Pengetahuan keluarga dalam pemberian gizi pada lansia

Pekerjaan terkait dengan pola akitivitas yang berpengaruh terhadap kebiasaan sehari hari, dalam penelitian ini pekerjaan responden mayoritas adalah buruh dengan penghasilan rata-rata berkisar Rp.1000.000-Rp.2000.000 sebanyak 57 dari jumlah responden, 80 dari jumlah responden memiliki suku Jawa yang dalam hal ini terkait dengan gaya hidup suku Jawa terkait kultur berupa lebih suka mengkonsumsi makan makanan yang manis, lebih dari setengah responden sebanyak 87 beragama islam hal ini terkait dengan pemenuhan gizi yang berasal dari makan makanan yang sesuai dengan norma agama yang dianut, mayoritas usia lansia yang dirawat 60-70 tahun sebanyak 37 responden 62, dari 60 responden sebanyak 25 orang lansia yang dirawat dalam keadaan sehat dan 35 orang dalam keadaan sakit sebanyak 17 orang lansia menderita diabetes yang tergolong kedalam penyakit kronis dan rata-rata telah mengalami sakit dalam rentang waktu 6-10 tahun. Lansia di desa sidorejo cenderung mengalami penyakit kronis berupa diabetes mellitus dimana mayoritas dari responden memiliki suku jawa yang suka mengkonsumsi makanan yang manis dan mengalami hipertensi karena pengaruh pola konsumsi keluarga yang banyak menggunakan garam sebagai penyedap makanan, konsumsi garam yang berlebih dapat menyebabkan masuknya cairan dari ekstra sel ke intra sel sehingga tekanan darah dapat meningkat.

2.2 Pengetahuan keluarga dalam pemberian gizi pada lansia

Pengetahuan dijelaskan sebagai knowledge merupakan proses yang diketahui oleh manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri Bahktiar A, 2005. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan pengalaman belajar terhadap suatu hal. Universitas Sumatera Utara Pada penelitian sebelumnya tentang hubungan dukungan keluarga terhadap peningkatan status kesehatan lansia oleh Kuswardani 2009 di dapati bahwa keluarga keluarga berperan dalam penyedia fasilitas – fasilitas untuk meningkatka status kesehatan lansia, hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa keluarga berperan dalam pemenuhan gizi pada lansia dalam hal menyediakan kebutuhan minimal sehari lansia. Sebanyak 42 responden 70 menjawab salah pada pernyataan kekurangan nutrisi pada lansia tidak dapat menyebabkan daya tahan tubuh lansia menurun terhadap penyakit. Data penelitian menunjukkan sebanyak 70 dari responden tidak mengetahui bahwa nutrisi berpengaruh terhadap imunitas lansia dan lebih dari sebagian responden 63 tidak mengetahui pentingnya serat bagi lansia dari data ini terlihat bahwa pengetahuan keluarga dalam pemenuhan minimal sehari lansia dalam kategori kurang, karena dalam pemenuhan keburuhan nutrisi lansia tidak menjadikannya acuan dalam pemberian menu makanan Pada faktor pemenuhan cairan perhari keluarga mengetahui bahwa kebutuhan cairan pada lansia harus terpenuhi, namun keluarga belum mengetahui pentingnya serat pada lansia, pada pernyataan ini di dukung dari data kuesioner tentang kebutuhan minimal lansia sebanyak 1,5-2 liter perhari. Hampir seluruh responden menjawab dengan benar atau sebanyak 88, namun keluarga belum mengetahui bahwa kopi bagi lansia mempunyai pengaruh yang buruk, selama ini keluarga memperbolehkan hal tersebut karena sudah menjadi kebiasaan minum kopi di pagi hari. Hal ini seharusnya dihindari atau dikurangi Karena kopi dapat meningkatkan cardiac output jantung yang semakin menambah beban kerja jantung dimana pada lansia telah terjadi degeneratif dari organ-organ tubuh. Universitas Sumatera Utara Penelitian sebelumnya oleh Susanti 2008 juga meyebutkan tentang efektivitas air mineral dalam peningkatan psikis lansia di dapati bahwa dengan mengkonsumsi air mineral yang cukup dapat menurunkan rasa cemas pada lansia. Dari data ini juga menunjukkan 53 responden mengetahui bahwa mengkonsumsi suplemen harus sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan yang ahli, hal ini menunjukkan pengetahuan responden tentang pentingnya pemberian suplemen pada lansia dalam kategori baik karena hampir seluruh responden menjawab dengan benar, suplemen diperlukan lansia untuk menjaga metabolisme tubuh agar tidak menurun, suplemen diperlukan apabila pemenuhan nutrisi pada lansia tidak adekuat. Dari semua faktor pemenuhan gizi pada lansia, faktor pemeriksaan kesehatan lansia secara berkala merupakan faktor yang hampir di jawab dengan benar seluruhnya oleh responden sebanyak 95, hal ini menunjukkan tingkat kesadaran keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan lansia secara berkala memiliki tingkat kesadaran yang tinggi. Pemeriksaan kesehatan yang rutin pada lansia dapat memonitor status kesehatan lansia sebagai upaya pencegahan timbulnya penyakit kronik, Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Data - data diatas mendukung hasil penelitian bahwa mayoritas keluarga dalam kategori cukup. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal dari masing-masing individu. Perbedaan jawaban atas butir pernyataan di atas juga dipengaruhi oleh fakor lain yaitu tingkat pendidikan keluarga dan terpaparnya dengan sumber informasi. Hal ini sesuai dengan Universitas Sumatera Utara pendapat Notoadmodjo 2003 bahwa sebagian besar pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat dari diri sendiri maupun orang lain, sedangkan tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh dan pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pengetahuannya. Hal ini menjelaskan alasan kategori pengetahuan keluarga dalam kategori cukup karena rata – rata keluarga memiliki latar belakang pendidikan sekolah menengah pertama yang merupakan tahapan pendidikan dasar. Pernyataan pada kuesioner penelitian ini memberikan nilai yang hampir sama di mana rata-rata pasien dapat menjawab pernyataan dalam kategori cukup, di mana observasi peneliti juga melihat bahwa rata-rata keluarga yang menjadi responden berpendidikan SMP sehingga kurang memiliki minat yang tinggi untuk mengakses dan mendapatkan informasi tentang gizi seimbang, dan rata – rata responden bekerja sebagai buruh dimana waktu untuk mendapatkan atau mengakses informasi kesehatan terkait gizi pada lansia sangat terbatas Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN