Batasan Lansia Masalah yang terjadi pada lansia

jasa. c. Lansia tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua.tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran. Nugroho, 2008. Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dirimengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Bandiyah, 2009

2.3.2 Batasan Lansia

Menurut dokumen Pelembagaan lansia dalam kehidupan bangsa yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam rangka perencanaan hari lansia nasional tanggal 29 Mei oleh Presiden RI, batas umur lansia adalah 60 tahun atau lebih Setiabudhi, 1999, dan menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia bagi petugas kesehatan yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 1999, umur dibagi lansia 3 yaitu: a. Usia pra senilis atau virilitas adalah seseorang yang berusia 45-49 tahun Universitas Sumatera Utara b. Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih c. Usia lanjut resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau dengan masalah kesehatan.

2.3.3 Proses Menua

Menurut Constantinides 1994 dalam Nugroho 2000 mengatakan bahwa proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara berlahan - lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap indvidu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Karakteristik proses penuaan menurut Crisofalo 1990 dalam Setiabudhi 1999. ada beberapa karakteristik tentang proses penuaan pada manusia dan hewan yang menyusui yaitu: 1 Peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia 2 Terjadinya perubahan kimiawi dalam sel jaringan tubuh yang mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak dan lipofuscin yang dikenal dengan age pigmen, serta perubahan diserat kolagen yang dikenal dengan cross-lin 3 Terjadinya perubahan yang progresif dan merusak Universitas Sumatera Utara 4 Menurunnya kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di lingkungan 5 Meningkatnya kerentaan terhadap berbagai penyakit tertentu Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penuaan adalah proses yang secara berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam tubuh yang berakibat dengan kematian. Menurut teori biologis penuaan terbagi menjadi dua tipe yaitu teori instrinsik yang menjelaskan perubahan berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dari dalam sel sendiri dan teori ekstrintik yang menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.

2.3.3.4 . Perubahan yang terjadi pada lansia

Suatu proses yang tidak dapat dihindari yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis. Pada jaringan tubuh dan akhirnya mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan Depkes RI, 1998. Menurut Setiabudhi 1999 perubahan yang terjadi pada lansia yaitu: a. Perubahan dari aspek biologis Perubahan yang terjadi pada sel seseorang menjadi lansia yaitu adanya perubahan genetika yang mengakibatkan terganggunya metabolisme protein, gangguan metabolisme Nucleic Acid dan deoxyribonucleic DNA, terjadinya ikatan DNA dengan protein stabil yang mengakibatkan gangguan genetika, gangguan kegiatan enzim dan sistem pembuatan enzim, menurunnya proporsi Universitas Sumatera Utara protein di otak, otot, ginjal darah dan hati, terjadinya pengurangan parenchim serta adanya penambahan lipofuscin. 1 Perubahan regenerasi sel pada lansia yang terjadi di sel otak dan syaraf berupa jumlah sel menurun dan fungsi digantikan sel yang tersisa, terganggunya makanisme perbaikan sel, control inti sel terhadap sitoplasma menurun, terjadinya perubahan jumlah dan struktur mitokondria, degenerasi lisosom yang mengakibatkan hoidrolisa sel, berkurangnya butir Nissil, penggumpalan kromatin, dan penambahan lipofiscin, terjadi vakuolisasi protoplasma. 2 Perubahan yang terjadi di otak lansia adalah otak menjadi trofi yang beratnya berkurang 5 sampai 10 yang ukurannya kecil terutama di bagian prasagital, frontal dan parietal, jumlah neuron berkurang dan tidak dapat diganti dengan yang baru, terjadi pengurangan neurotransmiter, terbentuknya struktur abnormal di otak dan akumulasi pigmen organik mineral lipofuscin, amyloid, plaque, neurofibrillary tangle, adanya perubaan biologis lainnya yang mempengaruhi otak seperti gangguan indera telinga, mata, gangguan kardiovaskuler, gangguan kelenjar thyroid, dan kartikosteroid. 3 Perubahan jaringan yaitu terjadinya penurunan sitoplasma protein, peningkatan metaplastic protein seperti kolagen dan elastin. b. Perubahan Fisiologis Menurut Arisman 2004 dan Nugroho 2000 perubahan fisiologis akibat penuaan terkait status nurtisi gizi, meliputi: Universitas Sumatera Utara 1 Perubahan sistem gastrointestinal menurut Arisman 2004 yaitu: a Rongga mulut : Tanggalnya gigi, dan ketidak bersihan mulut yang menyebabkan gigi, dan gusi kerap terinfeksi, serta sekresi air ludah berkurang, yang mengakibatkan pengeringan rongga mulut, dan berkemungkinan menurunkan cita rasa. b Esofagus : Gangguan menelan akibat gangguan neuromuscular, seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot menebal c Lambung : Lapisan lambung menipis, sekresi HCL dan pepsin berkurang akibatnya penyerapan vitamin B12 dan zat besi menurun. d Usus : Berat total usus halus berkurang, peristaltic melemah, penyerapan kalsium dan zat besi menurun. Tabel.1 Perubahan Fisiologis Pada Lansia NO Sistem Tubuh Temuan Normal 1 Integumen Kulit kehilangan kelenturan dan kelembapannya pada masa lansia. Lapisan epitel menipis dan serat kolagen elastis menyusut dan menjadi kaku. 2 Kardiovaskular Penurunan kekuatan kontraktil moikardium menyebabkan penurunan curah jantung. Penurunan ini signifikan jika lansia mengalami stress karena ansietas,kegembiraan, penyakit atau aktifitas berat 3 Gastrointestinal dan abdomen Penuaan menyebabkan peningkatan jumlah jaringan lemak pada tubuh dan abdomen akibat terjadinya peningkatan ukuran abdomen 4 Reproduksi Perubahan pada struktur dn fungsi reproduksi terjadi sebagai Universitas Sumatera Utara akibat perubahan hormonal 5 Perkemihan Hipertropi kelenjar prostate dapat teradi pada pria lansia. Hipertropi ini memperbesar kelenjar dan tekanan terletak pada leher kandung kemih akibatnya infeksi traktus urinarius, sering berkemih inkotinensia, dan terjadi retensi urin. 6 Musculoskeletal Lansia yang berolah raga secara teratur tidak kehilangan masa atau tonus otot dan tulang sebanyak lansia yang tidak aktif, serat otot berkurang sebanding penurunan masa otot, c. Perubahan Psikologis Perubahan psikologis pada lansia sejalan dengan perubahan secara fisiologis. Masalah psikologis ini pertama kali mengenai sikap lansia terhadap kemunduran fisiknya disengagement theory yang berarti adanya penarikan diri dari masyarakat dan dari diri pribadinya satu sama lain. Lansia dianggap terlalu lamban dengan daya reaksi yang lambat, kesigapan dan kecepatan bertindak dan berfikir menurun Darmojo, 1999. Daya ingat memory lansia memang banyak menurun dari lupa sampai pikiran dan demensia. Pada umumnya lansia masih ingat pada peristiwa-peristiwa yang telah lama terjadi, tetapi lupa dengan kejadian yang baru Darmojo, 1999.

2.3.5 Masalah yang terjadi pada lansia

a. Permasalah Umum Setiabudhi 1999 menegaskan kembali bahwa permasalahan secara Universitas Sumatera Utara umum lansia sebagai berikut 1. Besarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya persentase kenaikan lansia memerlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatannya. 2. Jumlah lansia miskin semakin banyak 3. Nilai kekerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik 4. Rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional yang melayani usia lanjut 5. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia 6. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan polusi pada kehidupan dan penghidupan lansia. b. Permasalahan Khusus Menurut Setiabudhi 1999 permasalahan khusus pada lansia terbagi 2 aspek yaitu: 1 Permasalahan dari Aspek Fisiologis Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan sosial, ekonomis dan medik. perubahan tersebut akan terlihat dalam jaringan dan organ tubuh seperti kulit menjadi kering dan berkeriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh, pendengaran berkurang, indra perasa menurun, daya penciuman berkurang, tinggi badan menyusut karena proses osteoporosis yang berakibat badan menjadi bungkuk, tulang keropos, massanya dan kekuatannya berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru - paru berkurang, nafas menjadi Universitas Sumatera Utara pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi tekanan darah tinggi, otot jantung bekerja tidak efisien, adanya penurunan fungsi organ reproduksi, terutama pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria, serta seksualitas tidak terlalu menurun. 2 Permasalahan dari Aspek Psikologis Menurut Hadi Martono 1997 dalam Budi Darmojo 1999 beberapa masalah psikologis lansia antara lain: a Kesepian loneliness, yang dialami lansia pada saat meninggalnya pasangan hidup, terutama bila dirinya saat itu mengalami penurunan status kesehatan seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama gangguan pendengaran harus dibedakan antara kesepian dengan hidup sendiri. Banyak lansia hidup sendiri tidak mengalami kesepian karena aktivitas sosialnya tinggi, lansia yang hidup di lingkungan yang beranggota keluarga yang cukup banyak tetapi mengalami kesepian. b Duka cita beravement, dimana pada periode duka cita ini merupakan periode yang sangat rawan bagi lansia. Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan bisa meruntuhkan ketahanan kejiwaan yang sudah rapuh dari seorang lansia, yang selanjutnya memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatannya. Adanya perasaan kosong kemudian diikuti dengan ingin menangis dan kemudian suatu episode depresi. Depresi akibat duka cita biasanya bersifat self limiting. c Depresi, pada lansia stress lingkungan sering menimbulkan depresi Universitas Sumatera Utara dan kemampuan beradaptasi sudah menurun. d Gangguan cemas, terbagi dalam beberapa golongan yaitu fobio, gangguan panik, gangguan cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsetif-kompulsif. Pada lansia gangguan cemas merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan biasanya berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat atau gejala penghentian mendadak suatu obat. e Psikosis pada lansia, dimana terbagi dalam bentuk psikosis bisa terdapat pada lansia, baik sebagai kelanjutan keadaan dari dewasa muda atau yang timbul pada lansia. f Parafrenia, merupakan suatu bentuk skizofrenia lanjut yang sering terdapat pada lansia yang ditandai dengan waham curiga yang sering lansia merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau tetangga berniat membunuhnya. Parafrenia biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi atau di isolasi atau menarik diri dari kegiatran sosial. g Sindroma Diagnosa, merupakan suatu keadaan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku yang sangat menganggu. Rumah atau kamar yang kotor serta berbau karena sering lansia ini bermain-main dengan urine dan fesesnya. Lansia sering memupuk barang-barangnya dengan tidak teratur Jawa: “Nyusuh”. Kondisi ini walaupun kamar telah dibersihkan lansia dimandikan bersih namun dapat berulang kembali. 3 Permasalahan dari aspek sosial budaya Menurut Setiabudhi 1999 permasalahan sosial budaya lansia Universitas Sumatera Utara secara umum yaitu masih besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan, makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati, berhubung terjadi perkembangan pola kehidupan keluarga yang secara fisik lebih mengarah pada bentuk keluarga kecil, akhirnya kelompok masyarakat industri yang memiliki ciri kehidupan yang lebih bertumpu kepada individu dan menjalankan kehidupan berdasarkan perhitungan untung rugi, lugas dan efisien yang secara tidak langsung merugikan kesejahteraan lansia, masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga professional dalam pelayanan lansia dan masih terbatasnya sarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi lansia dalam berbagai bidang pelayanan pembinaan kesejahteraan lansia, serta belum membudayanya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia. 2.4 Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia 2.4.1. Pengertian nutrisi Menurut Wartonah 2003 nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan mengunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Dampak dari pemenuhan nutrisi pada lansia akan menjaga kondisi lansia menjadi sehat, tidak gampang terserang penyakit serta memelihra status giznya.

2.4.2 Macam-macam zat gizi Nutrisi

Zat-zat gizi nutrisi terdiri dari Karbohidrat, Protein, Lemak, air, mineral, Universitas Sumatera Utara