Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal

4. Persepsi pendengar terhadap keistimewaan musik meliputi deteksi cirri dan rekognisi pola yang relevan didalamnya 5. Induksi kondisi mental sebagai efek persepsi ini Djohan juga mengatakan bahwa aspek-aspek tersebut merupakan rangkaian yang dapat dimaknai secara bertahap, ada syarat minimum untuk merasakan ekspresi yang terjadi, namun belum cukup untuk menciptakan komunikasi. Jika komunikasi sudah terjadi, baru akan ada analisis ekspresi dan komunikasi yang lebih mendalam. Komunikasi yang terjalin antara supporter dan pemain bola dapat berupa komunikasi dalam bentuk verbal dan non verbal. Komunikasi dalam bentuk verbal dalam hal ini pesan yang disampaikan diwakili oleh kata-kata yang diucapkan. Sedangkan komunikasi non verbal adalah transfer makna melalui alat- alat seperti bahasa tubuh dan penggunaan ruangan fisik 22

3.1.2.2.1 Komunikasi Verbal

. Adapun bentuk komunikasi verbal yang terjalin antara supporter kepada PSMS saat bertanding di lapangan sebagai berikut. a Yel-yel non musikal Contoh : Ayo Affan… Libas.. Affan : Stoper PSMS Serang.. Jangan ngumpul-ngumpul di tengah Kalian…. PSMS Tunjukkan Tajimu… Komunikasi melalui yel-yel non musikal yang terjalin dapat terjadi antara: • individu – individu : seorang supporter – salah satu pemain PSMS 22 Tri dayaksini dan Salis Yuniardi dalam “Psikologi Lintas Budaya” 2004:244 Universitas Sumatera Utara • individu – kelompok : seorang supporter – PSMS • kelompok – individu : SMeCK – salah satu pemain PSMS. b Yel-yel Musikal Contoh : OOO... OOO... OOO... OOO... OOO... OOO... PSMS ayam kinantan PSMS kau memang jantan PSMS milik anak medan PSMS bukan preman PSMS SMeCK mendukungmu PSMS ayo terus maju PSMS jangan ragu ragu PSMS ayo serbu Serbu... OOO.... OOO... OOO Yel-yel musikal tersebut merupakan komunikasi yang hanya dapat terjalin antara kelompok ke kelompok sebab yel-yel musikal seyogyanya dinyanyikan oleh beberapa orang. Dalam pertandingan sepak bola di stadion Teladan, yel-yel musikal ini dinyanyikan oleh SMeCK dan ditujukan kepada keseluruhan pemain PSMS yang berada di lapangan.

3.1.2.2.2 Komunikasi Non Verbal

Melalui observasi dan penelitian lapangan yang penulis lakukan, komunikasi dalam bentuk non verbal dapat terjalin antara supporter dan pemain sepak bola dalam studi kasus pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan. Sebab komunikasi ini umumnya terjalin karena adanya transfer makna melalui alat-alat seperti bahasa tubuh body language dan penggunaan ruangan fisik. Dengan demikian ekspresi wajah, gestures gerakan tubuh, sikap badan postures, kontak mata dan suara bahkan penggunaan ruang dan jarak Universitas Sumatera Utara interpersonal, penggunaan waktu, tipe pakaian yang dipakai dan desain arsitektur yang kita gunakan adalah perilaku-perilaku yang termasuk dalam perilaku non verbal. 23 Dalam situasi dimana area penonton dibatasi oleh pagar kawat sehingga menghalangi pandangan supporter yang duduk di tribun terbuka . 24 23 Ibid., hlm. 244 24 Stadion Teladan merupakan stadion yang masih memiliki tribun terbuka tanpa atap dan tempat duduk yang terbuat dari tegel bertingkat-tingkat. Sehingga penonton yang berada di tempat duduk paling bawah akan sulit melihat dengan jelas ke dalam lapangan akibat pagar kawat pembatas lapangan. Supporter fanatik PSMS lazimnya duduk di tribun terbuka. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain:faktor ekonomi dimana harga tiket tribun terbuka lebih murah dibandingkan tribun tertutup, selain itu stereotype bahwa memilih duduk di tribun tertutup tidak dapat dengan puas merasakan euphoria pertandingan sepak bola karena rata-rata penonton di tribun tertutup kurang ekspresif. ke lapangan khusunya kepada pemain sepak bola, memang menyebabkan pemain tidak dapat menerima pesan melalui ekspresi wajah supporter. Namun tarian-tarian dan seragam hijau berlambang PSMS serta atribut-atribut seperti topi, syal, yang dikenakan supporter dapat dengan mudah dilihat oleh pemain saat berada di lapangan. Bukan hanya itu saja beberapa supporter bahkan rela mengecat seluruh tubuhnya sesuai dengan warna klub PSMS untuk menarik perhatian pemain PSMS, serta spanduk-spanduk dukungan yang terpampang dipinggir lapangan dapat dengan leluasa dilihat oleh para pemain PSMS. Hal ini membuktikan bahwa pesan yang dikirim melalui perilaku-perilaku non verbal, dapat diterima oleh pemain PSMS. Universitas Sumatera Utara Gambar 8 SMeCK “menghijaukan” Stadion Teladan dengan seragam dan kertas hijau yang dilambaikan keatas Namun komunikasi hanya akan bermakna bila seseorang memiliki pengertian yang sama dengan orang yang meresponnya 2009:104. Dalam beberapa situasi, pemain tidak dapat mendengar dengan jelas yel-yel yang dibawakan oleh SMeCK. Hal ini dikarenakan PSMS mempunyai kelompok supporter yang lebih dari satu dan kesemuanya juga menampilkan yel-yel musikal dengan waktu yang bersamaan. Selain itu, posisi pemain juga menentukan diterimanya pesan pada yel-yel musikal yang dikirim oleh SMeCK kepada pemain. Menurut Chico Maradona Stoper PSMS 20092010 pada saat berlari menggiring bola, pemain hanya dapat mendengar yel-yel supporter samar-samar 25 . Namun berbeda halnya dengan pemain yang menempati posisi penjaga gawang yang mobilitasnya tidak terlalu tinggi. Pemain di posisi ini dapat dengan jelas mendengar yel-yel yang dibawakan SMeCK saat berada di lapangan.. Sejauh ini dapat diakui bahwa musik dapat menjadi perantara untuk menyampaikan perasaan selain mengkomunikasikan dan membangkitkan serangkaian emosi. 25 Wawancara penulis Tanggal 17 Desember 2009, di Mess PSMS Stadion Kebun Bunga Medan Universitas Sumatera Utara

3.2 Proses Penciptaan Yel-yel Musikal