kelompok dasa wisma di bidang kesehatan, 6 Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat, 7 Melakukan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada puskesmas kecuali dalam keadaan darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya, 8 Mendeteksi secara dini adanya efek samping
dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit dan berusaha mengatasi sesuai dengan kemampuan Depkes RI, 2002.
2.7.4 Fungsi Bidan Desa dalam Program Imunisasi
Menurut Depkes RI 2009a tahap–tahap pelaksanaan program imunisasi
dasar yang harus dilakukan bidan desa di wilayah kerjanya sebagai berikut :
a. Persiapan
Persiapan bidan desa dalam rangka pelaksanaan program imunisasi dasar adalah : a sosialisasi pentingnya imunisasi dasar, b penyuluhan langsung tentang
imunisasi dasar kepada semua ibu yang mempunyai bayi, c penyuluhan lewat media seperti pemasangan spanduk dan poster di posyandu.
b. Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu unsur yang penting dalam pengelolaan program imunisasi. Pada dasarnya perencanaan program imunisasi meliputi :
1 Menentukan target cakupan, yaitu menetapkan berapa besar cakupan imunisasi yang akan dicapai pada tahun yang direncanakan untuk mengetahui kebutuhan
vaksin yang sebenarnya 2 Menghitung jumlah sasaran. Pada program imunisasi menentukan jumlah sasaran
merupakan suatu unsur yang paling penting. Menghitung jumlah sasaran bayi
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan besarnya angka persentasi kelahiran bayi dari jumlah penduduk masing-masing wilayah atau dapat berdasarkan besarnya jumlah sasaran bayi
tahun lalu yang diproyeksikan untuk tahun ini. 3 Lokasi pelayanan. Lokasi pelayanan imunisasi dilakukan disemua komponen
pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah. Pelayanan bisa melalui kunjungan rumah oleh bidan di desa.
4 Menghitung kebutuhan logistik. Setelah menghitung jumlah sasaran imunisasi, menentukan target cakupan maka data-data tersebut digunakan untuk menghitung
kebutuhan vaksin.
c. Prosedur Pelaksanaan Imunisasi
Setiap jenis imunisasi mempunyai ketentuan dalam hal dosis serta cara pemberian. Menurut Depkes RI 2009b tentang imunisasi dasar bagi pelaksana
imunisasi dijelaskan prosedur pemberian dosis imunisasi sebagai berikut:
Tabel 3.1. Prosedur Pemberian Imunisasi Jenis Imunisasi
Dosis Cara Pemberian
BCG 0,05 cc
Suntikan intra kutan tepatnya di Insertio m. deltoideus kanan
DPT 0,05 cc
Suntikan intra muskulersubkutan dalam Polio
2 tetes Meneteskan ke mulut
Campak 0,05 cc
Suntikan subkutan biasanya di lengan kiri bagian atas
Hepatitis B 0,05 cc
Suntikan intramuskuler pada paha bagian luar
Universitas Sumatera Utara
Program imunisasi dituntut untuk melaksanakan ketentuan program secara efektif dan efisien. Agar dapat mencapai tujuan dan target program imunisasi, maka
diidentifikasi strategi pelayanan sebagai berikut : memberikan akses pelayanan kepada masyarakat dan swasta, membangun kemitraan dan jejaring kerja, menjamin
ketersediaan dan cakupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat suntik, menerapkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat PWS untuk menentukan prioritas kegiatan
serta tindakan perbaikan, pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesionalterlatih, pelaksanaan sesuai standar, memanfaatkan perkembangan
metode dan teknologi yang lebih efektif, berkualitas dan efisien, meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan.
d. Indikator Penilaian Program Imunisasi