dengan SOP, berpedoman
kepada jumlah cakupan serta modul pelatihan tentang imunisasi. Hasil penelitian tentang sumber daya dalam pelaksanaan program imunisasi di
Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut: a.
Pelaksanaan program imunisasi kurang sesuai dengan tanggung jawab Bidan di Desa dinyatakan sebanyak 38,6 responden. Alasan paling banyak adalah:
dalam program imunisasi bukan hanya bidan desa yang terlibat, tetapi juga tenaga kesehatan lainnya.
b. Pelaksanaan program imunisasi sesuai dengan SOP dinyatakan sebanyak 38,6
responden. Alasan paling banyak: kalau kondisi lingkungantempat pelaksanaan imunisasi, ketersediaan peralatan serta kurangnya dukungan danaanggaran, maka
sulit melaksanakan kegiatan imunisasi sesuai dengan SOP. c.
Pelaksanaan program imunisasi tidak sesuai dengan jumlah cakupan imunisasi di wilayah kerjanya dinyatakan sebanyak 37,1 responden. Alasan paling banyak:
penetapan jumlah cakupan balita lebih sering disesuaikan dengan ketersediaan logistik dan hal ini terkait dengan ketersediaan anggaran untuk program
imunisasi.
Universitas Sumatera Utara
d. Jumlah balita yang di imunisasi di posyandu kurang sesuai dengan data cakupan
yang ditetapkan dinyatakan sebanyak 38,6 responden. Alasan paling banyak: penetapan cakupan balita sendiri seringkali tidak sesuai dengan kenyataan di
lapangan, sehingga pada saat kegiatan imunisasi sering terjadi jumlah sasaran lebih kecil dari yang ditetapkan, serta pada desa lain ada sasaran jauh lebih besar
dari kenyataan yang ada di lapangan. e.
Pelaksanaan program imunisasi sesuai dan tidak sesuai dengan modul pelatihan bagi pelaksana imunisasi dinyatakan sebanyak 34,3 responden. Alasan paling
banyak: dalam modul pelatihan tentang imunisasi diuraikan berdasarkan kondisi umum di seluruh wilayah Indonesia, padahal setiap darah mempunyai
karakteristik masyarakat yang berbeda, sehingga petugas imunisasi harus melakukan upaya tersendiri untuk melakukan kegiatan imunisasi.
Jawaban responden tentang sumberdaya dalam pelaksanaan program imunisasi dapat dilihat uraiannya sebagai berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Daya dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Sumber Daya dalam
Pelaksanaan Program Imunisasi
Jawaban Jumlah
Sesuai Kurang
sesuai Tidak
sesuai
n n
n n
1 Bagaimana menurut Saudari
kesesuaian tanggung jawab Bidan di Desa dengan pelaksanaan
program imunisasi?
19 27,1 27 38,6 24 34,3 70 100.0
2 Bagaimana menurut Saudari
kesesuaian pelaksanaan program imunisasi dengan SOP yang
ditetapkan?
27 38,6 21 30,0 22 31,4 70 100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Lanjutan
3 Bagaimana menurut Saudari
kesesuaian pelaksanaan program imunisasi dengan jumlah cakupan
imunisasi diwilayah kerja ?.
23 28,6 21 30,0 26 37,1 70 100.0
4 Bagaimana menurut Saudari
kesesuaian jumlah balita yang diimunisasi di posyandu dengan
data cakupan yang ditetapkan ?.
24 34,3 27 38,6 19 27,1 70 100.0
5 Bagaimana menurut Saudari
kesesuaian pelaksanaan program imunisasi dengan modul
pelatihan bagi pelaksana
imunisasi ?
24 34,3 22 31,4 24 34,3 70 100.0
4.4.2 Kepemimpinan
Faktor kepemimpinan dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi:
kesempatan yang diberikan oleh Kepala Puskesmas untuk mengikuti pelatihan sebagai pelaksana program imunisasi
, pemberian umpan balik, pemantauan langsung ke desa, memantau keberadaankehadiran Bidan
di Desa, serta mendiskusikan tentang sarana kerja Bidan di Desa. Hasil penelitian tentang kepemimpinan dalam pelaksanaan program imunisasi
di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut: a.
Bidan di desa sebagai pelaksana program imunisasi menyatakan Kepala Puskesmas tidak baik dalam memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan
tentang imunisasi, dinyatakan sebanyak 38,6 responden. Alasan paling banyak adalah: belakangan ini memang jarang ada pelaksanaan pelatihan tentang
imunisasi, kalaupun ada pesertanya sangat terbatas.
Universitas Sumatera Utara
b. Kepala puskesmas tidak baik dalam memberikan umpan balik sesudah
menjalankan pelaksanaan imunisasi, dinyatakan sebanyak 38,6 responden. Alasan paling banyak adalah: kegiatan atau tugas yang diemban kepala
puskesmas untuk seluruh program kesehatan sangat banyak, sehingga kurang
dapat memberikan umpan balik untuk program imunisasi.
c. Kepala puskesmas tidak baik dalam melakukan pemantauan langsung ke desa
dalam pelaksanaan program imunisasi, dinyatakan sebanyak 35,7 responden. Alasan paling banyak adalah: kunjungan kepala puskesmas ke desa biasanya
berkaitan dengan kepentingan atau kegiatan lain, jarang hanya untuk memantau
pelaksanaan program imunisasi.
d. Kepala puskesmas tidak baik dalam memantau keberadaankehadiran Bidan di
Desa, dinyatakan sebanyak 37,1 responden. Alasan paling banyak adalah: kalaupun kepala puskesmas melakukan pemantauan, dilakukan melalui informasi
dari aparat desa.
e. Kepala puskesmas tidak baik dalam memperhatikan dan mendiskusikan tentang
sarana kerja Bidan di Desa ada atau tidaknya dan kondisi untuk mendukung pelaksanaan program imunisasi, dinyatakan sebanyak 37,5 responden. Alasan
paling banyak adalah: diskusi dengan kepala puskesmas biasanya dilakukan pada
saat bidan desa datang ke puskesmas untuk mengambil logistik imunisasi.
Jawaban responden tentang kepemimpinan dapat dilihat uraiannya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemimpinan dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Kepemimpinan dalam Pelaksanaan
Program Imunisasi Jawaban
Jumlah Baik
Cukup baik
Tidak baik
n n
n n
1 Bagaimana menurut Saudari
kesempatan yang diberikan oleh Kepala Puskesmas untuk mengikuti
pelatihan sebagai pelaksana program imunisasi ?
17 24,3 26 37,1 27 38,6 70 100.0 2
Bagaimana menurut Saudari Kepala puskesmas dalam memberikan umpan
balik sebelum dan sesudah menjalankan pelaksanaan imunisasi ?
19 27,1 24 34,3 27 38,6 70 100.0 3
Bagaimana menurut Saudari Kepala Puskesmas dalam melakukan
pemantauan langsung ke desa dalam pelaksanaan program imunisasi ?
22 31,4 23 32,9 25 35,7 70 100.0 4
Bagaimana menurut Saudari Kepala Puskesmas dalam memantau
keberadaankehadiran Bidan di Desa ? 23 32,9 21 30,0 26 37,1 70 100.0
5 Bagaimana menurut Saudari Kepala
Puskesmas dalam memperhatikan dan mendiskusikan tentang sarana kerja
Bidan di Desa ada atau tidaknya dan kondisi untuk mendukung
pelaksanaan program imunisasi ? 22 31,4 22 31,4 25 35,7 70 100.0
4.4.3 Imbalan
Faktor imbalan dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi:
imbalan selain gaji untuk memotivasi meningkatkan cakupan
imunisasi, jadwal pemberian imbalan, jenis dan besar imbalan serta kesesuaian dengan tanggung jawab.
Hasil penelitian tentang imbalan dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Bidan di desa sebagai pelaksana program imunisasi memperoleh imbalan selain
gaji setiap bulan yang tidak sesuai, dinyatakan sebanyak 38,6 responden. Alasan paling banyak adalah: program imunisasi merupakan bagian dari tugas
dan fungsi sebagai bidan di desa sehingga tidak ada imbalan. b.
Sebanyak 38,6 responden menyatakan imbalan yang diterimanya sesuai untuk memotivasi dalam meningkatkan cakupan imunisasi diwilayah kerja. Alasan
paling banyak adalah: peningkatan cakupan imunisasi akan lebih meningkat bila kesejahteraan petugas diperhatikan.
c. Sebanyak 40,0 responden menyatakan jadwal pemberian imbalan yang
diberikan sesuai dengan waktunya perbulan, triwulan, semester. Alasan paling banyak adalah: pemberian imbalan untuk program imunisasi disesuaikan dengan
kondisi keuangan puskesmas secara umum. d.
Sebanyak 41,4 responden menyatakan jenis dan besar imbalan yang diterima tidak sesuai dengan hasil kerja. Alasan paling banyak adalah: imbalan diberikan
kepala puskesmas melalui koordinator imunisasi jumlahnya sama rata untuk semua bidan desa, tanpa dibedakan bidan yang mencapai target mupun yang tidak
mencapai target. e.
Sebanyak 44,3 responden menyatakan imbalan yang diberikan tidak disesuaikan dengan tanggung jawab dan keberadaankehadiran bidan di desa.
Alasan paling banyak adalah: kalau bidan desa sering tidak berada di desa biasanya tidak diberikan imbalan.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban responden tentang imbalan dapat dilihat uraiannya sebagai berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Imbalan dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Imbalan dalam Pelaksanaan Program
Imunisasi Jawaban
Jumlah Sesuai
Kurang sesuai
Tidak sesuai
n n
n n
1 Bagaimana menurut Saudari imbalan selain gaji saudari terima setiap bulan?.
23 32,9 20 28,6 27 38,6 70 100.0 2 Bagaimana menurut Saudari kesesuaian jumlah
imbalan dapat memotivasi untuk meningkatkan cakupan imunisasi diwilayah kerja?.
27 38,6 17 24.3 26 37,1 70 100.0 3 Bagaimana menurut Saudari kesesuaian jadwal
pemberian imbalan? 28 40.0 16 22.9 26 37,1 70 100.0
4 Bagaimana menurut Saudari kesesuaian jenis dan besar imbalan yang diterima dibandingkan
dengan hasil kerja ? 27 38,6 14 20.0 29 41.4 70 100.0
5 Bagaimana menurut Saudari kesesuaian imbalan yang diberikan dengan tanggung jawab dan
keberadaankehadiran bidan di desa? 19 27.1 20 28,6 31 44.3 70 100.0
4.4.4 Supervisi
Faktor supervisi dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi: bimbingan dan pengarahan berkaitan dengan program imunisasi,
membicarakan permasalahan dan memberikan solusi, pertemuan dengan perangkat desa, serta umpan balik hasil supervisi.
Hasil penelitian tentang supervisi dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut:
a. Kepala puskesmaskoordinator imunisasi puskesmas tidak baik dalam melakukan
supervisi kepada bidan desa, dinyatakan sebanyak 40,0 responden. Alasan paling banyak adalah: supervisi khusus tentang program imunisasi tidak ada
Universitas Sumatera Utara
dilakukan, karena supervisi biasanya dilakukan untuk seluruh program puskesmas.
b. Sebanyak 48,6 responden menyatakan kepala puskesmaskoordinator imunisasi
puskesmas tidak baik dalam memberikan bimbingan dan pengarahan berkaitan dengan program imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena program
imunisasi sangat penting untuk peningkatan kesehatan, dan merupakan salah satu program pokok di puskesmas.
c. Sebanyak 44,3 responden menyatakan kepala puskesmaskoordinator imunisasi
puskesmas tidak baik dalam membicarakan permasalahan dan memberikan solusi tentang pelaksanaan program imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena
dalam program imunisasi sangat banyak kendala yang dihadapi bidan desa, misalnya kurangnya kesadaran masyarakat mengimunisasikan bayinya.
d. Sebanyak 51,4 responden menyatakan pertemuan dengan perangkat desa tidak
baik. Alasan paling banyak adalah: karena perangkat desa juga bertanggung jawab dalam meningkatkan cakupan program imunisasi.
e. Sebanyak 44,3 responden menyatakan kepala puskesmaskoordinator imunisasi
puskesmas tidak baik dalam memberikan umpan balik dari hasil supervisi. Alasan paling banyak adalah: setelah dilakukan supervisi biasanya ada tanggapan
dari hal-hal yang disampaikan oleh bidan desa. Jawaban responden tentang supervisi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Supervisi dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Supervisi dalam Pelaksanaan Program
Imunisasi Jawaban
Jumlah Baik
Cukup baik
Tidak baik
n n
n n
1 Bagaimana menurut Saudari supervisi oleh kepala puskesmaskoordinator imunisasi
puskesmas dalam pelaksanaan program imunisasi di desa Saudari ?.
20 28,6 22 31,4 28 40.0 70 100.0 2 Bagaimana menurut Saudari bimbingan dan
pengarahan kepala puskesmaskoordinator imunisasi puskesmas berkaitan dengan
program imunisasi? 20 28,6 16 22.9 34 48,6 70 100.0
3 Bagaimana menurut Saudari kepala puskesmaskoordinator imunisasi puskesmas
membicarakan permasalahan dan memberikan solusi tentang pelaksanaan program imunisasi
diwilayah saudari ? 22 31,4 17 24.3 31 44.3 70 100.0
4 Bagaimana menurut Saudari pertemuan dengan perangkat desa pada saat supervisi
diadakan ?. 13 18,6 21 30.0 36 51.4 70 100.0
5 Bagaimana menurut Saudari umpan balik hasil supervisi pelaksanaan program imunisasi
oleh kepala puskesmaskoordinator imunisasi puskesmas?
13 18,6 18 28,6 39 44.3 70 100.0
4.4.5 Sarana Kerja Faktor sarana kerja dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten
Tapanuli Selatan meliputi: tool kit, posyandu sebagai tempat imunisasi, vaksin dan logistik lainnya, sarana transportasi, tempat menyimpan vaksin.
Hasil penelitian tentang sarana kerja dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut:
a. Tool kit untuk pelaksanaan imunisasi disediakan oleh Puskesmas, dinyatakan
sebanyak 52,9 responden. Alasan paling banyak adalah: peralatan untuk
Universitas Sumatera Utara
program imunisasi disediakan oleh puskesmas pada saat pertama kali bertugas sebagai bidan desa.
b. Posyandu kadang-kadang tersedia sebagai tempat pelaksanaan imunisasi,
dinyatakan sebanyak 72,9 responden. Alasan paling banyak adalah: tempat pelaksanaan imunisasi di desa disesuaikan dengan kondisi dan kesesuaian dengan
penduduk yang menjadi sasaran program imunisasi. c.
Dalam pelaksanaan imunisasi tersedia vaksin yang cukup, obat-obatan dan perlengkapan timbangan, KMS, PMT dan lain-lain, dinyatakan sebanyak 60,0
responden. Alasan paling banyak adalah: biasanya peralatan untuk imunisasi hanya yang dibutuhkan untuk imunisasi seperti vaksin, sedangkan peralatan
lainnya disediakan untuk kegiatan posyandu. d.
Dalam pelaksanaan imunisasi kadang-kadang disediakan sarana transportasi kenderaan roda dua atau uang pengganti transport bagi bidan desa, dinyatakan
sebanyak 50,0 responden. Alasan paling banyak adalah: uang pengganti transport untuk bidan desa biasanya hanya diberikan bika anggaran untuk
imunisasi mencukupi. e.
Dalam pelaksanaan imunisasi kadang-kadang dilengkapi dengan sarana pendingin Termos es untuk menyimpan vaksin, dinyatakan sebanyak 42,9 responden.
Alasan paling banyak adalah: kalau tempat pelaksanaan imunisasi tidak jauh, maka tidak perlu menggunakan tempat penyimpanan vaksin.
Jawaban responden tentang sarana kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Kerja dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Sarana Kerja dalam Pelaksanaan Program
Imunisasi Jawaban
Jumlah Tersedia
Kadang tersedia
Tidak tersedia
n n
n n
1 Bagaimana menurut Saudari ketersediaan sarana tool kit untuk pelaksanaan imunisasi
dari Puskesmas ? 37 52,9 11 15,7 22 31,4 70 100.0
2 Bagaimana menurut Saudari ketersediaan posyandu sebagai tempat pelaksanaan
imunisasi? 10 14,3 51 72.9 9 12,9 70 100.0
3 Bagaimana menurut Saudari ketersediaan vaksin yang cukup, obat-obatan dan
perlengkapan timbangan, KMS, PMT dan lain-lain dalam pelaksanaan imunisasi?
42 60,0 9 12,9 19 27.1 70 100.0 4 Bagaimana menurut Saudari ketersediaan
sarana transportasi kenderaan roda dua atau uang pengganti transport bagi bidan desa
dalam pelaksanaan imunisasi? 8 11,4 35 50.0 27 38.6 70 100.0
5 Bagaimana menurut Saudari ketersediaan sarana pendingin Termos es untuk
menyimpan vaksin dalam pelaksanaan imunisasi?
29 41,4 30 42,9 11 15,7 70 100.0
Berdasarkan kategori karakteristik organisasi dalam pelaksanaan program imunisasi diketahui bahwa responden lebih banyak dengan kategori kurang yaitu 37
orang 52,9.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Karakteristik Organisasi dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten
Tapanuli Selatan
No Kategori Karakteristik Organisasi dalam
Pelaksanaan Program Imunisasi Jumlah
Persen
1 Baik
15 21.4
2 Sedang
18 25.7
3 Kurang
37 52.9
Jumlah 70
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.5 Karakteristik Psikologis
Variabel karakteristik psikologis dalam penelitian ini diukur dari indikator : sikap dan motivasi dengan hasil sebagai berikut:
4.5.1 Sikap
Faktor sikap dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan diukur melalui pertanyaan yang berkaitan dengan imunisasi, jawaban atas
pertanyaan yang diajukan saat membawa anaknya untuk diimunisasi, informasi tentang manfaat imunisasi, penjelasan tentang kapan dan dimana bayi dan balita
mulai diberikan imunisasi, penjelasan tentang akibat tidak diberikan imunisasi sehingga menguatkan untuk memberikan dukungan keputusan untuk
mengimunisasikan anaknya. Hasil penelitian tentang sikap dalam program imunisasi di Kabupaten
Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut: a.
Sebanyak 32,9 responden kurang setuju apabila ibu mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena
sebelumnya telah dilakukan penyuluhan imunisasi yang diberikan kepada bayi.
b. Sebanyak 24,3 responden tidak setuju memberikan jawaban kepada ibu atas
pertanyaan yang diajukan saat membawa anaknya untuk diimunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena pada saat pelaksanaan imunisasi sudah banyak yang
antri maka akan terhambat apabila setiap ibu yang bertanya diberikan penjelasan.
c. Sebanyak 41,4 responden tidak setuju memberikan informasi kepada ibu
tentang manfaat imunisasi pada saat mengimunisasi anaknya. Alasan paling
Universitas Sumatera Utara
banyak adalah: karena penjelasan tentang manfaat imunisasi kepada ibu sudah
diberikan pada saat penyuluhan.
d. Sebanyak 37,1 responden tidak setuju memberikan penjelasan kepada ibu
tentang kapan dan dimana bayi dan balita mulai diberikan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena penjelasan tentang tempat dan jadwal imunisasi
dapat dijelaskan oleh kader posyandu atau kader kesehatan lainnya.
e. Sebanyak 51,4 responden setuju memberikan penjelasan kepada ibu tentang
akibat tidak diberikan imunisasi sehingga menguatkan sang ibu untuk memberikan dukungan keputusan untuk mengimunisasikan anaknya. Alasan
paling banyak adalah: biasanya si ibu akan lebih mau mengimunisasikan
bayianaknya apabila diberikan penjelasan risiko bila tidak di imunisasi.
Jawaban responden tentang sikap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Sikap dalam
Pelaksanaan Program Imunisasi
Jawaban Jumlah
Sangat setuju sekali
Sangat setuju
Setuju Kurang
setuju Tidak
setuju n
n n
n n
n 1 Bagaimana menurut
Saudari apabila sang ibu mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan Imunisasi ?
13 18.6 14 20.0 10 14.3 23 32.9 10 14.3 70 100.
2 Bagaimana menurut Saudari memberikan
jawaban kepada sang Ibu atas pertanyaan
yang diajukan saat membawa anaknya
untuk diimunisasi ? 11 15.7 14 20.0 14 20.0 14 20.0 17 24.3 70
100.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Lanjutan
3 Bagaimana menurut Saudari pemberian
informasi kepada sang Ibu tentang manfaat
imunisasi pada saat Ibu mengimunisasi anak ?
14 20.0 6
8.6 12 17.1 9
12.9 29 41.4 70 100.
4 Bagaimana menurut Saudari memberikan
penjelasan kepada sang Ibu tentang kapan dan
dimana bayi dan balita mulai diberikan
imunisasi ?. 14 20.0 11 15.7 12 17.1 19 27.1 14 20.0 70
100.
5 Bagaimana menurut Saudari memberikan
penjelasan kepada sang Ibu tentang akibat tidak
diberikan imunisasi sehingga menguatkan
sang ibu untuk memberikan dukungan
keputusan untuk mengimunisasikan
anaknya ?
0.0 0.0 36 51.4 31 44.3 3
4.3 70 100.
4.5.2 Motivasi
Faktor motivasi dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi: tanggung jawab, menambah wawasan pengetahuan, upaya
imunisasi rutin bagi ibu dan bayi, upaya kunjungan ke rumah-rumah, bekerjasama dengan kader, tokoh masyarakat, PKK dan tokoh agama.
Hasil penelitian tentang sikap dalam program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut:
a. Sebanyak 44,3 responden menyatakan baik tanggung jawabnya sebagai
pelaksana imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena bidan desa merupakan
Universitas Sumatera Utara
petugas kesehatan yang melaksanakan program kesehatan di desa tempat tugasnya termasuk program imunisasi.
b. Sebanyak 52,9 responden menyatakan baik dalam menambah wawasan
pengetahuan untuk menunjang pelaksanaan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena bidan desa dapat mengembangkan kemampuannya dalam program
kesehatan, khususnya program imunisasi.
c. Sebanyak 57,1 responden menyatakan baik dalam mengupayakan pelaksanaan
imunisasi rutin bagi ibu dan bayi. Alasan paling banyak adalah: karena dengan
pelaksanaan program imunisasi dapat menunjang kinerja bidan desa.
d. Sebanyak 41,4 responden menyatakan baik dalam mengupayakan kunjungan ke
rumah-rumah untuk mendukung pelaksanaan program imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
program imunisasi bahwa bagi bayi yang tidak datang ke posyandu atau tempat
imunisasi diupayakan dengan kunjungan rumah.
e. Sebanyak 58,6 responden menyatakan baik dalam bekerjasama dengan kader,
tokoh masyarakat, PKK dan tokoh agama agar berpartisipasi memberi dukungan menguatkan keputusan dalam pelaksanaan pemberian imunisasi. Alasan paling
banyak adalah: karena keberhasilan program imunisasi sangat membutuhkan
dukungan dari seluruh pihak.
Jawaban responden tentang motivasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No
Motivasi dalam Pelaksanaan Program Imunisasi
Jawaban Jumlah
Baik Cukup
baik Tidak
baik n
n n
n
1 Bagaimana menurut Saudari pelaksanaan imunisasi yang merupakan bagian dari
tanggung jawab sebagai Bidan Desa ? 31 44.3 19 27.1 20 28.6 70 100.0
2 Bagaimana menurut Saudari upaya menambah wawasan pengetahuan untuk menunjang
pelaksanaan imunisasi ? 37 52.9 22 31.4 11 15.7 70 100.0
3 Bagaimana menurut Saudari upaya pelaksanaan imunisasi rutin bagi ibu dan
bayi? 40 57.1 19 27.1 11 15.7 70 100.0
4 Bagaimana menurut Saudari upaya kunjungan ke rumah-rumah untuk mendukung
pelaksanaan program imunisasi ? 36 41.4 16 22.9 18 28.6 70 100.0
5 Bagaimana menurut Saudari kerjasama dengan kader, tokoh masyarakat, PKK dan
tokoh agama agar berpartisipasi memberi dukungan menguatkan keputusan dalam
pelaksanaan pemberian imunisasi ? 41 58.6 15 21.4 14 20.0 70 100.0
Berdasarkan kategori karakteristik psikologis dalam pelaksanaan program
imunisasi diketahui bahwa responden lebih banyak pada kategori kurang yaitu 48 orang 68,6.
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Karakteristik Psikologis dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten
Tapanuli Selatan
No Kategori Karakteristik Psikologis dalam
Pelaksanaan Program Imunisasi Jumlah
Persen
1 Baik
2 2.9
2 Sedang
29 28.6
3 Kurang
48 68.6
Jumlah 70
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.6 Kinerja dalam Pelaksanaan Program Imunisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan koordinator dan koordinator imunisasi Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Selatan tentang pelaksanaan program
imunisasi, meliputi: persiapan, inventarisasi sasaran, koordinasi tentang vaksin yang dipersiapkan sesuai SOP, memeriksa peralatan rantai vaksin, mempersiapakan Auto
Disable Syringe ADS, membawa alat dan bahan untuk pelayanan imunisasi ke tempat pelayanan imunisasi menggunakan safety box, menginformasikan kepada
masyarakat sasaran, melaksanakan pendataan wilayah, menyusun laporan serta melakukan koordinasi dengan koordinator imunisasi, serta menggerakkan dan
membina peran serta masyarakat. Hasil penelitian tentang kinerja bidan desa dalam program imunisasi di
Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat sebagai berikut: a.
Sebanyak 51,4 responden menyatakan selalu melakukan persiapan lebih dahulu setiap kali ada jadwal pelayanan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena
program imunisasi melibatkan petugas kesehatan dan masyarakat. b.
Sebanyak 42,9 responden menyatakan selalu melakukan inventarisasi sasaran setiap kali ada jadwal pelayanan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena
jumlah sasaran menentukan jumlah vaksin dan peralatan yang akan digunakan.
c. Sebanyak 51,4 responden menyatakan selalu melakukan koordinasi tentang
vaksin yang dipersiapkan sesuai SOP. Alasan paling banyak adalah: karena
dengan koordinasi tentang vaksin dapat mendukung pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Sebanyak 54,3 responden menyatakan selalu memeriksa peralatan rantai vaksin
yang akan digunakan sesuai SOP dalam program imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
program imunisasi bahwa rantai vaksin menentukan kualitas vaksin.
e. Sebanyak 48,6 responden menyatakan selalu mempersiapakan Auto Disable
Syringe ADS sesuai kebutuhan setiap kali ada jadwal pelayanan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena keberhasilan kegiatan imunisasi sangat
ditentukan peralatan yang digunakan.
f. Sebanyak 37,1 responden menyatakan selalu membawa alat dan bahan untuk
pelayanan imunisasi ke tempat pelayanan imunisasi menggunakan safety box. Alasan paling banyak adalah: karena kerusakan vaksin dan peralatan imunisasi
akan menganggu kegiatan imunisasi.
g. Sebanyak
50,0 responden menyatakan selalu menghubungi dan
menginformasikan kepada masyarakat sasaran di lokasi yang akan dilakukan pelayanan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena masyarakat juga harus
mempersiapkan anak atau bayi yang akan diimunisasi.
h. Sebanyak 48,6 responden menyatakan selalu melaksanakan pendataan wilayah
kegiatan sesuai dengan SOP pelayanan imunisasi. Alasan paling banyak adalah:
karena jumlah sasaran kegiatan imunisasi selalu berubah.
i. Sebanyak 44,3 responden menyatakan selalu menyusun laporan serta
berkoordinasi untuk kelancaran pelayanan imunisasi. Alasan paling banyak
adalah: karena kegiatan imunisasi secara administrasi harus dilaporkan.
Universitas Sumatera Utara
j. Sebanyak 41,4 responden menyatakan selalu menggerakkan dan membina
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. untuk kelancaran pelayanan imunisasi. Alasan paling banyak adalah: karena keberhasilan program imunisasi
sangat membutuhkan peran serta masyarakat.
Jawaban responden tentang kinerja bidan desa dalam pelaksanaan program imunisasi seperti pada uraian berikut
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja dalam Pelaksanaan Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Kinerja dalam Pelaksanaan Program
Imunisasi Jawaban
Jumlah Selalu
Kadang -kadang
Tidak pernah
n n
n n
1 Apakah Bidan Desa selalu melakukan persiapan lebih dahulu setiap kali ada jadwal
pelayanan imunisasi ? 36 51.4 17 24.3 17 24.3 70 100.0
2 Apakah Bidan Desa selalu melakukan inventarisasi sasaran setiap kali ada jadwal
pelayanan imunisasi ? 30 42.8 20 28.6 20 28.6 70 100.0
3 Apakah Bidan Desa selalu melakukan koordinasi tentang vaksin yang dipersiapkan
sesuai SOP yang ada setiap kali ada jadwal pelayanan imunisasi ?
36 51.4 14 20.0 20 28.6 70 100.0 4 Apakah Bidan Desa selalu memeriksa
peralatan rantai vaksin yang akan digunakan sesuai SOP dalam program imunisasi ?
38 54.4 14 20.0 20 28.6 70 100.0 5 Apakah Bidan Desa selalu mempersiapakan
Auto Disable Syringe ADS sesuai kebutuhan setiap pelayanan imunisasi ?.
34 48.6 16 22.9 14 20.0 70 100.0 6 Apakah Bidan Desa selalu membawa alat dan
bahan untuk pelayanan imunisasi ke tempat pelayanan imunisasi menggunakan safety
box? 26 37.1 18 25.7 26 37.1 70 100.0
7 Apakah Bidan Desa selalu menghubungi dan menginformasikan kepada masyarakat
sasaran di lokasi yang akan dilakukan pelayanan imunisasi ?
35 50.0 16 22.9 19 27.1 70 100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Lanjutan
8 Apakah Bidan Desa selalu melaksanakan pendataan wilayah kegiatan untuk mendukung
pemberian imunisasi tepat sasaran sesuai dengan SOP pelayanan imunisasi ?
34 48.6 20 28.6 16 22.9 70 100.0 9 Apakah Bidan Desa selalu melakukan
kegiatan dan menyusun laporan serta melakukan koordinasi dengan koordinator
imunisasi maupun petugas lainnya kader kesehatan untuk kelancaran pelayanan
imunisasi ? 31 44.3 18 25.7 21 30.0 70 100.0
10 Apakah Bidan Desa selalu menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan. untuk kelancaran pelayanan imunisasi ?
29 41.4 20 28.6 21 30.0 70 100.0
Berdasarkan kategori kinerja dalam pelaksanaan program imunisasi bahwa responden lebih banyak pada kategori baik dan kurang yaitu masing-masing 29
orang 41,4.
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kinerja dalam Program Imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan
No Kategori Kinerja dalam Program Imunisasi Jumlah
Persen
1 Baik
29 41.4
2 Sedang
12 17.2
3 Kurang
29 41.4
Jumlah 70
100.0
4.7 Analisis Bivariat