Pengaruh Yel-Yel Musikal Smeck Terhadap PSMS Pada Tontonan Sepak Bola Di Stadion Teladan Medan Ditinjau Dari Aspek Psikologi Musik

(1)

PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

ROFINA FITRIAN LUBIS

NIM: 040707020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN


(2)

PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

ROFINA FITRIAN LUBIS

NIM: 040707020

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni

dalam Bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN


(3)

PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

O

L

E

H

ROFINA FITRIAN LUBIS

NIM: 040707020

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Irwansyah Harahap, M.A Drs.Bebas Sembiring,M.Si

NIP: 131945674 NIP: 1957 0313 1992 031 001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN


(4)

DISETUJUI OLEH: FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI KETUA,

Dra. Frida Deliana, M.Si NIP: 196011181988032001


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi. Skripsi yang berjudul “PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK TERHADAP PSMS PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK” ini merupakan salah satu syarat akademik bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn) pada Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda T. Rohadi Lubis dan Ibunda tercinta Veronica Remina Sitohang yang telah sabar dan ikhlas memberikan segala daya dan upaya serta doa yang tiada henti kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi di Departemen Etnomusikologi dengan baik. Adikku Arga Khairand yang banyak memberikan keceriaan dikala penulis lelah menyelesaikan tulisan ini. Serta seseorang dengan support yang tinggi dan teman diskusi yang baik yang telah bersedia menemani penulis dalam keadaan suka dan duka selama ini Meine Schatzhi Muhammad Yasir Faralin Ritonga (Aceel), penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Tentunya skripsi ini tidak akan sempurna tanpa bimbingan yang diberikan kepada penulis oleh Bapak Drs. Irwansyah M,A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan penulis masukan, kritikan, dengan metode bimbingan


(6)

membuka imajinasi penulis akan saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Juga oleh Bapak Drs. Bebas Sembiring M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan saran-saran yang membuat penulis merasa tertantang, serta kritikan-kritikan yang membuat penulis dapat menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Untuk itu semua penulis sangat-sangat berterima kasih atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

Serta ucapan terima kasih kepada Bapak / Ibu Staf Pengajar di Departemen Etnomusikologi yang telah mendidik dan mengajar penulis selama ini, terlebih kepada Ketua Departemen Etnomusikologi, Ibu Dra. Frida Deliana Harahap, M,Si dan Sekretaris Depertemen Etnomusikologi, Ibu Dra. Heristina Dewi, M. Pd. Yang banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan masukan dan koreksi yang baik serta meminjamkan buku yang sangat mendukung proses penulisan skripsi ini. Kepada Ibu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kepada teman-teman dari SMeCK Hooligan: Bang Nata, Bang Baho, Torang, Boby, Bang Denzo, dan lain-lain penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, informasi, kesediaan waktu dan kebersamaannya selama penulis melakukan penelitian ini. Juga kepada pengurus PSMS Bang Fityan Hamdi Selaku Sekretaris Harian PSMS dan pemain-pemain PSMS yang telah bersedia menyisihkan waktunya untuk dapat berbagi informasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Kuyakin.. Hari ini.. Pasti Menang.. Hidup PSMS !!.


(7)

Yang terakhir kepada abang-abang senior: Bang Arief sebagai teman sharing yang banyak memberikan penulis masukan, Kang Irfas, penulis ucapkan terima kasih. Terlebih kepada “04 Big Family” yang terdiri dari ke 15 orang-orang penuh kasih, orang-orang kreatif, mandiri serta prinsipil: mark, fery, jeje, frans, ncaidoel, brete, amran, welly, tri, briando, rince, dia, fewa, dan nancy penulis ucapkan terima kasih atas support dan bantuannya selama ini. Kalianlah satu-satunya motivasi untuk bertahan disini selama ini. Love u All.

Tentu saia penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini. Namun penulis berharap agar skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi pembacanya dan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang Etnomusikologi bahkan di masyarakat.

Medan, 23 Juni 2010 Penulis

Rofina Fitrian Lubis 040707020


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I : PENDAHULUAN .. ... 1

1.1Latar Belakang Permasalahan... 1

1.2Pokok Permasalahan... 5

1.3Tujuan Penelitian………... 5

1.4Manfaat Penelitian……… . 6

1.5Konsep………... 6

1.6Kerangka Teori………... 9

1.7 Metode Penelitian……… 11

1.7.1 Studi Kepustakaan……… 12

1.7.2 Metode Observasi………... 13

1.7.3 Metode Wawancara……….. 14

1.7.4 Metode Penelusuran Data Online……… 15

1.7.5 Lokasi Penelitian………... 17

1.7.6 Teknik Pengumpulan Data……… 18

BAB II: KESEJARAHAN SEPAK BOLA, PSMS DAN SMeCK SEBAGAI SUPPORTERNYA……….. 21

2.1 Sepak Bola dan PSMS Ditinjau Dari Aspek Historisnya………... 21


(9)

2.1.2 Sejarah Terbentuknya PSMS………. 24

2.1.3 Kepengurusan PSMS………... 25

2.2 Eksistensi PSMS di Liga Sepak Bola Hingga Tahun 2010…….... 27 2.2.1 Masa Kejayaan PSMS di Tahun 1950-an Hingga Kini….... 28 2.2.2 Stadion Teladan Medan, Saksi Kejayaan PSMS………... 30 2.2.3 Regenerasi dan Pemain Asing di tubuh PSMS……….. 33 2.2.4 PSMS Sebagai Inspirasi Para Supporternya………. 36 2.3 Berdirinya SMeCK diatas Persamaan Kecintaan Terhadap

PSMS…………... 38 2.3.1 Teknis Pelaksanaan Kegiatan Organisasi SMeCK………... 40

2.3.2 Sistem Kepengurusan……….. 41

2.3.3 Dana Operasional……… . 42 2.3.4 Jenis-jenis Kegiatan ………... 42 2.4 Anarkisme dan Kekerasan Supporter Sepak Bola di Indonesia.... 44 2.4.1 Latar Belakang Terjadinya Anarkisme……….. 46

BAB III: DESKRIPSI YEL-YEL MUSIKAL DAN NON MUSIKAL SMeCK PADA PERTANDINGAN PSMS………... . 51 3.1 Kaitan Musik dan Olahraga……….. 51 3.1.1 Bentuk-bentuk Penyajian Musik Dalam Olahraga………. . 53 3.1.2 Yel-Yel Sebagai Bentuk Ekspresi Dan Komunikasi SMeCK……….. 54 3.1.2.1 Musik dan Emosi……….. 55


(10)

3.1.2.2.1 Komunikasi Verbal………... 60

3.1.2.2.2 Komunkasi Non Verbal………... 61

3.2 Proses Penciptaan Yel-yel Musikal dan Yel-yel non Musikal 3.2.1 Hakikat Musik Dalam Kehidupan……….. 64

3.2.2 Yel-yel Musikal………. 67

3.2.3 Yel-yel Non Musikal………. 73

3.2.4 Tema-Tema Pada Yel-yel Musikal……….. 75

3.3 Konteks Penyajian………. 75

3.3.1 Instrumentasi……… 75

3.3.2 Pemain Musik………... 76

3.3.3 Pelatihan……….... 80

3.3.4 Perlengkapan Pertunjukan……….. 80

BAB IV: PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK……….. 83

IV.1 Hubungan psikologi dengan musik……… 83

IV.1.1 Mekanisme musik di dalam tubuh manusia……… 83

IV.1.2 Deskripsi penyajian yel – yel musikal………... 86

IV.2 Pengaruh yel – yel terhadap PSMS sebagai pemain bola…….... 88

IV.2.1 Pengaruh terhadap fisik……… 89

IV.2.2 Pengaruh terhadap mental………... 92

IV.2.3 Pengaruh terhadap hasil pertandingan……… 94

IV.3 Pengaruh Yel-yel musikal terhadap SMeCK sebagai supporter……….... 96


(11)

IV.3.2 Pengaruh terhadap mental………... 98

IV.4 Fungsi Yel-yel musikal ……… 98

BAB V: PENUTUP………... 102

V.1 Kesimpulan……….. 102

V.2 Saran……… 105

Daftar Pustaka………... 106

Daftar Informan……… 111


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian Pertandingan PSMS………. 18

Table 2. Hasil Kejuaraan PON……… 29

Table 3. Hasil Kejuaraan PSSI……… 29

Table 4. Rekor di Liga Indonesia……… 30


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PSMS……….. 25

Gambar 2. Stadion Teladan Medan……… 32

Gambar 3a. Stadion Manahan SOLO………. 32

3b. Stadion Maguwoharjo SLEMAN………... 32

Gambar 4. Pemain Asing di Klub PSMS……… 36

Gambar 5. Logo SMeCK FC……….. 39

Gambar 6. Kerusuhan Supporter Sepak Bola………. 46

Gambar 7. Aspek yang berbeda dari serangkaian emosi musikal………... 59

Gambar 8. SMeCK Hooligans dengan seragam hijau………. 63

Gambar 9. Alat-alat musik……….. 76

Gambar 10a. Model Orientsi Visual……….. 77

b. Model Orientasi Aural………. 77

Gambar 11. Lima Aspek Penyajian Musik………. 78


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak berabad-abad, dan semakin penting kehadirannya pada masyarakat modern. Oleh karena itu musik juga telah menjadi budaya popular. Kebutuhan akan musik pada saat ini juga telah memenuhi berbagai bidang kepentingan seperti : pendidikan, terapi, kedokteran, Psikologi, olahraga dan lain-lain.

Dalam beberapa hal, musik telah mengisi bagian yang penting dalam proses kegiatan berolahraga. Saat ini penggunaan musik dalam kegiatan olahraga telah bermacam – macam bentuk dan fungsinya. Misalnya saja dalam salah satu cabang olahraga atletik yaitu senam aerobik, dimana musik berperan sebagai pengiring untuk melakukan gerakan-gerakan yang telah diatur sedemikian rupa menurut aturan senam tersebut. Selain itu juga para Cheerleders yang selalu menjadi penyemangat para pemain basket dan olahraga beregu lainnya selalu menampilkan tarian-tarian enerjik dan penuh semangat yang diiringi lagu-lagu berirama cepat yang dimuat dalam bentuk kaset atau CD.

Bukan hanya itu saja tetapi beberapa turnamen olahraga dunia seperti olimpiade, sea games, world cup juga mempercayakan musik untuk mengiringi pembukaan lawatan bergengsi di dunia olahraga tersebut. Salah satu turnamen sepak bola dunia yang diadakan sekali setiap empat tahun juga secara khusus selalu menyiapkan / mencari lagu yang tepat untuk menjadi Theme song turnamen sepak bola bergengsi antar negara di dunia tersebut. Pada World Cup


(15)

tahun 2010 yang diadakan di Afrika Selatan, lagu yang dipergunakan menjadi theme song nya berjudul “Waving Flag” yang dinyanyikan oleh “K’naan” seorang penyanyi asal Somalia. Melalui fenomena mengenai keterkaitan musik dalam bidang olahraga diatas, penulis menyadari bahwa saat ini musik telah mengisi bagian – bagian penting dalam olahraga.

Dalam olahraga musik juga kerap dipergunakan sebagai media ekspresi dan pemberi motivasi. Pada sebuah tontonan pertandingan olahraga sepak bola di stadion-stadion di Indonesia saat ini, sering sekali kita temui sekumpulan supporter-supporter yang melakukan serangkaian kegiatan pertunjukan yel-yel musikal yang diiringi beberapa alat-alat musik dalam rangka mendukung salah satu tim yang sedang bertanding pada saat itu.

Penggunaan alat musik oleh supporter dalam sebuah pertandingan sepak bola merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari supporter di Indonesia saat ini. Hal ini berbanding terbalik dengan supporter sepak bola di Eropa dimana beberapa kelompok supporter diantaranya telah menghilangkan tradisi tersebut, dimulai dengan Irriducibili Lazio (sebutan bagi supporter klub sepak bola Lazio) di akhir 1980-an dengan tidak lagi menggunakan alat musik seperti terompet atau drum dan kemudian diikuti oleh kelompok-kelompok supporter lainnya di Italia1

PSMS sebagai klub sepak bola yang berasal dari Kota Medan mempunyai fans-fans atau supporter yang setia menyaksikan pertandingan mereka di setiap pertandingan atau liga yang digelar di Indonesia khususnya Medan, Sumatera . Di Inggris sendiri, tradisi alat musik telah lama hilang dan digantikan oleh nyanyian saja (anthem).


(16)

Utara. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia memiliki jumlah supporter sepakbola yang cukup besar. Ditambah dengan adanya budaya yang sudah mengakar di masyarakat bahwa hanya sepak bola-lah olahraga paling populer di Indonesia terlepas dari semakin buruknya prestasi Timnas Indonesia.

SMeCK sebagai salah satu kelompok supporter PSMS Medan2

2

SMeCK merupakan kelompok supporter PSMS yang berdiri setelah KAMPAK ( Kesatuan Anak Medan Pecinta Kinantan) di Medan.

selalu melakukan serangkaian kegiatan untuk mendukung PSMS di setiap penampilannya di Stadion Teladan Medan. Dimulai dengan menyiapkan beberapa alat musik sederhana untuk mengiringi yel-yel yang mereka nyanyikan seperti : Bass Drum (double head frame drum), Snare (frame drum) dan Tom-Tom (double head barrel drum) yang termasuk kedalam klasifikasi Membranofon yaitu kelompok alat musik dimana karakteristik getaran atau bunyi yang dihasilkannya melalui kulit atau selaput yang diregangkan. Alat-alat musik tersebut dipergunakan untuk mengiringi yel-yel yang mereka nyanyikan saat menonton pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan. Namun ada juga yel-yel mereka yang tidak memerlukan iringan musik.

Yel-yel yang dinyanyikan SMeCK ada yang berupa lagu-lagu popular, lagu-lagu daerah ataupun lagu-lagu rakyat yang liriknya mereka ganti menjadi lirik yang bertema semangat atau kemenangan namun ada juga beberapa yel-yel yang mereka ciptakan sendiri. Yel-yel musikal tersebut sering mereka latih dikala mereka berkumpul di sekretariat mereka yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Gang Angkir No 14 Medan. Saat berada di Stadion Teladan, yel-yel tadi dinyanyikan bersama-sama dan dipimpin oleh seorang koordinator lapangan yang mereka sebut sebagai “Panglima Aksi”.


(17)

Yel-yel yang mereka bawakan umumnya bertema dukungan, kemenangan, keoptimisan dan beberapa diantaranya juga ada yang berupa sindiran atau ejekan. Tujuan dinyanyikannya yel-yel tersebut menurut SMeCK ialah sebagai bentuk kongkret dukungan mereka dalam memberikan semangat bagi PSMS dalam memenangkan setiap pertandingannya3

1. Bagaimana pengaruh yel-yel musikal SMeCK yang disajikan terhadap PSMS sebagai pemain sepak bola juga pengaruh bagi SMeCK sebagai supporter PSMS pada tontonan sepak bola di stadion Teladan Medan.

.

Atas dasar kecintaan penulis terhadap sepak bola dan pentingnya sebuah musik dalam kegiatan olahraga maka dengan melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai seberapa jauh yel-yel musikal yang dibawakan SMeCK dalam setiap pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan dapat mempengaruhi PSMS dalam hal ini sebagai pemain sepak bola juga terhadap SMeCK sendiri sebagai supporternya. Juga mengingat belum adanya penelitian mahasiswa di Departemen Etnomusikologi yang mengaitkan hubungan musik dan olahraga saat ini, maka dengan ini penulis ingin mengajukan penelitian dengan judul : PENGARUH YEL-YEL MUSIKAL SMeCK

TERHADAP PSMS PADA TONTONAN SEPAK BOLA DI STADION TELADAN MEDAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI MUSIK.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka ada beberapa hal pokok permasalahan yang menjadi perhatian utama dalam skripsi ini, antara lain :


(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan berorientasi kepada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas maka kegiatan yang akan dilakukan tidak dapat diketahui apa yang hendak dicapai dari kegiatan tersebut. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan :

1. Untuk memberikan gambaran bagaimana dampak, akibat dan pengaruh yel-yel musikal pada tontonan sepak bola di stadion Teladan Medan terhadap PSMS sebagai pemain sepak bola dan SMeCK sebagai supporter nya.

2. Untuk memperoleh referensi dan dokumentasi mengenai kajian Psikologi musik pengaruh yel-yel musikal pada tontonan sepak bola di stadion Teladan Medan terhadap PSMS sebagai pemain sepak bola dan SMeCK sebagai supporter nya.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S-1 di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk pengkajian ulang atau lanjutan bagi peneliti lain yang tertarik terhadap kajian musik dalam olahraga sepak bola dengaan spesifikasi masalah yel-yel musikal pada tontonan sepak bola di Stadion Teladan Medan.

2. Penelitian ini juga bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan tentang kajian Psikologi musik dan dapat menambah referensi dan dokumentasi mengenai judul diatas.


(19)

3. Untuk dapat memahami secara ilmiah mengenai yel-yel musikal yang dibawakan supporter dimana telah menjadi bagian dalam sebuah tontonan sepak bola di Indonesia

1.5 Konsep

Konsep atau pengertian merupakan unsur pokok suatu penelitian. Dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu (Koentjaraningrat, 1985:21). Untuk mendapatkan pengetahuan mendasar tentang objek penelitian dan untuk menghindari ambiguitas, maka diperlukan definisi-definisi terhadap terminologi yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini. Definisi ini merupakan kerangka konsep yang mendasari batasan-batasan makna terhadap topik-topik yang menjadi pokok penelitian.

Pengaruh dapat diartikan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang, Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:747). Melalui tulisan Stephanie Merritt dalam Simfoni Otak (2003) yang membicarakan mengenai aktivitas musik, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh dalam musik mempunyai makna reaksi yang terjadi pada tubuh, jiwa maupun fikiran seseorang setelah mendengarkan sebuah karya musik.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia juga dijelaskan bahwa Yel adalah pekikan atau sorakan para anggota perkumpulan (pelajar, mahasiswa dan sebagainya) untuk memberikan dorongan semangat kepada regunya yang sedang bermain (bertanding)4. Musikal berasal dari kata musik. Pada hakekatnya musik


(20)

adalah produk fikiran. Maka, elemen vibrasi (fisika dan kosmos) dalam bentuk frekuensi, amplitudo, dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasi secara neurologis dan diinterpretasikan melalui otak menjadi : pitch5

5

Pitch: kualitas suara yang secara khusus merupakan fungsi dasar dari frekuensi –jumlah osilasi perdetik (disebut Hertz, yang ditulis Hz ) dari obyek suara atau pertikel udara yang dihasilkannya.

(nada-harmoni), timbre (warna suara), dinamika (keras-lembut), dan tempo (cepat-lambat), Djohan (2009:32).

Leo Tolstoy juga mengungkapkan bahwa “Musik adalah stenografi emosi. Emosi yang membiarkan dirinya dengan susah payah diungkapkan dalam bentuk kata-kata dan disampaikan langsung kepada para musisi yang didalamnya terkandung kekuatan dan makna” dalam Stephanie Merritt (2003 : 125). Jadi musikal berarti sesuatu dalam bentuk musik. Kemudian apabila disatukan menjadi yel-yel musikal maka berarti pekikan atau sorakan para anggota perkumpulan yang dituangkan kedalam bentuk musik yang bertujuan untuk memberikan dorongan semangat kepada regunya yang sedang bermain atau bertanding.

SMeCK merupakan singkatan dari Supporter Medan Cinta Kinantan yang merupakan perkumpulan atau kelompok masyarakat atau dapat juga dikategorikan sebagai organisasi sosial yang memiliki kesamaan minat dan kecintaan terhadap klub Sepak bola PSMS. Sedangkan PSMS (Persatuan Sepak bola Medan dan Sekitarnya ) merupakan klub sepak bola yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara dengan julukan Ayam Kinantan yang telah berdiri sejak tahun 1950.

Tontonan sepak bola dalam hal ini adalah sebuah pertandingan olahraga sepakbola yang diikuti oleh PSMS dalam liga-liga yang diselenggarakan di Indonesia yang dapat dilihat secara langsung di Stadion Teladan Medan.


(21)

Ditinjau berasal dari kata dasar tinjau yang ditambahkan awalan di- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1060), Tinjau dapat diartikan menjadi melihat, memeriksa, menilik, mempertimbangkan kembali, mempelajari dengan cermat atau memeriksa untuk memahami. Jadi ditinjau merupakan makna berupa pandangan atau pendapat setelah menyelidiki atau mempelajari dengan cermat sebuah keadaan. Dan kata Aspek mempunyai makna sudut pandang (1995:62).

Menurut The American Heritage Dictionary (1982), Psikologi didefinisikan sebagai karakteristik emosional dan perilaku individu, kelompok atau aktivitas. Sedangkan musik adakah perilaku manusia, maka kajian komprehensif yang melibatkan musik dan Psikologi dinamakan Psikologi Musik6.

Menurut Carl. E. Seashore (1938) dalam Djohan (2009:36) Psikologi Musik dapat disebut psikologi estetika musik, pengetahuan estetika musik atau estetika musikal. Gambaran yang lebih pasti mengenai Psikologi Musik menurut Eagle (1978) yaitu:

Musik didefinisikan sebagai suara dan diam yang trorganisir melalui waktu yang mengalir (dalam ruang ), beberapa kesimpulan sementara dan pertanyaan yang muncul: Musik- -Suara- - Vibrasi (?). Dan Vibrasi (energi) adalah esensi dari segala sesuatu (massa). Tetapi bila musik adalah suara yang terorganisir, apakah kita dapat memperoleh perspektif yang lebih baik dari esensi musik jika mengkaji suara yang tidak terorganisir atau suara ribut? Dapatkah kita akan lebih baik memahami musik dan pengaruhnya bila juga memahami pengaruh non-musik (ribut)? Melalui cara apa suara musikal dan non musikal mempengaruhi perilaku manusia dan bawah sadarnya? Apa efek biologisnya? Fisiologis? Neurologis? Psikologis? Sosiologis? Antropologis? Akustik? Pendidikan? Terapiutik? (Djohan, 2009: 37).


(22)

1.6 Kerangka Teori

Teori adalah salah satu acuan yang dipergunakan penulis untuk menjawab masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Koentjaraningrat (1985:3), bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen, serta pengalaman kita sendiri adalah landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang teori-teori yang bersangkutan.

Teori dapat digunakan sebagai landasan berfikir dalam membahas permasalahan. Untuk itu penulis mengambil beberapa teori yang dianggap perlu sebagai referensi atau acuan dalam penulisan skripsi ini.

Untuk membahas mengenai pengaruh yel-yel musikal pada tontonan sepak bola melalui aspek Psikologi Musik, penulis menggunakan teori ”Psikologi Musik” oleh Djohan (2009:169) yang mengatakan terdapat tiga konsep utama mengenai pengaruh musik :

1. Musik penting sebab merupakan sesuatu hal yang baik.

2. Musik merupakan bagian dari kehidupan serta salah satu keindahan budaya manusia, selain terdapat nilai-nilai positif yang sangat berguna. 3. Dengan mengembangkan kemampuan musik maka akan dimiliki

keunggulan-keunggulan yang menyertai. Kegiatan latihan, mendengarkan dan menghargai musik akan meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, emosi, dan sosial.

Teori yang menyatakan bahwa musik dapat memberikan pengaruh bagi fungsi fisik dan mental juga penulis gunakan pada penelitian ini, seperti yang diungkapkan Stephanie Merritt (2003 : 126) :


(23)

” ...salah satu aspek musik yang paling kuat adalah kelengkapannya dan kemampuannya untuk memicu reaksi menyeluruh di dalam tubuh kita. Kalau kita mendengarkan sebuah karya musik, kita beraksi secara menyeluruh. Tubuh tidak akan bereaksi kalau tidak terjadi perubahan emosi. Emosi bisa mengubah fungsi tubuh. Apa yang dirasakan tubuh mempengaruhi proses berfikir kita dan pada gilirannya akan mempengaruhi jiwa, kegembiraan atau kesedihan yang kita rasakan..”

Selain itu terkait dengan teori pengaruh musik, penulis masih berpatokan pada tulisan Stephanie Merritt (2003 : 94) yang menyatakan bahwa :

”... fikiran kita masih sulit menerima sesuatu yang kasatmata. Padahal kegiatan yang tidak berbentuk zat yang disebut musik dapat menyembuhkan, meningkatkan, menenangkan, memberikan pencerahan, memelihara dan memperkuat kita. Kita tidak bisa melihat musik melakukan semua itu dan tidak bisa menerangkan bagaimana musik bisa melakukan semua itu. Meskipun demikian, dampaknya bisa kita lihat...”

Teori Use and Function yang dikemukakan oleh Allan P. Merriam (1964) menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) fungsi musik, namun dalam penelitian ini penulis akan menggunakan 2 fungsi yang berkaitan dengan pengaruh yel-yel musikal terhadap PSMS yaitu :

1) Fungsi pengungkapan emosional 2) Fungsi reaksi jasmani.

3) Fungsi komunikasi

4) Fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial 5) Fungsi Hiburan

Skripsi ini nantinya akan menyertakan beberapa transkripsi7 nyanyian yang dibawakan oleh SMeCK Holigan. Maka untuk melakukan pentranskripsian


(24)

103) yang menganggap transkripsi merupakan cara yang baik untuk dapat mempelajari aspek-aspek detail pada suatu musik dengan dua pendekatan, pertama menganalisa dan mendeskripsikan apa yang didengar, dan kedua mendeskripsikan apa yang dilihat dan menuliskannya di atas kertas dengan suatu cara penulisan tertentu.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitan ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penekanan kajian diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Suatu penelitian kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya (Bogdan dan taylor 1975:4-5).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan media kuisioner dalam mengumpulkan data-data dari pemain PSMS yang kesemua responden nya adalah pemain PSMS pada Liga Musim 2009/2010. Hal ini dikarenakan adanya beberapa informan yakni dari pihak pemain PSMS yang pada saat dilakukannya penelitian ini sedang mempunyai jadwal pertandingan yang padat di berbagai kota di Indonesia, yang menyebabkan tidak memungkinkannya melakukan wawancara secara langsung para pemain satu-persatu. Sehingga demi alasan keefisienan waktu bagi mereka, penulis melakukan pendataan dengan media kuesioner berupa beberapa daftar pertanyaan dengan bentuk pilihan berganda dan essay yang dibagikan kepada beberapa pemain PSMS.


(25)

1.7.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dilakukan sebagai landasan dalam hal penelitian, yakni dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, bulletin, artikel, laporan penelitian sebelumnya, dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan ini penulis akan dapat melakukan cara yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan penyusunan skripsi ini.

Dalam hal ini penulis mengadakan penelusuran kepustakaan untuk memperoleh pengetahuan awal mengenai apa yang akan diteliti. Penulis juga mempelajari buku-buku tentang olahraga sepak bola serta kaitannya kepada psikologi musik yang diantaranya adalah : “Psikologi Musik” oleh Djohan (2009), “Simfoni Otak”, 39 Aktivitas Musik yang merangsang IQ, EQ, SQ untuk Membangkitkan Kreativitas dan Imajinasi oleh Stephanie Merrit (2003) dan beberapa buku lainnya. Studi kepustakaan juga dilakukan terhadap topik-topik lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini, yakni pengetahuan tentang etnografi, sejarah, musikologi, olahraga, seperti dalam buku “ Sejarah Olahraga Sumatera Utara ” (1992) yang banyak berisi arsip-arsip dan catatan sejarah olahraga khususnya sepak bola di Sumatera Utara sebagaimana menjadi wilayah kajian dalam penelitian ini.


(26)

1.7.2 Metode Observasi

Obserasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya. Dari pemahaman diatas, dapat diterangkan bahwa metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan8

8

Ibid., hlm.115. .

Penulis melakukan pengamatan pada objek yang akan diteliti yaitu SMeCK dan PSMS dengan menghadiri pertandingan-pertandingan PSMS di Stadion Teladan. Selain itu penulis juga mengadakan kunjungan ke kantor Sekretariat PSMS juga kantor secretariat SMeCK juga menghadiri berbagai kegiatan yang dilakukan SMeCK seperti “Nonton Bareng Pertandingan PSMS” juga rapat pelaksanaan kegiatan SMeCK. Dalam kerja lapangan penulis melakukan pengambilan data melalui perekaman musik dan perekaman pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan serta Perekaman audio-visual penulis lakukan menggunakan camera Sony Handycam Wide LCD DCR/DVD808 dengan menggunakan MiniDVD Maxel 60 Minute. Penulis juga menggunakam Sony TCM 150 untuk melakukan perekaman audionya saja.


(27)

I.7.3 Metode Wawancara

Penulisan skripsi ini dimulai dengan memilih informan yang dibagi menjadi informan pangkal dan informan kunci. Melalui informan, penulis mendapatkan informasi-informasi dan data-data mengenai objek penelitian yang penulis dapatkan dengan metode wawancara juga proses perekaman audio dan video. Dalam penelitian ini penulis melakukan berbagai wawancara dengan beberapa supporter PSMS, pengurus SMeCK, Pemain PSMS, dan juga informan lainnya seperti yang diungkapkan Koentjaraningrat (1985:129) mengatakan bahwa wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Ia juga menyebutkan bahwa teknik wawancara dapat dibagi menjadi (1) Wawancara berencana (2) Wawancara tidak berencana dan (3) Wawancara sambil lalu (1985:140). Teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara berencana dimana penulis terlebih dahulu membuat jadwal wawancara dengan irforman dan kemudian menysusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan untuk memudahkan penulis mencatat urutan jawaban dari informan.

Selain itu penulis juga melakukan teknik wawancara berfokus (focus interview) yaitu memberikan pertanyaan yang selalu berpusat pada pokok permasalahan juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu pertanyaan tidak selalu berpusat pada pokok permasalahan tetapi pertanyaan dapat berkembang ke pokok permasalahan lainnya dengan tujuan untuk memperoleh data yang beraneka ragam namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan.


(28)

1.7.4 Metode Penelusuran Data Online

Perkembangan Internet yang sudah semakin maju pesat serta telah mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat saat ini memungkinkan para akademisi mau ataupun tidak menjadikan media online seperti Internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari informasi teoritis maupun data-data primer ataupun sekunder yang diinginkan oleh peneliti untuk kebutuhan penelitian9

“Pada mulanya banyak kalangan akademisi meragukan validitas data Online sehubungan apabila data atau informasi itu digunakan dalam karya-karya ilmiah, seperti penelitian, karya-karya tulis, skripsi, tesis maupun disertasi. Namun ketika media Internet berkembang begitu pesat dengan sangat akurat, maka keraguan itu menjadi sirna kecuali bagi kalangan akademisi konvensional –ortodoks yang kurang memahami perkembangan teknologi informasi sajalah yang masih mempersoalkan akurasi media online sebagai sumber data maupun sumber informasi teori. Hal ini disebabkan karena saat ini begitu banyak publikasi teoritis yang disimpan dalam bentuk online dan disebarkan melalui jaringan Internet. Begitu pula saat ini, berbagai institusi telah menyimpan data mereka pada server-server yang dapat dimanfaatkan secara Intranet maupun Internet. Dengan demikian polemic tentang keabsahan dan validitas data-informasi online menjadi sesuatu yang kuno, tergantung pada bagaimana peneliti dapat memilih sumber-sumber data online mana yang sangat kredibel dan dikenal banyak kalangan”.

.

10

Melalui media Internet pula, penulis dapat men download beberapa ketentuan-ketentuan dan pedoman dasar PSSI melalui situs resmi PSSI yaitu

Dalam penulisan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai kajian penelitian penulis melalui media internet yang banyak menyediakan situs-situs resmi lembaga sepak bola Indonesia dimana penulis menemukan kesulitan dalam mencari informasi yang berkaitan dengan judul penulis apabila mengandalkan buku-buku atau karya ilmiah yang mengkaji kaitan antara musik dan olahraga.

9

Ibid., hlm. 124. 10


(29)

www.pssi-football.com untuk menguatkan pendapat-pendapat saya dalam penelitian ini.

Dengan demikian, Burhan Bungin menjelaskan bahwa metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti Internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

1.7.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis datangi adalah Stadion Teladan Medan yang beralamat di jalan Stadion yang berseberangan dengan jalan Sisingamangaraja kecamatan Medan Kota yaitu tempat dimana PSMS bertanding karena stadion tersebut adalah “kandang” PSMS sebagai klub sepak bola yang berasal dari kota Medan. Penulis juga mendattangi Mess sekaligus Stadion tempat para pemain PSMS berlatih sehari-hari yang terletak di Stadion Kebun Bunga Medan yang beralamat di Jalan Candi Borubudur Medan.

Selain itu juga Sekretariat SMeCK basis Medan Kota yang beralamat di Jln Sisingamangaraja Gang Angkir No 14 di depan UISU Medan. Tidak jarang wawancara juga penulis lakukan dikediaman para pengurus SMeCK yang terletak di jalan Gedung Arca Medan juga di beberapa tempat lain yang memungkinkan untuk penulis lakukan wawancara.


(30)

Beberapa perekaman, penulis lakukan pada pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan. Namun karena keadaan Stadion Teladan Medan yang sangat tidak memenuhi standarisasi Badan Liga Sepak bola Indonesia, maka Tim PSMS harus sering bertanding di luar Medan untuk menggunakan Stadion klub lain apabila PSMS sedang bertindak sebagai tim tuan rumah yang menyebabkan minimnya perekaman pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan. Pertandingan yang berhasil saya rekam ialah pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan pada Laga Copa Dji Sam Soe 2009. Hal ini karena, Standarisasi Stadion di Copa lebih rendah dibandingkan di Liga Indonesia sehingga panitia memperbolehkan Stadion Teladan dijadikan Rumah bagi PSMS di setiap pertandingannya menjamu tim lain. Pertandingan PSMS di Stadion Teladan yang saya rekam tertera dibawah ini :

Table 1. Jadwal Perekaman Pertandingan

NO Tgl Team yg Bertanding Waktu Skor

Akhir

LAGA

1. Jumat, 20 Februari 2009. Pukul: 15.30 Wib

PSMS VS PERSIBA (Bantul)

2 x 45 menit.

4 : 1 Copa Dji

Sam Soe 2009

2. Sabtu, 23 Mei 2009. Pukul:

PSMS VS PERSIPURA(Jayapura)

2 x 45 menit.

0 : 2 Copa Dji

Sam Soe 2009


(31)

15.30 Wib.

1.7.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan gabungan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk data kuantitatif, responden keseluruhan merupakan pemain PSMS yang dipilih sebanyak 20 responden. Ke-20 responden tersebut diberikan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Kuesioner tersebut terdiri dari : Identitas responden meliputi nama, usia, posisi pemain dalam sepak bola dan daftar pertanyaan dengan metode pilihan berganda serta metode essay sebagai penguat alasannya.

Bentuk jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner secara umum mencerminkan tingkat keterpengaruhan fisik dan mental, yaitu dari tidak berpengaruh sampai dengan sangat berpengaruh.

Data-data yang telah terkumpul yang penulis peroleh dari lapangan maupun studi kepustakaan kemudian ditelaah kembali untuk disusun dalam bentuk tulisan. Begitu juga dengan hasil rekaman yang nantinya akan ditranskripsi untuk kemudian dianalisis. Seperti yang diungkapkan Seidel (1998)11

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri;

yang mengatakan bahwa proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut :

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya;


(32)

c. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan; dan

d. Membuat temuan-temuan umum.

Hasil akhir dari data-data tersebut akan disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka penulisan


(33)

BAB II

SEJARAH DAN EKSISTENSI PSMS DALAM MENGINSPIRASI SMeCK SEBAGAI SUPPORTERNYA

2.1 Sepak Bola dan PSMS Ditinjau Dari Aspek Historisnya

Sepak bola adalah olahraga yang paling digemari di seluruh dunia. Olahraga tersebut pertama kali diperkenalkan dari negeri China yang dinamakan Tsu chu, Tsu artinya menendang dan Chu artinya bola. Jadi secara harfiah tsu chu artinya adalah menendang bola. Menurut sejarah, bukti-bukti yang menyatakan olahraga sepak bola pertama kali berasal dari China yaitu ditemukannya bola sebagai permainan para prajurit china di sekitar abad 2-3 pada zaman pemerintahan Dinasty Han12

Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan

.

Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Tidak adanya badan yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan sepak bola secara global. Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football Association (FIFA). Yang memiliki kantor pusat di Zurich, Swiss.


(34)

sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.

2.1.1 Kemunculan Olahraga Sepak Bola Modern Di Indonesia

Sepak bola pertama kali diperkenalkan ke Indonesia melalui bangsa Belanda yang kala itu sedang menjajah Bangsa Indonesia. Dengan waktu yang cukup lama menjajah Indonesia yakni sekitar 3,5 abad, bangsa Belanda banyak meninggalkan pengaruh-pengaruh dan kebiasaan pada bangsa Indonesia. Sejak adanya kegiatan olahraga pada zaman kekuasaan Belanda di Indonesia yakni menjelang tahun 1920-an, hanya cabang olahraga sepak bola yang paling menonjol. Hal inidikarenakan sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling banyak peminatnya maka tidak heran kalau olahraga ini menjadi olahraga rakyat.

Olahraga sepak bola yang ditangani oleh bangsa Belanda dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang menggembirakan dan dengan pengaturan administrasi yang baik maka terus mengalami kemajuan. Di kota-kota besar dengan nyata kelihatan kemajuan tersebut berkat adanya berbagai fasilitas dan kemampuan dari segi keuangan untuk menyediakan berbagai keperluan. Hal tersebut tidak terdapat di kota-kota kecil.

Organisasi sepak bola yang ditangani oleh bangsa Belanda semula bernama Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang terlebih dahulu lahir dari PSSI. Kemudian pada tahun 1930 terbentuklah organisasi sepak bola bangsa Indonesia dengan nama Persatuan Sepak raga (yang kemudian diubah menjadi sepak bola) Seluruh Indonesia dan disingkat PSSI. Dari masa inilah kemudian


(35)

PSSI sering mengadakan kompetisi antar klub yang membuat olahraga sepak bola menjadi berkembang dan diminati di berbagai kalangan di Indonesia. Semula, hubungan antara NIVB dan PSSI menunjukkan ketidak akraban. Bangsa Belanda pada umumnya memandang remeh bangsa kita. Akan tetapi menjelang tahun 1940-an keadaan membaik dan pada tahun 1941 mulai mengadakan hubungan organisasi yang lebih baik, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:57)

Sejak angkatan udara Jepang menyerang Pearl Harbour yakni pangkalan laut Amerika Serikat di bulan Desember 1941, Belanda meninggalkan Indonesia. Pada Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa dan mulai saat itu Indonesia berada di bawah pemerintahan militer Jepang.

Semua organisasi yang sebelumnya telah berdiri di Indonesia dilarang, apalagi organisasi yang bersifat politik. Dengan sendirinya riwayat organisasi sepak bola buatan Hindia Belanda juga berakhir. Begitu juga dengan organisasi olahraga bangsa Indonesia yang tidak luput dari segala akibat tindakan Jepang. Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang terbentuk pada tahun 1938 sebagai satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi, oleh berbagai kesulitan dan rintangan tidak dapat menggerakkan aktivitasnya sebagaimana mestinya.

Gerakan keolahragaan ditangani oleh suatu badan yang dibentuk oleh Jepang dengan nama TAI IKU KAY. Kompetisi sepak bola berjalan dengan segala keprihatinan. Pertandingan olahraga biasanya diadakan bertepatan dengan hari besar Jepang terutama sepak bola.


(36)

IKU KAY. Dalam situasi demikian urusan olahraga diserahkan kembali kepada bangsa Indonesia terutama sejak tahun 1944 dengan terbentuknya GELORA singkatan dari Gerakan Latihan Olahraga Rakyat. Selama tahun 1942-1945 yakni selama kekuasaan Jepang di indonesia tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat, disebabkan Jepang terus terdesak kedudukannya sehingga dengan sendirinya perhatian pemerintahan militer Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan kegiatan Olahraga di Indonesia.

Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945, yang disusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia maka terbukalah jalan selebar-lebarnya bagi Negara Indonesia untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah air sendiri.

2.1.2 Sejarah Terbentuknya PSMS

Pada bulan Maret 1950 militer Belanda meninggalkan Medan. Organisasi sepak bola selama kependudukan Belanda dan semasa Negara Sumatera Timur, Voetbal Bond Medan en Omstreken (VBMO) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930 –an kemudian pada tahun 1950 diubah namanya menjadi Persatuan Sepak bola Medan Sekitarnya atau yang disingkat menjadi PSMS, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992 : 64)

PSMS adalah sebuah klub sepak bola yang berasal dan berbasis di Kota Medan Ibukota Sumatera Utara. PSMS Medan didirikan pada tanggal 21 April 1950 namun sejak tahun 1930 telah berdiri sebuah klub yang bernama Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) dibawah naungan NIVB (Nederland Indische


(37)

Voetbal Bond) yaitu asosiasi klub sepak bola asuhan Belanda yang diyakini merupakan cikal bakal PSMS berdiri13.

Sejak dahulu kota Medan dikenal sampai ke beberapa belahan dunia karena perkebunan tembakau Delinya, maka dari itu logo PSMS digambarkan berupa daun dan bunga tembakau Deli. PSMS Medan juga dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas.

Gambar 1. Logo PSMS

PSMS mengalami zaman gemilang di bidang prestasi yang dibuktikannya mulai tahun 1954. Pada saat itu PSMS sering diundang dan mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Gak Graz dari Austria, Kowloon Motorbus kesebelasan tangguh dari Hongkong, Crasshoppers, Star Soccerites Singapura dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dikecap oleh PSMS dalam melawan kesebelasan luar negeri, PSMS mendapat gelar / julukan “The Killer” atau algojo pembunuh kesebelasan-kesebelasan luar negeri.


(38)

2.1.3 Kepengurusan PSMS

Berikut adalah urutan pengurus PSMS sejak awal berdirinya tahun 1950, hingga kini yang terdiri dari :

1951-1952

Ketua : Kompol Amir Hamzah Wakil Ketua : R.M Lubis

Sekretaris : K. Panggabean, Tjong Lie Liong

Bendahara : Muchtar Siregar, De Raadt, firdaus Siregar, Korver dan A.H.C. Jans

1952-1953

Ketua : Kompol Mustafa Pane, Tengku Johan Arifin Wakil ketua : Tamas Siregar

Sekretaris : B.T.S Hasibuan

Bendahara : T.D Pardede, A.H.C. Jans • 1954-1955

Ketua : Drs. Soeharjo Soeryo-subroto dan dibantu oleh beberapa teman-teman. Selama dalam pimpinan Drs. Soeharjo Soeryosubroto lah PSMS mengalami zaman gemilang.

1959-1960

Ketua Umum : Muslim Harahap Ketua I : Kompol Kadiran Ketua II : Kapten Tamas Siregar

Sekretaris : Buyung Bahrum dan M Noer Situmorang Bendahara : Tan Ho Land an A.M Nasution.


(39)

2009 - 2014

Ketua : Drs. Zulmi Eldin MSi Sek. Umum : Idris SE

Sek. 1 : Agus Suryono Manajer Tim : Hendra DS Ass. Manajer : Benny Tomasoa Ketua Harian : Agus P Simorangkir Sek. Harian : Fityan Hamdi KaBid Organisasi : Hardi Mulyono

Dalam struktur kepengurusan PSMS, SMeCK dan beberapa kelompok supporter PSMS lainnya tidak berada di struktur apapun secara fungsional. Namun secara tekhnis, para supporter selalu diundang dalam rapat-rapat khusus maupun beberapa kegiatan tertentu yang dilakukan oleh pengurus PSMS sebagai salah satu pihak yang memiliki pengaruh “suara” terhadap beberapa keputusan-keputusan pengurus PSMS.

2.2 Eksistensi PSMS di Liga Sepak Bola Hingga Tahun 2010

Keberadaan PSMS di liga sepak bola luar negeri maupun Indonesia di awal-awal kemunculannya tidak dapat diragukan lagi. PSMS kerap meraih gelar juara di setiap laganya melawan klub dalam negeri maupun klub luar negeri. Kala itu PSMS dijuluki dengan julukan “The Killer” karena selalu mengalahkan lawannya di arena lapangan hijau.


(40)

Yusuf Siregar dan lain-lain. Kepiawaian mereka menggiring bola membuat PSMS kerap memenangkan beberapa turnamen dan liga olahraga seperti PON (Pekan Olahraga Nasional), Kejuaraan Nasional PSSI hingga Olimpiade Melbourne.

Kini di tahun 2010 PSMS juga terus berusaha untuk meningkatkan eksistensinya di liga sepak bola Asia dan liga sepak bola Indonesia khususnya. Terdegradasinya PSMS dari Super Liga menjadi Divisi Utama di Liga Super Indonesia membuat keberadaan PSMS sebagai klub yang berpotensi kurang diakui masyarakat. Hal ini semakin diperkuat dengan ketidakjelasan status pendanaan PSMS yang notabene merupakan asset pemerintah Kota Medan. Buruknya permainan para pemain PSMS juga tidak bisa lepas dari minimnya dana yang dialokasikan bagi PSMS untuk dapat mencari bibit- bibit pemain lokal maupun pemain dari luar kota Medan serta memberikan latihan, serta sarana dan prasarana yang baik dan layak bagi seorang atlit.

Terlepas dari masalah kemunduran prestasi yang dialami PSMS saat ini, masyarakat Medan tetap dengan setia membela Klub PSMS untuk dapat merebut kembali kejayaannya dan mengharumkan “Ayam Kinantan” sebagai pilar pemersatu masyarakat-masyarakat fanatisme sepak bola kota Medan.

2.2.1 Masa Kejayaan PSMS di Tahun 1950-an Hingga Kini

Di tahun 1950-an dan tepat di awal berdirinya, PSMS berada di puncak kejayaannya. Beberapa turnamen dalam dan luar negeri selalu menjadi ajang bagi PSMS untuk meraih gelar Juara. Adapun dibawah ini merupakan data-data kemenangan PSMS dalam beberapa kompetisi hingga kini.


(41)

Table 2. Hasil Kejuaraan PON : Bidang Olahraga Sepak Bola

PON ke : Tahun Juara I Juara II Juara III

II 1951 Jawa Barat Jakarta Raya Jawa Timur

III 1953 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

IV 1957 Sumatera Utara Sumatera Tengah Jawa Tengah

V 1961 Sulawesi Selatan Jawa Tengah Jakarta Raya

VII 1969 Sumatera Utara Jakarta Raya Jawa Timur

VIII 1973 Sumatera Utara Jawa Timur Sulawesi Selatan

IX 1977 Jakarta Raya Irian Jaya Aceh

X 1981 Lampung Sumatera Utara Jawa Timur

XI 1985 Sumatera Utara Irian Jaya Jakarta Raya

XII 1989 Sumatera Utara Jawa Timur Jakarta Raya

Sumber : Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:76)

Tabel 3. Hasil Kejuaraan PSSI 1951 – 1990

No Tahun Juara I Juara II Juara III

I 1951 Persebaya PSM Persija

II 1952 Persebaya PSMS Persib

III 1954 Persija PSMS Persebaya

IV 1957 PSM PSMS Persib

V 1959 PSM Persib PSIS

VI 1961 Persib PSM Persija

VII 1964 Persija PSM Persib

VIII 1965 PSM Persebaya Persib

IX 1966 PSM Persib PSMS

X 1967 PSMS Persib Persebaya

XI 1969 PSMS Persija PSM

XII 1971 PSMS Persija PSM

XIII 1973 Persija PSMS Persebaya

XIV 1975 Persija / PSMS - -

XV 1977 Persebaya Persija PSMS

XVI 1979 Persipura PSMS Persebaya

XVII 1981 Persiraja - -

XVIII 1983 PSMS Persib Persebaya

XIX 1985 PSMS Persib PSM

XX 1986 Persib Persemen Persija

XXI 1987 PSIS Persebaya Persib


(42)

Tabel 4. Rekor di liga Indonesia

Tahun Keterangan

1994 / 1995 Peringkat 9 Divisi Utama wilayah barat 1995 / 1996 Peringkat 11 Divisi Utama wilayah barat 1996 / 1997 Peringkat 10 Divisi Utama wilayah tengah

1997 / 1998 Peringkat 1 Divisi Utama wilayah tengah (Liga dihentikan)

1998 / 1999 Semi finalis Divisi Utama

(Juara grup A, Peringkat 2 Grup Q babak 10 besar) 1999 / 2000 Peringkat 4 babak 8 besar Divisi Utama wilayah barat

2001 Semi finalis Divisi Utama (Juara wilayah barat babak 8 besar)

2002 Peringkat 11Divisi Utama (Degradasi)

2003 Peringkat 2 Divisi Satu

2004 Peringkat 7 Divisi Utama

2005 Peringkat 4 Divisi Utama (Peringkat 4 wilayah barat, Peringkat 2 Grup Timur babak 8 besar)

2006 Peringkat 5 wilayah Satu

2007 Runner-up (kalah dari Sriwijaya FC)

2008 Degradasi ke Divisi Utama

Sumber :

GELAR LAINNYA

Tahun 2005 : Juara 4 Copa Dji Sam Soe

• Tahun 2005 : Juara I Piala Emas Bang Yos II (14 Februari 2005), mengalahkan tim asal Singapura, Geyland United FC dengan Skor (5-1). • Tahun 2005 : Juara I Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005),

mengalahkan Persik Kediri dengan skor (2-1).

• Tahun 2006 : Juara I Piala Emas Bang Yos IV (16 Desember 2006), mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.

2.2.2 Stadion Teladan Medan, Saksi Kejayaan PSMS

Stadion merupakan salah satu modal utama untuk mengembangkan olahraga di sebuah daerah tertentu. Stadion juga merupakan “markas” bagi sebuah klub sepak bola yang mengatasnamakan daerah asal klub tersebut. Tidak jarang


(43)

pula stadion sering menjadi saksi kejayaan sebuah klub sepak bola saat bertarung dalam arena lapangan hijau. Bagi klub PSMS, Stadion Teladan merupakan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi kemajuan PSMS di bidang olahraga sepak bola sebab Stadion Teladan merupakan saksi bisu atas kemenangan-kemenangan PSMS di lapangan hijau.

Stadion Teladan merupakan stadion yang terbesar di Sumatera Utara. Pada awalnya, kota Medan hanya memiliki lapangan sepak bola yang tidak terlalu besar seperti yang terdapat di Kebun Bunga Medan (sekarang menjadi lapangan untuk latihan pemain PSMS). Dengan ditunjuknya kota Medan sebagai penyelenggara PON III pada tahun 1953, maka kota Medan harus memenuhi persyaratan yang diantaranya yaitu harus membangun sebuah stadion yang dapat menampung puluhan ribu penonton yang akan menghadiri upacara pembukaan PON lengkap dengan Sintelbaan di mana dapat diadakan perlombaan atletik.

Pada buku “Sejarah Olahraga Sumatera Utara” dikatakan bahwa: Cukup tersedianya lapangan sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan olahraga, sehingga dengan tegas dapat dinyatakan bahwa tanpa lapangan yang baik tidak akan dapat dicapai kemajuan yang diharapkan (1992:120)

Melalui kerja keras selama 8 bulan, pembangunan stadion Teladan dapat diselesaikan dengan menelan biaya sekitar 7 Juta Rupiah pada saat itu yang diperoleh dari Pemerintahan Daerah Sumatera Utara, para Bupati dan Walikota Tk.II, anak-anak sekolah, para pegawai, pengusaha juga masyarakat umum di kota Medan (1992:121).


(44)

untuk menjadi sebuah Homebase bagi PSMS untuk bertanding di Divisi super liga di musim yang lalu. Hal ini menyebabkan PSMS harus meminjam stadion klub sepak bola lain yang berada dekat dengan kota Medan. Keadaan ini juga yang memaksa banyak supporter PSMS di kala itu untuk hanya bisa menonton pertandingan PSMS dari layar kaca untuk mendukung tim kesayangannya.

Sungguh diluar dugaan, kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki pusat perbelanjaan yang super mewah dengan beberapa gedung pencakar langit di pusat kotanya ternyata tidak memiliki sebuah sarana olahraga yang memadai menurut standarnya. Hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di daerah lain di Indonesia. Daerah-daerah seperti Solo, Sleman atau Malang saja mempunyai Stadion yang cukup bagus. Padahal daerah-daerah tersebut masih berada di wilayah Kabupaten.

Gambar 2. Stadion Teladan Medan

Gambar 3. Stadion Manahan Solo dan Stadion Maguwoharjo Sleman


(45)

Renovasi yang diharapkan oleh masyarakat Medan terhadap Stadion Teladan merupakan sebuah mimpi yang mungkin belum dapat terlaksana hingga kini. Bukankah pada Undang-Undang No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem

Keolahragaan Nasional, BAB V mengenai TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 12 menjelaskan :

Ayat 1 : Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan

melaksanakan kebijakan serta standarisasi bidang keolahragaan secara nasional.

Ayat 2 : Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk

melaksanakan kebijakan dan mengkoordinasikan pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standarisasi bidang keolahragaan di daerah. Serta pada BAB XI mengenai PRASARANA DAN SARANA

OLAHRAGA Pasal 67 menjelaskan :

Ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan

prasarana olahraga sesuai dengan standard dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah.

Maka sesuai dengan Undang-undang diatas, pemerintah dan khususnya pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dengan segera melaksanakan tugasnya dengan baik untuk kemajuan olahraga di Sumatera Utara.


(46)

2.2.3 Regenerasi dan Pemain Asing di tubuh PSMS

Seiring berjalannya waktu, sepak bola di Indonesia terus mengalami perkembangan dan PSMS terus mengalami pertumbuhan sehingga mengharuskan adanya regenerasi di dalam tubuh PSMS. Baik di dalam kubu pemain maupun pengurus. Peraturan pun terus berganti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang yang mengharuskan beberapa metode-metode lama berganti menjadi sebuah terobosan yang baru. Pemain-pemain PSMS yang telah “berumur” digantikan dengan pemain-pemain PSMS yang masih “segar” dan mempunyai efektivitas yang lebih baik dari pemain lama. Tentunya semua itu setelah melalui proses penseleksian yang ketat.

Peraturan-peraturan di PSSI pun beberapa mulai diperbaharui dan ada pula yang ditambahkan sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satunya mengenai pemain asing yang dapat bermain di liga Indonesia. Hal ini merupakan salah satu metode baru yang dikeluarkan PSSI untuk dapat memberikan kemajuan kualitas terhadap sepak bola Nasional. Dan diantaranya tertuang dalam Pedoman Dasar Persatuan

Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) BAB VII mengenai PEMAIN PASAL 30 :

Ayat 4 : Pemain asing diadakan di dalam rangka turut serta

meningkatkan kualitas sepakbola nasional dan dimaksudkan untuk mendorong terjadinya transfer ilmu dan ketrampilan terhadap pemain nasional.


(47)

Ayat 5 : Pengadaan pemain asing hanya dilaksanakan oleh agen

resmi yang terakreditasi, diketahui dan disetujui oleh Pengurus Pusat PSSI14

Pemain sepak bola asing yang berada di Indonesia umumnya berasal dari Negara-negara di benua di Amerika seperti Chille, Argentina dan hanya beberapa yang berasal dari benua Asia. Pemain asing yang didatangkan ke Indonesia pada umunya memiliki kualitas permainan yang lebih baik dari pemain Nasional. Umumnya mereka mempunyai nilai kontrak yang tinggi. Bahkan rata-rata pemain asing memiliki nilai kontrak yang lebih tinggi dari pemain sepak bola Nasional.

.

Diperbolehknnya pemain asing bermain di klub-klub di Indonesia juga harus melalui beberapa proses yang diantaranya tercantum dalam

Peraturan Organisasi Tentang Regulasi Agen Pemain Asing BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 :

Ayat 2 : Agen pemain asing merupakan institusi profit yang

mengkhususkan keberadaannya sebagai medium interkoneksitas dalam industry sepak bola.

Ayat 3 : Pemain asing adalah seorang atlet sepak bola yang memiliki

status sebagai pemain professional (non amatir), secara de facto dan de jure berstatus sebagai warga negara asing.

Ayat 4 : Setiap klub yang berhimpun dalam Persatuan Sepak bola

Seluruh Indonesia (PSSI) tidak diperkenankan merekrut pemain asing untuk menjadi anggota tim klub tersebut tanpa melalui agen pemain.


(48)

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti postur tubuh mereka yang besar sangat mendukung untuk menampilkan pola permainan sepak bola yang baik.

Namun terkadang pemain asing juga bisa menambah daya tarik tersendiri bagi sebuah klub. Karena pada umumnya para supporter akan lebih antusias melihat permainan pemain asing dan tidak dipungkiri juga bahwa supporter- supporter wanita di Indonesia yang kebanyakan awam mengenai teknis pemainan sepak bola lebih menggandrungi pemain asing yang nota bene berpenampilan lebih menarik dibandingkan pemain sepak bola Indonesia. PSSI juga tidak lantas menjadikan pemain nasional terpuruk sebab kini PSSI telah mengeluarkan batasan jumlah pemain asing yang dapat dibeli oleh sebuah klub di Indonesia maksimalnya hanya tiga orang saja.

Gambar 4. Pemain Asing di Klub PSMS

Kini status PSMS yang belum memiliki sponsor utama untuk mendukung perekonomian klub membuat pengurus PSMS hanya bisa membeli pemain asing yang kemampuannya biasa-biasa saja. Hal ini membuat PSMS hingga kini belum dapat bangkit dari papan bawah klasemen divisi utama liga Indonesia.


(49)

2.2.4 PSMS Sebagai Inspirasi Para Supporternya

Dalam olahraga pada umumnya, supporter berfungsi memeriahkan suasana pertandingan, mendorong semangat atlet-atlet yang didukungnya, mengarahkan dan mempercepat irama permainan, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:244). Mengingat pentingnya fungsi-fungsi diatas, maka supporter merupakan salah satu yang harus diperhitungkan dalam sebuah pertandingan olahraga khususnya sepak bola.

Sepak bola dan supporter merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat pada saat ini. Sepak bola menjadi olahraga yang sangat digemari di seluruh dunia sejak dahulu hingga sekarang. Namun, fenomena munculnya supporter fanatik dengan instrument musik di setiap pertandingan sepak bola di Indonesia merupakan tradisi yang dianut dari kawasan Eropa namun hal itu kini sudah menjadi ciri khas supporter sepak bola di Indonesia juga.

Dalam perjalanan PSMS menjadi salah satu klub sepak bola kebanggaan masyarakat Medan, kiranya tidak lepas dari dukungan para supporter-supporternya. Dengan alasan kecintaan terhadap PSMS dan demi melestarikan bentuk apresiasi yang tinggi kepada pemain-pemain PSMS sebagai pahlawan kota Medan di lapangan hijau, masyarakat kota Medan membentuk sebuah kelompok organisasi sosial.

Secara tidak langsung PSMS memberikan sebuah landasan bagi sekelompok orang untuk bersama-sama membentuk sebuah visi dan misi yang sama untuk mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Hal itu yang membuat beberapa masyarakat Medan membentuk kelompok dan mengidentitaskan


(50)

Medan Cinta Kinantan. Seperti yang diungkapkans Djohan (2009:70), “ Karena perilaku mempromosikan identitas kelompok akan memiliki nilai yang berharga sekali. Untuk itu mereka harus memiliki satu kesatuan perasaan dengan ide, sasaran, visi, mimpi, dan kepercayaan umum yang telah disepakati. ”

SMeCK sebagai komunitas Pendukung PSMS juga berusaha memberikan dukungan yang baik di setiap pertandingan PSMS baik pada pertandingan kandang maupun tandang demikian disampaikan Nata Simangunsong pada saat wawancara dengan penulis. Hal ini terbukti melalui penelitian yang penulis lakukan melalui media Kuisioner kepada dua puluh orang responden yang kesemuanya adalah pemain sepak bola PSMS, menghasilkan data 100 % dari jumlah responden mengenal SMeCK dengan baik. Kemudian, 80% responden menyatakan keberadaan supporter bagi para pemain PSMS sangat penting.

2.3 Berdirinya SMeCK diatas Persamaan atas Kecintaan Terhadap PSMS

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk dan ada beberapa faktor yang menjadikannya yaitu : “Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara horizontal ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertical, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertical antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perbedaan-perbedaan suku bangsa, Perbedaan-perbedaan-Perbedaan-perbedaan agama, adat dan kedaerahan seringkali disebut sebagai cirri masyarakat yang bersifat majemuk” (Soleman B.


(51)

Taneko, 1994 : 104-105). Namun berbagai perbedaan dapat dipersatukan dengan sepak bola. Beberapa masyarakat Medan yang berlainan suku, ras, agama dan lapisan mampu mengesampingkan semua itu diatas persamaan mencintai PSMS dengan membentuk sebuah komunitas Pecinta PSMS.

Pada tanggal 30 September 2003 tepatnya hari Sabtu Pukul 18.00 Wib di Medan, dengan tekad juang yang bulat dan satu ikrar menyatukan Visi dan Misi yang berbeda lahirlah Suporter Medan Cinta Kinantan Fans Club15. SMeCK adalah salah satu kelompok supporter fanatik sepak bola PSMS yang muncul setelah berdirinya KAMPAK (Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan ). SMeCK terbentuk karena adanya perbedan visi dan misi di dalam tubuh KAMPAK yang menyebabkan beberapa anggota dari KAMPAK mengundurkan diri dari keanggotaan dan membentuk komunitas baru dan menamakan diri mereka sebagai SMeCK FC (Supporter Medan Cinta Kinantan Fans Club).

Gambar 5. Logo SMeCK FC (Ayam yang sedang memainkan bola kaki)

Seiring berjalannya waktu nama SMeCK FC berganti menjadi SMeCK Mania hingga kini berubah lagi Menjadi SMeCK Hooligan. Hooligan merupakan julukan bagi kelompok supporter sepak bola di Inggris dan di adopsi oleh


(52)

SMeCK. Hooligan sendiri apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti keramaian, kejahatan, atau pengacau. Jadi Hooliganism berarti orang yang membuat kekacauan. Namun hal ini tidak menjadikan SMeCK sebagai komunitas yang selalu mengacaukan keadaan saat menonton pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan, hal ini dapat penulis katakan berdasarkan hasil pengamatan penulis saat menonton pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan dimana SMeCK ikut andil untuk terus berupaya mengamankan keadaan disaat PSMS bertanding di Stadion Teladan Medan. Salah satu cara mereka ialah dengan terus menghimbau supporter agar berlaku sportif dan tidak berlaku sewenang-wenang seperti : melempar botol-botol air mineral kedalam lapangan maupun ke petugas keamanan.

Sebagai kelompok supporter yang masih muda, SMeCK banyak belajar dari kelompok supporter sepak bola lain di Indonesia untuk dapat berdiri, berjalan bahkan berlari kencang untuk menjadi yang terdepan dalam beratraksi, berkreativitas, dan jiwa sportif yang tinggi untuk mendukung PSMS Medan dalam laga kandang maupun laga tandang. Sampai saat ini SMeCK tetap eksis untuk terus berkarya, berkreasi dan berjuang untuk menciptakan iklim supporter Medan yang damai, kreatif dan anti kekerasan supporter16. Hal ini ditandai dengan diakuinya legalitas SMeCK oleh pengurus harian PSMS sebagai pendukung PSMS Medan.

16


(53)

2.3.1 Teknis Pelaksanaan Kegiatan Organisasi SMeCK

SMeCK merupakan salah satu kelompok sosial yang mempunyai struktur organisasi di dalamnya. Seperti yang diungkapkan Soerjono Soekanto dalam “Sosiologi, Suatu Pengantar” (1982:103) bahwa kelompok sosial merupakan kumpulan manusia tetapi bukan sembarang kumpulan. Suatu kumpulan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok apabila memenuhi kondisi tertentu. Kondisi ini ialah:

a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebahagian dari kelompok yang bersangkutan

b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.

c. Adanya faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan, ideologi politik yang sama dan lain- lain.

d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola prilaku.

Dalam menjalankan kegiatan keorganisasiannya, SMeCK mempunyai ketentuan-ketentuan yang wajib dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Selayaknya sebuah organisasi, SMeCK juga mempunyai pengurus-pengurus inti yang siap menjalankan segala kegiatan yang berkaitan langsung dengan sepak bola terutama PSMS sebagai prioritasnya.


(54)

2.3.2 Sistem Kepengurusan

Sesuai dengan sistem kepengurusan dalam sebuah organisasi, SMeCK di pimpin oleh seorang Ketua yang masa jabatannya satu periode selama dua tahun. Selain itu terdapat Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Divisi seperti Divisi Keamanan, Divisi Peralatan, dan lain-lain. Teknis pemilihan dilakukan dalam rapat pengurus SMeCK dengan cara Voting. Namun calonnya harus memenuhi syarat yang diberlakukan SMeCK bagi calon pemimpin. Anggota-anggota SMeCK pada umumnya merupakan remaja usia 12-30 Tahun. Tetapi tidak ditutup kemungkinan apabila ada masyarakat yang berusia diatas rata-rata tersebut untuk bergabung dalam SMeCK. Saat ini SMeCK dipimpin oleh Nata Simangunsong, yang masih berstatus sebagai mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM).

2.3.3 Dana Operasional

Dalam menunjang kegiatan operasional suatu organisasi, diperlukan dana. Begitu juga halnya dengan SMeCK sebagai Organisasi Individual yang tidak mendapatkan dana dari pemerintah daerah. Dana untuk kegiatan SMeCK sehari-hari didapatkan dari bantuan dari pihak-pihak donatur juga iuran keanggotaan. Selain itu SMeCK sebagai masyarakat yang kreatif juga membantu mendistribusikan tiket untuk memperoleh dana bagi kegiatan mereka. Selain itu, SMeCK juga menyediakan atribut-atribut serta souvenir-souvenir berlabel PSMS untuk dijual yang kemudian keuntungannya juga diberikan untuk operasional SMeCK.


(55)

2.3.4 Jenis-jenis Kegiatan

Dalam upaya memberikan dukungan terhadap PSMS, SMeCK melakukan berbagai ide-ide kreatif yang disosialisasikan ke dalam beberapa kegiatan. Selain mendukung PSMS di setiap pertandingannya di stadion Teladan dengan cara menyanyikan yel-yel hingga akhir pertandingan, SMeCK juga kerap melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Salah satu yang dilakukan SMeCK pada akhir tahun 2009 kemarin, SMeCK mengadakan aksi sosial ngamen sebagai sebuah simbol untuk membantu perekonomian PSMS yang saat ini sedang dalam masa yang memprihatinkan mengingat PSMS yang terpuruk ke Liga Utama kini kepemilikannya tidak mempunyai kejelasan. Jika di musim sebelumnya PSMS masih dipegang oleh pengusaha Sihar Sitorus ( Pemilik PT Togos Gopas ), kini PSMS tidak lagi memiliki sumber dana yang kuat.

Kini PSMS hanya mengharapkan dana hibah Pemko Medan setelah sebelumnya Pemerintah mengeluarkan larangan pemberian APBD kepada klub-klub sepak bola di Indonesia. Seiring dengan itu juga, PSSI mengeluarkan aturan bahwa klub yang ikut di Liga-liga yang diselenggarakan PSSI tidak diperbolehkan lagi berstatus klub yang dimiliki pemerintah daerah namun harus milik swasta atau perorangan.

Bentuk kegiatan lain yang dilakukan SMeCK yaitu aksi arak-arakan para pemain PSMS di setiap kepulangannya bertanding di stadion Teladan Medan sampai ke tujuan yaitu mess pemain PSMS yang terletak di Stadion Kebun Bunga Medan. Aksi ini dilakukan SMeCK dalam upaya mengapresiasi setiap perjuangan


(56)

antara SMeCK dan Dinas Lalu Lintas Jalan Raya serta pihak – pihak kepolisian untuk menjamin keamanan dan ketertiban lalu lintas Kota Medan.

Beberapa SMeCK Hooligan meneriakkan yel-yel dukungan kepada PSMS saat berada di atas kendaraan. Kegiatan ini selalu menjadi perhatian warga Kota Medan yang mereka lintasi sepanjang perjalanan menuju mess Kebun Bunga. Disamping kegiatan-kegiatan sosial itu, SMeCK juga turut mengawasi penggunaan dana hibah yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk dana operasional PSMS sebagai suatu bentuk perlindungan SMeCK mengantisipasi kecurangan pengurus PSMS dalam mengelola dana hibah tersebut.

2.4 Anarkisme dan Kekerasan Supporter Sepak bola Di Indonesia

Supporter sebagai penonton yang mendukung dan memihak salah satu regu yang bertanding, merupakan unsur penting yang tidak dapat diabaikan dalam pertandingan olahraga manapun, termasuk catur, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:243). Maka dari itu, kehadiran supporter dalam sebuah pertandingan olahraga dianggap menjadi salah satu faktor yang menentukan kemenangan seseorang atau tim.

Atas dasar itu beberapa kelompok supporter sepak bola di Indonesia kerap meramaikan stadion tempat berlangsungnya pertandingan sepak bola guna mendukung timnya dengan berbagai cara seperti: menggelar yel-yel musikal, tari-tarian daerah, mewarnai tubuh sesuai dengan warna yang dianut tim sepak bolanya dan masih banyak lagi. Kesemua bentuk perlakuan diatas bertujuan untuk memberikan dukungan kepada tim sepak bolanya dan berharap berujung pada sebuah kemenangan.


(57)

Namun akhir-akhir ini, fakta yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak yang mecintai olahraga sepakbola. Fenomena kekerasan dan anarkisme yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia kerap dilakukan oleh para supporter sepak bola itu sendiri. Seperti yang banyak terjadi di kawasan Pulau Jawa dimana kelompok-kelompok supporter yang berbeda saling bermusuhan hingga diluar pertandingan. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan semboyan yang dianut bangsa kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai maksud “meskipun berbeda suku, agama, ras, kedudukan namun kita tetap bersatu jua”.

Perbedaan daerah administratif tempat tinggal juga dijadikan benteng untuk memulai permusuhan. Contohnya saja antara JAK MANIA (pendukung PERSIJA Jakarta) yang notabene merupakan masyarakat Kota Jakarta dengan VIKING (pendukung PERSIB Bandung) yang terdiri dari masyarakat Kota Bandung. PERSIJA dan PERSIB dinobatkan sebagai musuh bebuyutan dalam liga sepak bola yang diselenggarakan di Indonesia. Padahal apabila ditinjau dari segi lokasinya, kedua provinsi ini letaknya sangat berdekatan. Supporter sebagai “pengikut setia” tim kesayangannya akhirnya mengikuti keadaan tersebut yang sebenarnya dan seharusnya hanya terjadi dalam dunia pertandungan sepak bola saja. Keikutsertaan supporter memusuhi tim sepakbola lain juga diikuti dengan memusuhi supporter tim lawannya. Hal inilah yang sering menimbulkan terjadinya pertengkaran yang memicu terjadinya tindakan anarkisme.


(58)

Surabaya. Tim yang berasal dari Provinsi Jawa Timur ini memiliki supporter-supporter fanatik yang rela menyaksikan tim nya bertanding baik kandang maupun tandang. Namun semangat kefanatismean yang disandang oleh para BONEK sering menuai beragam kerusuhan. BONEK kerap pergi menyaksikan laga tandang PERSEBAYA di luar Jawa Timur tanpa membawa perbekalan yang cukup dengan menumpangi Pengangkutan umum seperti Kereta Api dengan tidak membayar tiket, atau membajak bus-bus umum untuk mengantarkan para BONEK ke stadion yang dituju. Perlakuan BONEK kerap merugikan masyarakat lain seperti halnya penjarahan yang dilakukan para BONEK yang kelaparan kepada para pedagang kaki lima di stasiun kereta api dan pinggir jalan lainnya sebab para Bonek tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan perjalanan keluar Surabaya.

Gambar 6. Kerusuhan yang ditimbulkan oleh “Bonek”

Sumber

Mungkin saja hal ini terjadi akibat nama yang mereka sandang yang berarti “Anak-anak Nekat”. Pendukung Persebaya ini memiliki slogan yang amat


(59)

mengerikan, ”Salam Satu Nyali. Wani!” Slogan ini sengaja dibuat untuk memotivasi BONEK agar lebih berani dan nekat membela timnya17

Permusuhan sering menjadi penyebab timbulnya keributan dan kekerasan pada olahraga dan pertandingan. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya permusuhan dan salah satunya yaitu sikap agresif yang pada cabang-cabang olahraga tertentu sering diperlukan. Sikap agresif ialah sikap yang menunjukkan . Namun seharusnya kenekatan bukanlah menjadi hal yang utama dalam membela sebuah tim sepak bola melainkan sportivitas dan semangat keolahragaan.

2.4.1 Latar Belakang Kerusuhan Dalam Pertandingan Sepak Bola

Aksi pelemparan botol-botol air mineral, batu, ejekan dan cemoohan terhadap pemain dari tim lawan yang berbau SARA, merupakan gambaran prilaku anarkis supporter didalam lapangan. Di luar lapangan, supporter dapat melakukan hal-hal yang lebih tidak terpuji lagi seperti yang dilakukan BONEK akhir-akhir ini. Terjadinya kerusuhan oleh supporter yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Baik dari segi keamanan, pemerintahan, panitia penyelenggara, perekonomian, sosiologis masyarakat dan banyak hal lain. Fenomena anarkisme yang kerap mewarnai pertandingan sepak bola juga ditenggarai oleh sikap atlet sepak bola Indonesia yang banyak belum menganut paham Sportivitas dalam pertandingan olahraga sehingga berimbas pada kefanatisan supporternya.


(60)

usaha yang aktif, menyusun berbagai strategi untuk menguasai permainan dan mencapai kemenangan18

1. Penggemar tidak realistis terhadap penampilan regu, harapan terhadap regu terlalu tinggi.

.

Dra. Ny. Y . Singgih D. Gunarsa (1989 : 187-188) mengatakan bahwwa ada beberapa faktor yang mempercepat timbulnya keributan dan kekerasan pada sebuah pertandingan olahraga beregu diantaranya :

2. Ikatan yang kuat antara penggemar dan regu pujaannya. 3. Hasil penampilan regu pada pertandingan sangat berbeda.

4. Wasit dan ofisial kurang kompeten , terlalu memihak pada salah satu regu yang bertanding.

5. Permainan regu yang mencapai prestasi rendah akan menambah ketegangan, sebaliknya prestasi yang tinggi akan mengurangi ketegangan. 6. Banyak pelanggaran pada permulaan pertandingan.

Agresivitas penonton terwujud dalam bentuk keributan seperti yang sering dilakukan BONEK, JAK MANIA dan VIKING. Agresivitas antara sesama penonton juga pernah terjadi antara SMeCK dan supporter lain yang berasal dari komunitas berbeda. Menurut pengamatan penulis hal itu terjadi karena komunitas Pendukung PSMS bukan hanya SMeCK sehingga terbentuklah keadaan dimana anatara sesama pendukung PSMS saling berkompetisi untuk merebut perhatian penonton bahkan pemain PSMS. Misalnya saja yang terjadi antara SMeCK dan KAMPAK yang pernah mengalami konflik19

18

Lihat Psikologi Olahraga halaman 185. 19

Lihat halaman 39

dan hingga kini aroma permusuhan masih tampak jelas pada komunitas mereka. Padahal menurut Fadly Hariri semua


(61)

pendukung PSMS sama di mata pemain dan mempunyai tempat yang sama di hati pemain PSMS20

20

Pemain sepak bola asal Medan yang membela PSMS pada Ligina Musim 2008/2009 dan kini . Persaingan tersebutlah yang hingga kini masih belum bisa dikesampingkan oleh kedua kubu tersebut untuk dapat memberikan dukungan yang terbaik bagi PSMS yang kini mengalami masa-masa yang sulit dan banyak membutuhkan dukungan baik moril dan spiritual. Namun diluar permasalahan tersebut, penulis melihat sangat besarnya antusias masyarakat Indonesia terhadap olahraga sepak bola saat ini.

Agresivitas pemain juga dapat terjadi dan biasanya disalurkan dalam bentuk kekerasan fisik, permainan kasar pada pemain lawan dalam pertandingan. Hal Hal inilah yang kerap memicu terjadinya keributan disertai kekerasan dan berimbas pada perbuatan anarkisme dalam pertandingan sepak bola di Indonesia akhir-akhir ini. Tingkah laku agresif terlihat pada supporter dan pemain itu sendiri namun tingkah laku agresif supporter seringkali melebihi tingkah laku agresif pemain bahkan bisa memuncak sampai terjadi perusakan.

Uji kemampuan cabang olahraga beregu seperti sepak bola tidak hanya diselingi oleh kekerasan fisik antar pemain, tetapi sering diakhiri dengan kekerasan fisik penonton. Peristiwa bentrokan fisik pada pertandingan ataupun seusai pertandingan terjadi dimana-mana. Pertandingan olahraga bisa menjadi pertunjukan yang hebat bagi penonton namun pertandingan bisa menjadi lebih penting bagi sponsor dan pihak-pihak lain yang bisa memperoleh keuntungan besar dari kemenangan tim yang diunggulkan.


(1)

GLOSARIUM

Akustik : yang berhubungan dengan organ pendengar, suara atau ilmu bunyi.

Amplitudo : getaran vibrasi atau pemindahan gelombang secara periodik dapat pula sebagai keseimbangan fisik dari sensasi psikologis terhadap kekerasan gelombang suara.

Antropologis : kajian mengenai manusia khususnya tentang asal-usulnya, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan pada masa lampau.

Artikel : karya tulis lengkap dalam sebuah majalah, surat kabar dan lain-lain.

Birama : ayunan gerak kelompok beberapa pulsa yang pulsa pertamanya mendapat aksen kuat secara berulang dan teratur.

Buletin : media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodic oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu.

COPA : cup / piala.

De facto : sesungguhnya, sebenarnya.

Defender : posisi pemain bertahan dalam sepak bola

Degradasi : pertandingan untuk menurunkan kelas dalam sepak bola.

De jure : secara hukum

Deskriptif : bersifat menggambarkan / menjelaskan dengan apa adanya. Divisi : pengelompokan dalam suatu organisasi (dalam sepak bola). Durasi : lamanya sesuatu berlangsung, rentang waktu atau lamanya

suatu bunyi diartikulasikan.

Emosi : secara fisiologis merupakan suatu proses fisiologis yang berkaitan dengan perubahan tajam meluapnya perasaan seseorang. Perubahan ini tampak jelas pada perubahan denyut jantung, ritme pernafasan, banyaknya keringat dan sebagainya. Atau suatu keadaan terangsang dari organisme


(2)

mencakup perubahan yang disadari dengan sifat mendalam serta merubah perilaku.

Ensiklopedi : buku (atau serangkaian buku) yang menghimpun uraian tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu tertentu dalam artikel-artikel terpisah dan yang biasaya tersusun menurut abjad.

Federasi : gabungan beberapa perhimpunan yang bekerja sama dan seakan-akan merupakan suatu badan, tetapi masing-masing perhimpunan tetap berdiri sendiri.

Fisiologis : yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau organ, jaringan atau sel.

Frekuensi : jumlah getaran gelombang suara atau elektrik per detik pada gelombang elektromagnetik.

Homebase : markas / pangkalan.

Hooligan : Secara harfiah kata "hooligan" punya sinonim dengan hoodlum yang berarti penjahat. Pertama mengemuka pada 1898 dalam laporan polisi London yang menangkap seorang penjahat bernama Patrick Hooligan. Patrick, sebagaimana dikutip dalam situs http://en.wikipedia.org/wiki/holiganism, datang dari kalangan gangster yang bermarkas di sebuah jalan bernama "Hooley" di Islington, Irlandia. Orang Irlandia, mengartikan "hooley" dengan dua makna, yaitu "liar" dan "semangat pesta". Dalam sepakbola, istilah hooligan populer pada 1950-an di Inggris, dan pada 30 tahun terakhir di beberapa negara Eropa lainnya.

Impresi : efek atau pengaruh yang dalam terhadap fikiran atau perasaan.

Induksi : metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus ntuk menentukan hukum (kaidah) yang


(3)

Internet : jaringan yang terhubung dalam internet protocol (ip) sebagai sejumlah jaringan fisik yang saling terhubung dengan protocol yang sama (apa saja) untuk membentuk jaringa n logic.

Intranet : Jaringan Komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan di dalam batasan suatu Organisasi. Dilihat dari sudut teknisinya, Intranet didefinisikan sebagai penggunaan teknologi Internet dan WWW (World Wide Web) di dalam sebuah jaringan komputer lokal (LAN). Local Area Network (LAN) adalah sekumpulan komputer-komputer yang saling dihubungkan pada suatu daerah atau lokasi tertentu. Intranet memaksimalkan penggunaan LAN tersebut dengan menambahi kemampuan-kemampuan Internet kedalamnya.

Intepretasi : pemberian kesan, pendapat, pandangan teoritis terhadap sesuatu atau penafsiran.

Jurnal : majalah yang khusus memuat artikel-artikel dalam suatu bidang ilmu tertentu.

Katarsis : penyucian diri yang membawa pembaharuan rohani dan pelepasan dari ketegangan atau cara pengobatan terhadap orang yang mendapat gangguan saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hati dengan bebas. Kognitif : yang berhubungan dengan aktifitas mental termasuk

memperoleh dan memproses informasi (kognisi) atau pengetahuan factual yang empiris.

Kompetisi : pertandingan untuk merebut kejuaraan dalam gabungan perkumpulan olahraga.


(4)

Kontur : pola ciri-ciri yang terjadi dari pola nada, gerak nada dengan atau tanpa tekanan yang meliputi sebagian atau seluruh ujian tertentu.

Konvensional : berdasarkan permufakatan atau kesepakatan mengenai adat, tradisi dan sebagainya.

Kredibel : mampu menjadi layak, dikreditkan atau percaya.

Kuesioner : alat riset atau survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui daftar pertanyaan.

Melodi : rangkaian nada yang berurutan secara logis serta berirama yang mengungkapkan suatu gagasan.

Mental : berhubungan dengan batin dan watak manusia yang bukan bersifat badaniah atau tenaga termasuk kesehatan jiwa. Nemesis : dapat diartikan sebagai transformasi dan imitasi dari luar ke

dalam diri manusia (berkaitan dengan fungsi musik di abad ke-16)

Neurologi : pengetahuan tentang struktur dan fungsi system saraf serta penyakit-penyakitnya termasuk neurosains.

Online : sedang dalam jalur yang menyala (dalam dunia komputer). Ortodoks : berpegang teguh pada peraturan dan ajaran resmi / kolot dan

berpandangan kuno.

Persepsi : proses penginderaan atau menerima kesan melalui indera. Pitch : kualitas suara yang secara khusus merupakan fungsi dasar


(5)

ditulis Hz) dari obyek suara atau partikel udara yang dituliskannya.

Rap-rap : tempo permainan sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas.

Rekognisi : proses merasa atau mengidentifikasi informasi sebagai penyesuaian atau sama dengan informasi yang diingat.

Renovasi : pembaharuan, peremajaan, penyempurnaan (tentang gedung bangunan dsb).

Responden : penjawab atas pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian.

Server : sebuah

permintaan dengan dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokume

Sosiologis : mengenai pengetahuan atau ilmu tentang sifat perilaku dan perkembangan masyarakat.

Sportif : bersifat kesatria dan jujur.

Stimulus : perangsang organisme bagian tubuh atau reseptor lain untuk menjadi aktif.

Stopper : posisi gelandang dalam sepak bola Striker : posisi penyerang dalam sepak bola


(6)

Terapiutik : berhubungan dengan pengobatan kelainan atau gangguan . Transkripsi : kegiatan memindahkan nilai, simbol-simbol atau

tanda-tanda pada sebuah karya musik kedalam sebuah media tulisan.

Validitas : sifat khusus satu proposisi / dalil, alasan logis, dan seterusnya, yang didasarkan atas kebenaran, atau yang konsekuen dengan hukum atau fakta. Dapat pula diartikan sifat dari suatu alat ukur yang bisa mengukur kenyataannya seperti yang dikehendaki intuk diukur.

Verbal : berkenaan dengan kata-kata dalam segala bentuk baik lisan, tulisan, cetakan dan seterusnya.

Vibrasi : gerak-gerak suatu benda yang teratur secara periodic seperti getaran senar pada suatu instrument musik dan getaran ini diukur secara konvensional dalam putaran perdetik/ cycles (cps=cycles per second).