tanda vital menurun tapi tetap teratur, tahap berakhir dalam 15-30 menit. • Tahap 4 : merupakan tahap tidur terdalam , sangat sulit membangunkan orang
yang sedang tidur pada tahap ini , tanda-tanda vital menurun, tahap berakhir kurang lebih 15-30 menit.
Pola tidur rutin pada orang normal dimulai dengan periode sebelum tidur yaitu periode mengantuk. Periode ini berkembang selama kurang lebih 10-30 menit.
Ketika seseorang tertidur, biasanya akan melewati 4-6 siklus tidur penuh. Tiap siklus terdiri dari 1 periode tidur REM Rapid Aye Movement dan 4 tahap tidur
NREM. 50 waktu tidur bayi berada dalam keadaan REM, dengan interval NREM selama 50 sampai 60 menit diantara fase aktif. Sedangkan pada anak dan
orang dewasa, hanya 20 dari waktu tidurnya terdiri atas tidur REM yang diselingi oleh interval 90 sampai 100 menit tidur tenang atau NREM Rudolph,
2006. Apabila seseorang mengalami periode REM yang kurang, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang
dapat mengendalikan emosinya, nafsu makan bertambah dan nafsu birahinya juga akan lebih besar. Sedangkan jika NREM yang kurang, keadaan fisik menjadi
kurang gesit. Dengan adanya tidur, maka manusia dapat memelihara kesegarannya, kebutuhan, dan metabolisme seluruh tubuhnya sepanjang masa
Mardjono, 2009.
2.3.1 Kebutuhan Tidur Menurut Usia
Neonatus tidur selama sekitar 18 jam sehari, dengan waktu tidur yang terdistribusi antara sepanjang siang dan malam hari. Namun, pola tidur-bangun
yang cepat akan menyesuaikan diri dengan siklus siang-malam karena adanya irama sirkadian inheren dan jadwal pengasuhan oleh orangtua. Antara usia 6 dan
15 bulan, sebagian besar anak tidur sekitar 10 sampai 12 jam pada malam hari dan dua kali tidur siang, masing-masing berlangsung lebih dari 1 jam yaitu pada pagi
hari dan siang hari. Setelah usia 15 bulan, anak biasanya tidur siang sekali sehari dan pada usia 4 tahun berhenti tidur siang sama sekali. Walaupun terdapat
perbedaan individual yang signifikan, tetapi anak berusia 5 tahun memerlukan
Universitas Sumatera Utara
sekitar 11 jam tidur malam hari, dan anak usia 10 tahun memerlukan tidur malam sekitar 9.5 jam sampai 10 jam. Sebagian besar remaja memerlukan tidur 8 sampai
9 jam setiap malam, sedangkan pada usia dewasa memiliki waktu tidur malam hari rata-rata 6-8.5 jam perhari Rudolph, 2006.
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur
Menurut Alimul 2006, kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk
tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur tersebut adalah :
1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya : penyakit yang disebabkan
oleh infeksi infeksi limfa akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan
pasien kurang tidur bahkan sampai tidak bisa tidur. 2.
Latihan dan kelelahan Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak
tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal ini terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai
kelelahan. Maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap gelombang lambat NREM diperpendek.
3. Stress psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut dapat terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah
psikologis mengalami kegelisahan saat tidur. 4.
Obat Obat juga dapat mempengaruhi proses tidur, beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur, beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah : obat diuretik bisa menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
sesorang menjadi insomnia, anti depressan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk
tidur, golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,
karena adanya triftopan yang merupakan asam amino dari protein yangg dicerna. Demikian juga sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang juga dapat
mempengaruhi proses tidur bahkan terkadang sulit tidur. 6.
Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang juga dapat
mempercepat terjadinya proses tidur. 7.
Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menyebabkan gangguan proses tidur.
2.3.3 Fungsi Tidur