sesorang menjadi insomnia, anti depressan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk
tidur, golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,
karena adanya triftopan yang merupakan asam amino dari protein yangg dicerna. Demikian juga sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang juga dapat
mempengaruhi proses tidur bahkan terkadang sulit tidur. 6.
Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang juga dapat
mempercepat terjadinya proses tidur. 7.
Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menyebabkan gangguan proses tidur.
2.3.3 Fungsi Tidur
1. Tidur bisa memulihkan fungsi fisiologis dan psikologis.
2. Tidur yang lelap dapat bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung.
3. Tidur untuk memperbaiki proses biologis secara rutin
• Selama NREM tahap 4, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk meningkatkan perbaikan dan pertumbuhan sel.
• Tidur NREM menjadi sangat penting khususnya pada anak-anak yang lebih banyak mengalami tidur tahap 4.
4. Tidur memiliki peran untuk mengurangi kelelahan
• Tubuh menyimpan energi selama tidur • Otot skelet berelaksasi secara progresif dan tidak adanya kontraksi otot,
menyimpan energi kimia untuk proses seluler.
Universitas Sumatera Utara
• Penurunan laju metabolik basal lebih jauh menyimpan persediaan energi tubuh.
5. Tidur untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan memori dan
pembelajaran • Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral,
peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu penyimpanan memori
dan pembelajaran. Selama tidur, otak akan menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas pada hari tersebut.
2.3.4 Hubungan Tidur Malam Terhadap Status Gizi Anak Usia Sekolah Dasar Usia 7-12 Tahun
Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya menyatakan ada hubungan antara tidur yang cukup terhadap berat badan anak. Jumlah waktu tidur yang tidak
cukup pada anak usia sekolah 9.5 sampai 10 jam pada malam hari dapat meningkatkan resiko kegemukan. Mekanisme fisiologisnya jumlah waktu tidur
yang tidak cukup pada malam hari pada anak dapat menyebabkan perubahan siklus kadar ghrelin dan leptin yang berperan pada pengaturan nafsu makan
Lumeng et al, 2007. Rasa lapar dan rasa kenyang diatur di bagian otak yaitu hipotalamus.
Leptin dan ghrelin merupakan suatu hormon yang secara signifikan dapat menyebabkan pengaturan berat badan. Hormon leptin adalah salah satu hormon
penting yang berperan dalam pembentukan berat badan setelah makan. Leptin bekerja di arcuate nucleus untuk menekan nafsu makan dan meningkatkan
metabolic rate dengan menghambat NPY Neuropeptida Y dan menstimulasi melanocortin. Pada orang gemuk yang memiliki simpanan lemak yang besar lebih
banyak produksi leptinnya daripada orang yang kurus. Kadar leptin di dalam darah yang tinggi pada orang yang memiliki simpanan lemak yang tinggi
menginformasikan ke otak untuk mengurangi nafsu makan yang mana ditandai dengan pengurangan asupan makanan. Kadar leptin di dalam darah yang rendah
Universitas Sumatera Utara
pada orang yang memiliki simpanan lemak sedikit menginformasikan ke otak untuk meningkatkan nafsu makan. Selain berperan dalam mengendalikan asupan
energi nafsu makan, leptin juga berperan dalam mengendalikan pengeluaran energi. Peningkatan leptin akan meningkatkan aktivitas fisik, pembentukan panas,
dan pengeluaran energi. Hormon ghrelin dilepaskan oleh mukosa lambung ketika hormon leptin diproduksi di sel lemak. Ghrelin bekerja di hipotalamus untuk
meningkatkan asupan makan dengan menstimulasi NPY neuron Robbins, 2007. Terdapat hubungan antara hormon melatonin dan hormon leptin.
Melatonin merupakan hormon yang diproduksi pada malam hari saat tidur, sehingga bila produksi melatonin maka akan mempengaruhi produksi leptin.
Pelepasan leptin bisa menurunkan nafsu makan yang mana diatur oleh circadian pacemaker yang sebaiknya ditingkatkan pada saat tidur. Ritme sirkadian endogen
siklus bangun-tidur mempengaruhi sirkulasi leptin, glukosa, dan kadar insulin. Penurunan jumlah waktu tidur pada malam hari dapat menurunkan sekresi leptin
dan meningkatkan sekresi ghrelin selama 24 jam. Jumlah waktu tidur yang singkat ditunjukkan dengan perubahan metabolisme karbohidrat dan gangguan
glucose intolerance yang bisa mempengaruhi berat badan anak. Sedangkan jumlah tidur yang lama dihubungkan dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan
oleh anak sehingga memiliki resiko yang lebih sedikit untuk overweight. Penurunan kuantitas dan kualitas tidur dapat juga menyebabkan peningkatan
agresi, gangguan tingkah laku, gangguan fungsi memory, dan prestasi akademik yang buruk pada anak dan dewasa muda Lumeng et al, 2007.
2.4 Waktu Menonton Televisi