BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun
Bandiyah, 2009. Usia lanjut adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu usia 60 tahun keatas sedangkan usia lanjut adalah sudah berumur atau
tua Siti, 2010. Dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala- gejala kemunduran fisik, antara lain, kulit mulai mengendur, timbul keriput,
rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang mudah lelah, gerakan menjadi lamban Siti, 2008 serta terjadi perubahan
fisiologis dan perubahan pada saluran cerna Arisman, 2004. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya
Tamher, 2009. Menurut Potter Perry, 2005 yang dikutip dalam penelitian Naning, 2005.
Pada tahap perkembangan lansia, terjadi proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya cadangan pada sebagian besar sistem fisiologis dan disertai
dengan meningkatnya kerentangan terhadap penyakit dan kematian. Proses penuaan ini juga mengubah metabolisme tubuh yang diikuti oleh perubahan
komposisi tubuh dan perubahan pola makan. Perubahan fisiologis di atas dapat juga menghalangi asupan diet, diantaranya : akuitas rasa dapat menurun sesuai
usia, gigi palsu dapat meningkatkan rasa pahit dan asam, penurunan normal pada sekresi lambung menyebabkan kurang efisiensi pencernaan. Oleh karena itu lansia
Universitas Sumatera Utara
memilki resiko cukup besar terhadap masalah nutrisi, status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi
Arisman, 2004. Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit
kronis. Disamping itu, sebagian Lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lain sangat bergantung pada”belas kasihan” orang lain.
Arisman, 2004. Untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan pada lansia, di perlukan gizi yang seimbang. Siti, 2009. Berbagai faktor yang
mempengaruhi kebutuhan gizi lanjut usia meliputi faktor dari lanjut usia itu sendiri, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor pelayanan, aktivitas fisik,
kemunduran biologis, pengobatan, depresi dan kondisi mental dan penyakit. Sehubungan dengan faktor keluarga, hal tersebut menyangkut jumlah generasi,
tempat tinggal, sikap, tingkat sosial-ekonomi keluarga, dan khususnya pengetahuan dalam perawatan dan pemenuhan gizi pada lanjut usia. Banyak
keluarga yang masih awam atau belum mengerti bagaimana cara merawat dan memperlakukan seorang lanjut usia, khususnya dalam hal nutrisi atau gizi yang
baik bagi lanjut usia Wirakusumah, 2002.
Meningkatnya populasi lanjut usia seringkali dianggap sebagai beban bagi anggota keluarga karena rentan terhadap serangan berbagai penyakit yakni
membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi. Keberadaan lansia memotivasi kesadaran akan pentingnya upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
kelompok lanjut usia sehingga secara fisik maupun mental mereka dapat merasakan kenyamanan, kebugaran serta dapat memberikan respon yang baik
terhadap semua kesempatan yang ada. Tugas pengembangan keluarga merupakan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga dalam setiap tahap perkembangnnya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis
setiap anggota keluarga. Pengaturan hidup bagi usia lanjut merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung kesejahteraaan usia lanjut Watson Roger,
2003. Pembinaan kesehatan usia lanjut merupakan bagian dari upaya kesehatan
keluarga yang dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukannya Siti, 2009. Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga
memiliki peranan yang sangat penting. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam
perawatan lansia antara lain menjaga dan merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental bagi lansia Siti 2009.
Hasil survey United Nation International Children Found UNICEF dalam penelitian Kuswardani,2009 mengemukakan bahwa pertambahan jumlah
lanjut usia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990 – 2025 tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2006, jumlah lansia di Indonesia 20 juta dan diproyeksi akan
bertambah menjadi 28,8 juta atau sebesar 11,34 penduduk pada tahun 2020. Sedangkan umur harapan hidup berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
kementrian koordinator bidang kesejahteraan rakyat tahun 2006 masing-masing untuk pria adalah 66 tahun dan untuk wanita 69 tahun. Bersamaan dengan
bertambahnya usia lansia terjadi pula penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai perubahan fisiologis tubuh. Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2000
dilaporkan bahwa jumlah penduduk Kota Madya Medan sebesar 2.064.900 jiwa
Universitas Sumatera Utara
dan 13,5 278.895 jiwa penduduk adalah lanjut usia Suryadi dan Nugroho, 1999 didalam Darmojo, 2004
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan keluarga dalam pemberian gizi pada lansia di Desa
Sidorejo Kecamatan Siantar dimana di desa tersebut banyak di jumpai keluarga yang memiliki lansia yang tidak memperhatikan gizi yang baik terhadap lansia.
2. Pertanyaan Penelitian