Latar Belakang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kuminitas Merek pada Loyalitas Pelanggan

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepeda motor menjadi alat transportasi yang paling sering dijumpai. Efisiensi dan mobilitas menjadi pertimbangan utama. Saat ini sepeda motor menjadi pilihan utama bagi sebagian masyarakat Indonesia dibandingkan kendaraan beroda empat. Kini Indonesia sudah menjadi negara terbesar ketiga dalam pasar sepeda motor dunia. Penjualan sepeda motor di Indonesia pada Januari - Mei 2014 menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia AISI mencapai 3.462.684 unit. Persaingan yang semakin ketat di dalam pasar sepeda motor di Indonesia, produsen harus mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produk dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Karena mencari pelanggan baru membutuhkan biaya lima kali lebih besar dibandingkan biaya untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh produsen untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dengan menaungi komunitas. Loyalitas pelanggan loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada suatu merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Istilah komunitas merek pertama dikemukakan oleh Muniz O’Guinn 1995 dalam Association for Consumer Research Annual Conference in Universitas Sumatera Utara 2 Minneapolis, menjelaskan konsep komunitas merek sebagai suatu bentuk komunitas yang terspesialisasi, tidak berbasis pada ikatan secara geografis, namun lebih didasarkan pada seperangkat struktur hubungan sosial di antara penggemar merek tertentu. Dalam komunitas terdapat enam komponen penting yang mempengaruhi loyalitas pelanggan, yaitu: 1. Legitimasi Legitimacy Legitimasi adalah proses dimana anggota komunitas membedakan antara anggota komunitas dengan yang bukan anggota komunitas, atau memiliki hak yang berbeda. Dalam konteks ini merek dibuktikan atau ditunjukkan oleh “yang benar-benar mengetahui merek” dibandingkan dengan “alasan yang salah” memakai merek. Yang membedakan antara anggota komunitas yang benar-benar memiliki kepercayaan pada merek dan mereka yang hanya kebetulan memiliki produk merek tersebut adalah kepeduliannya terhadap merek tersebut. 2. Loyalitas merek oposisi Oppositional brand loyalty Loyalitas merek oposisi adalah proses sosial yang terlibat dalam melanggengkan kesadaran dari jenisnya. Melalui oposisi dalam kompetisi merek, anggota komunitas merek mendapat aspek pengalaman yang penting dalam komunitasnya, serta komponen penting pada arti merek tersebut sehingga berfungsi untuk menggambarkan anggota komunitas dan bukan anggota komunitas. 3. Merayakan sejarah merek Celebrating the history of the brand community Menanamkan sejarah dalam komunitas dan melestarikan budaya adalah penting. Adanya konsistensi yang jelas ini adalah suatu hal yang luar biasa. Misalnya adanya perayaan tanggal berdirinya suatu komunitas merek. Apresiasi dalam sejarah merek seringkali berbeda pada anggota yang benar- benar menyukai merek dengan yang hanya kebetulan memiliki merek tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan suatu keahlian, status keanggotaan, dan komitmen pada komunitas secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara 3 4. Berbagi cerita merek Sharing brand stories Berbagi cerita pengalaman menggunakan produk merek adalah hal penting untuk menciptakan dan menjaga komunitas. Berbagi cerita merek adalah proses penting karena memperkuat kesadaran jenis antara anggota merek dan memberikan kontribusi pada komunitas. Cerita berdasarkan pengalaman akan menimbulkan hubungan kedekatan dan rasa solidaritas antar anggota. Dengan berbagi komentar dengan anggota komunitas lainnya, maka salah satu anggota akan merasa lebih aman didalamnya, dimana banyak anggota yang juga merasakan pengalaman yang sama. Hal ini juga membantu melestarikan warisan sehingga merek tetap hidup dari budaya dan komunitas mereka. 5. Integrasi dan mempertahankan anggota Integrating and retaining members Tingkah laku konsisten dengan tujuan dianggap sebagai tanggung jawab dasar keanggotaan komunitas. Untuk memastikan jangka panjang hidup perlu untuk mempertahankan anggota lama dan mengintegrasikan yang baru. Dalam komunitas tradisional ada kehadiran sosial moral yang sadar. Komunitas secara formal dan informal mengenali batas-batas apa yang benar dan salah, tepat dan pantas. Sementara ada lebih atau kurang variabilitas daripada yang resmi digambarkan oleh anggota masyarakat, ada perasaan di antara anggota masyarakat bahwa seperti kesadaran sosial. 6. Membantu penggunaan merek Assisting in the use of the brand Tanggung jawab moral meliputi pencarian dan membantu anggota lain dalam penggunaan merek. Meskipun terbatas dalam cakupan, bantuan ini merupakan komponen penting dari komunitas. Bantuan yang diberikan adalah sesuatu yang mereka lakukan tanpa berpikir, hanya bertindak dari rasa tanggung jawab yang mereka rasakan terhadap anggota komunitas. Salah satu contohnya adalah dengan membantu anggota lainnya memperbaiki produk atau memecahkan masalah, khususnya yang melibatkan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dari beberapa tahun menggunakan merek. Universitas Sumatera Utara 4 Minerva Rider Community MRC Medan merupakan merupakan komunitas penggemar sepeda motor Minerva dari berbagai produk keluaran PT. Motors Nasional Berjaya yang berdiri pada tanggal 20 April 2008 dengan slogan “Ride With Pride“, yang artinya lebih mengutamakan safety riding dan menaati setiap rambu lalu lintas. Minerva Rider Community MRC saat ini sudah berada di 38 kota yang tersebar diseluruh Indonesia yang beranggotakan sampai saat ini telah mencapai 1800-an anggota lebih yang berpusat di Jakarta. Untuk melihat ketepatan strategi dalam mempertahankan loyalitas pelanggan, maka penulis memilih judul : “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunitas Merek pada Loyalitas Pelanggan”.

1.2 Perumusan Masalah