9. Faktor genetik
Menurut Whitney dkk, 1990 dan Hegarthy 1996 genetik memegang peranan penting dalam mempengaruhi berat dan komposisi tubuh seseorang.
2.5.2 Cara Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan cara yang dilakukan untuk menilai status gizi seseorang. Pada anak, untuk mengetahui pertumbuhannya secara praktis bisa
dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan anak secara teratur. Cara penilaian status gizi dapat ditentukan dengan cara penilaian langsung, meliputi :
antropometri, biokimia, klinis dan biofisik atau secara tidak langsung meliputi survey konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi Yuniastuti, 2008.
Penilaian status gizi Yuniastuti, 2008 1.
Analisis diet Untuk menilai kualitatif dan kuantitatif makanan dengan metode
wawancara atau pencatatan makanan sehari-hari. Dari analisis diet dapat diketahui masalah-masalah yang timbul seperti kesulitan makan, kebiasaan
makan, alergi makanan. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Metode pengumpulan data yang dapat
digunakan adalah metode recall 24 jam, food records, dan weighting method. Secara kualitatif akan diketahui frekuensi makan maupun cara
memperoleh pangan. Metode pengumpulan data yang dapat digunakan adalah food frequency questionaire dan dietary history.
2. Pemeriksaan klinis
a. Gizi kurang : Kelainan fisik tidak jelas, anak hanya tampak kurus
b. Gizi buruk : Marasmus, Kwashiorkor
Marasmus : Anak tampak sangat kurus, wajah seperti orangtua, cengeng, perut umumnya cekung, dan kulit keriput seperti baggy pants pakai celana
longgar.
Universitas Sumatera Utara
Kwashiorkor : Anak tampak edema, wajah nampak membulat, pandangan mata sayu, rambut tipis serta kemerahan seperti warna rambut jagung,
pembesaran hati, otot mengecil, dan perubahan status mental.
3. Antropometri
Antropometri adalah pengukuran berbagai dimensi fisik tubuh manusia pada berbagai usia. Pengukuran antropometri terdiri atas dua dimensi, yaitu
pengukuran pertumbuhan dan komposisi tubuh. Di Indonesia pengukuran antropometri banyak digunakan dalam kegiatan program maupun dalam
penelitian salah satu adalah berat badan menurut tinggi badan BBTB. Secara umum pengukuran antropometri memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Penggunaannya sederhana, aman, dan tidak mencederai, dan dapat
untuk ukuran sampel yang besar. 2.
Peralatan yang digunakan tidak mahal, portable, tahan lama, dan dapat dibuat atau dibeli secara lokal.
3. Dapat dilakukan oleh petugas yang relatif tidak ahli sehingga petugas
lapangan yang dilatih dengan baik dapat melaksanakan dengan teliti. 4.
Dapat diperoleh informasi tentang riwayat gizi masa lampau, sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan cara lain.
5. Dapat digunakan untuk melakukan pemantauan status gizi dari waktu
ke waktu, atau dari satu generasi ke generasi ke generasi berikutnya. 6.
Dapat digunakan untuk melakukan screening test dalam rangka mengidentifikasi individu yang beresiko terhadap malnutrisi.
Pengukuran antropometri juga memiliki kelemahan, antara lain : 1.
Kurang sensitif apabila dibandingkan dengan cara lain. 2.
Dapat mendeteksi gangguan status gizi yang terjadi dalam periode waktu singkat, tetapi tidak dapat mengidentifikasi defisiensi zat gizi
khusus.
Universitas Sumatera Utara
3. Tidak dapat membedakan gangguan pertumbuhan atau komposisi
tubuh yang disebabkan oleh defisiensi tertentu misanya Zn dengan defisiensi yang disebabkan oleh gangguan intake energi dan protein.
4. Faktor-faktor non gizi penyakit genetik dapat mengurangi spesifisitas
dan sensitivitas pengukuran antropometri, tetapi efek ini dapat dihilangkan atau dipertimbangkan melalui desain percobaan dan
sampling yang lebih baik. Dalam penilaian status gizi melalui pengukuran antropometri bisa juga
menggunakan persen untuk menilai status gizi kurang, baik, atau lebih. Kategori status gizi berdasarkan antropometri :
a. Berat badan
BBU dibandingkan pada buku yang diacu , dalam : Interpretasi :
• 80-120 : gizi baik
• 60-80 : gizi kurang tanpa edema, buruk ada edema
• 60 : gizi buruk
b. Tinggi badan
Evaluasi TB memerlukan data : umur, seks, standar baku yang diacu, TB diplot pada kurva TB dinyatakan dalam :
Interpretasi : • sentil 5
: defisiensi berat • sentil 5-10
: defisiensi nutrisigenetik
Penentuan status gizi bisa ditentukan menngunakan Eid Index yaitu perbandingan berat badan aktual dengan berat badan ideal dalam persen. Berat
badan ideal dapat diketahui dengan bantuan grafik CDC – NCHS 2000 sesuai jenis kelamin dan usia anak yaitu dengan memproyeksikan hasil pengukuran
tinggi badan ke kurva persentil 50 tinggi badan, lalu ke kurva persentil 50 berat badan. BB menurut TB BBTB : lebih akurat mencerminkan proporsi tubuh CD
Universitas Sumatera Utara
BBTB = BB terukur saat itu dibagi BB baku dari pengukuran TB saat itu x100
Interpretasi : • 70
: malnutrisi berat • 70-80
: malnutrisi sedang • 80-90
: malnutrisi ringan • 90-110
: normal • 110-120 : overweight
• 120 : obesitas
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
m
3.2 Variabel dan definisi operasional
• Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal terakhir ayah maupun ibu yang pernah diikuti dan diselesaikan sampai memperoleh
ijazah. Cara ukur
: wawancara Alat ukur
: kuesioner Skala pengukuran : ordinal
Kategori : pendidikan dasar : SD – SMP
pendidikan lanjut : SMA - Perguruan Tinggi • Pekerjaan orang tua adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari ayah
maupun ibu Cara ukur
: wawancara Alat ukur
: kuesioner Skala pengukuran : ordinal
Makan malam bersama keluarga
Tidur malam
Kuantitas menonton televisi
Status gizi anak usia 7-12 tahun
• Gizi Kurang • Gizi Normal
• Gizi Lebih
Universitas Sumatera Utara