3.2 Proses Penciptaan Yel-yel Musikal
Musisi harus memiliki kemampuan teknis untuk mengekspresikan emosi dalam sebuah karya musik. Seperti yel-yel musikal yang diciptakan oleh beberapa
anggota SMeCK yang pada dasarnya merupakan ekspresi mereka yang dituangkan dalam sebuah karya musik, walaupun tidak berbekal dari pendidikan
musik formal. Mengapa manusia dapat terkesan dengan musik dan mengapa ia dapat
menciptakan sebuah musik ? Menurut Khan 2002 dalam Yenni,2009:12 “ Pada manusia terdapat sebuah irama abadi yang terus menerus,
yang merupakan tanda kehidupan pada dirinya, sebuah irama yang dinyatakan di dalam denyut nadi, detak jantung bahkan hatinya. Pada
irama inilah kesehatannya menemukan tempat bergantung – tak hanya kesehatan – tapi juga suasana hati”
Seperti yang dikemukakan oleh Khan diatas bahwa setiap Jiwa memiliki irama, melodi, beat yang khas dan murni. Irama khas ini tercermin dalam fisik dan
mental Individu. Sebagai salah satu bukti, manusia memiliki beat berupa denyut jantung, tarikan napas atau pun kedipan mata, gaya dan irama dalam logat
berbicara dan ayunan kaki dan lain sebagainya. Maka setiap orang selayaknya memiliki kemampuan untuk menciptakan musik terlepas dari kenyataan bahwa
dia memiliki latar belakang pendidikan formal mengenai musik atau tidak.
3.2.1 Hakikat Musik Dalam Kehidupan
Sebelum menjelaskan mengenai proses penciptaan yel-yel musikal, penulis perlu memaparkan hakikat keberadaan musik dalam kehidupan manusia.
Yenni Rachmawati, dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Musik Dalam Pembentukan Budi Pekerti” menjelaskan bahwa pada dasarnya, hakikat musik
Universitas Sumatera Utara
berasal dari Tuhan, alam, ekspresi diri, dan kondisi sosial 2009:9. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Musik bersumber dari Tuhan
Addie M.S
26
2. Musik bersumber dari Alam semesta
dalam Yenni 2009 : 9 mengatakan bahwa manusia dapat menerima ide musikal yang murni berasal dari Tuhan secara tiba-tiba ibarat
“wangsit” yang datang kapan saja, dimana saja dan dalam kondisi apapun. Pada zaman peradaban kuno musik merupakan bagian kehidupan orang suci, para
nabi, raja-raja dan orang-orang yang dianggap keturunan dewa. Mereka lah orang- orang yang mulia dan berpengaruh karena dapat berhubungan langsung dengan
Tuhan. Musik mereka adalah dari Tuhan dan dipersembahkan untuk Tuhan. Hal ini sejalan dengan penjelasan Prier 1991 dalam Yenni 2009:9 yang
menyebutkan bahwa ; “… Bangsa Mesir dan Yunani kuno yang memiliki peradaban
tinggi menganggap bahwa seni musik berasal dari para dewa dan para raja-raja keturunan dewa-dewa. Perkembangan dan
kepemimpinan musik dipegang oleh para imam atau pun para raja. Bangsa Yahudi yang terkenal sebagai bangsa yang mahir
dalam seni sastra dan memadukannya dengan seni musik, pada tahun-tahun sebelum masehi mula-mula mereka memainkannya
hanya dipersembahkan untuk meluhurkan Allah”.
Melalui penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa pada awal
keberadaannya musik diciptakan untuk mengajak manusia mengingat dan mengagungkan Tuhan serta berbuat kebaikan.
Alam memiliki kekayaan musik yang tidak terhingga, kita dapat mendengarnya melalui suara gemericik air, semilir angin, debur ombak, dan lain
sebagainya. Lebih lanjut Prier 1991 juga menjelaskan bahwa ;
26
Addie M.S adalah seorang Musisi Kenamaan Indonesia yang juga bertindak sebagai Composer, Arranger, dan pemimpin Twilight Orkestra besutannya.
Universitas Sumatera Utara
“.. Lintasan bintang, perbandingan jarak antara benda alam yang satu dengan yang lain, geraknya yang menganut tata hukum
yang ketat, pemandangan yang anggun dari tata surya, munculnya rembulan, terbit dan terbenamnya sang surya
menimbulkan angan-angan pada orang Yunani tentang
keselarasannya dengan daya kesaktian dari nada-nada yang berbunyi nyaring yang menjadi satu sebagai melodi, bahkan tari-
tarian yang begitu erat hubungannya dengan musik, bagi mereka adalah jiplakan dari gerak kedipnya tata bintang di langit”.
Lebih lanjut Khan 2002 mengutarakan bahwa ; “…efek dari guntur, hujan dan badai, gambaran bukit dan sungai membuat musik menjadi seni nyata”.
Alam merupakan sumber musik yang mengilhami manusia untuk menciptakan tiruannya. Penjelasan dari ahli-ahli diatas dapat memberikan pengertian bahwa
musik berada dimana saja dan merupakan sebuah ”imitasi” alam. Alam dan musik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Musik bersumber dari Citra Individu
Jika dilihat dari awal keberadaannya, musik dan manusia tidak dapat dipisahkan. Musik telah menjadi alat komunikasi bagi manusia sebelum
lahirnya bahasa. Seperti yang penulis ungkapkan dengan jelas pada sub BAB III mengenai musik dan komunikasi. Manusia menciptakan musik didorong oleh
faktor internal individu itu sendiri. Namun lahirnya musik yang berpangkal dari ekspresi diri pun tidak dapat terlepas dari faktor luar yakni lingkungan,
pengalaman masa kecil, kondisi alam dan geografis, serta kondisi sosial, ekonomi dan politik masyarakatnya.
4. Musik bersumber dari Citra Masyarakat
Musik dapat tercipta karena didorong oleh kondisi sosial, politik dan ekonomi masyarakatnya. Yenni 2009:16 juga berpendapat bahwa Musik dapat
diilhami oleh perilaku umum masyarakat dan sebaliknya perilaku umum
Universitas Sumatera Utara
masyarakatpun dapat terilhami oleh musik tertentu. Dengan demikian dapat dipahami bahwa karakter sebuah musik dapat dipengaruhi oleh karakter
masyarakat dimana ia berada. Juga sebaliknya bahwa karakter sebuah masyarakat dipengaruhi oleh sebuah musik tertentu.
Melalui penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa musik bersumber dari Tuhan yang pada mulanya diciptakan untuk mengagungkan dan mengingat Tuhan
serta mengajak untuk berbuat kebaikan. Kemudian musik juga berasal dari alam dimana manusia mengilhami musik yang berasal dari imitasi alam semesta. Selain
itu penciptaan sebuah musik juga berawal dari citra individu tersebut serta pengaruh dari citra masyarakat tempat individu tersebut berada. Keempat hal
innilah yang menjadi patokan penulis dalam membahas hal penciptaan sebuah karya musik dimana dalam penelitian ini yang penulis maksud ialah penciptaan
yel-yel musikal.
3.2.2 Yel-yel Musikal