13
1.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden obyek penelitian terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom untuk diisi
dengan jawaban-jawaban yang ditanyakan. Tujuan kuesioner adalah memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, memperoleh informasi dengan
tingkat keandalan dan tingkat keabsahan setinggi mungkin Rangkuti, 1997.
Dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum
digunakan dalam kuesioner, dimana tingkat ukuran ordinal yang banyak digunakan dalam penelitian sosial terutama mengukur pendapat, sikap atau
persepsi seseorang. Skala ini meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang
suatu obyek mulai dari “sangat setuju” sampai dengan “sangat tidak setuju”. Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 1 -5 untuk
mewakili pendapat dari responden.
Tabel 2.1 Penilaian Jawaban Kuesioner
Penilaian Informasi Skor Jawaban Responden
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
1.3 Method of Successive Interval MSI
Method of successive interval adalah metode penskalaan untuk menaikkan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval. Melakukan manipulasi data
dengan cara menaikkan skala ordinal menjadi skala interval bertujuan untuk tidak melanggar kelaziman data intervalratio, juga untuk mengubah syarat distribusi
normal agar dapat dipenuhi ketika menggunakan statistika parametrik. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
14 transformasi menggunakan model ini tidak perlu melakukan uji normalitas
http:dwikurniawan13.wordpress.com .
Langkah-langkah method of successive interval dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.
2. Untuk setiap pertanyaan tersebut, lakukan perhitungan banyak responden yang
menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 = frekuensi f.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyak n responden dan hasil adalah proporsi
p.
4.
Kemudian hitung proporsi kumulatif pk.
5. Dengan menggunakan tabel normal, hitung nilai distribusi normal Z untuk
setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
= √ �
−
, −∞ +∞ 6.
Tentukan nilai densitas normal fd yang sesuai dengan nilai Z.
7.
Tentukan nilai interval scale value untuk setiap skor jawaban.
8. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value SV yang nilainya
terkecil harga negatif yang terbesar diubah menjadi sama dengan jawaban
responden yang terkecil melalui transformasi berikut:
Transformed Scale Value : SV = – Min data – Min SV
1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas 2.4.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Alat ukur yang mampu
mengukur apa yang ingin di ukur secara tepat disebut valid, berarti memiliki validitas tinggi. Sebaliknya alat ukur yang tidak valid berarti memiliki validitas
rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, dihitung korelasi antara masing-masing
Universitas Sumatera Utara
15 pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson
Product Moment Situmorang, 2007.
Uji hipotesa: H
: Itemvariabel tidak valid H
1
: Itemvariabel valid
� = � ∑
− ∑ ∑
√[{� ∑ − ∑
}{� ∑ − ∑
}]
Keterangan: �
= Koefisien korelasi = Skor responden untuk tiap item
= Total skor tiap responden dari seluruh item n
= Jumlah responden
Dasar pengambilan keputusan: a
Jika r
hitung
r
0,05n –2
dan positif, maka H ditolak H
1
diterima atau itemvariabel tersebut valid.
b Jika r
hitung
r
0,05n –2
dan negatif, maka H diterima H
1
ditolak atau itemvariabel tersebut tidak valid.
c Jika r
hitung
r
0,05n –2
dan negatif, maka H diterima H
1
ditolak atau itemvariabel tersebut tidak valid.
2.4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkann sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Untuk menghitung reliabilitas alat
ukur digunakan rumus Cronbach’s Alpha α Situmorang, 2007.
Universitas Sumatera Utara
16 Nilai tingkat keandalan
Cronbach’s Alpha dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha
Nilai Cronbach’s Alpha
Tingkat Keandalan α ≥ 0,9
0,7 ≤ α 0,9 0,6 ≤ α 0,7
0,5 ≤ α 0,6 α ≤ 0,5
Sangat Andal Andal
Dapat Diterima Miskin
Tidak Dapat Diterima
Uji hipotesa: H
: Variabel tidak reliabel H
1
: Variabel reliabel =
� � −
1 − ∑
Keterangan: ∑ = Jumlah varians skor tiap-tiap item
=
∑ −
∑ � �
�
= Skor responden item i i = 1, 2, 3, ..., n n
= Jumlah Responden = Varians total
k = Jumlah item
Dasar pengambilan keputusan: a
Jika nilai α ≥ 0,6, maka H ditolak H
1
diterima atau variabel reliabel. b
Jika nilai α 0,6, maka H diterima H
1
ditolak atau variabel tidak reliabel.
1.5 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam model regresi saling berkorelasi linear. Biasanya, korelasinya
mendekati sempurna atau sempurna koefisien korelasinya tinggi atau bahkan
Universitas Sumatera Utara
17 satu. Adanya multikolinearitas dalam regresi dapat diketahui dengan
menganalisis koefisien korelasi antara variabel bebas Hasan, 2002. …
�
� �
�
�
� �
�
�
… …
… �
� �
�
Uji hipotesa: H
: Tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas H
1
: Terdapat multikolinearitas antar variabel bebas
�
�
= ∑
�
− ̅
�
− ̅ √∑
�
− ̅
�
∑ − ̅
Keterangan: �
�
= koefisien korelasi antara
�
dan
�
= Skor responden untuk
�
= Skor responden untuk
Dasar pengambilan keputusan: a
Jika nilai �
�
0,5, maka H diterima H
1
ditolak atau tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.
b Jika nilai �
�
0,5, maka H ditolak H
1
diterima atau terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.
1.6 Uji Heterokedastisitas