Hubungan Sebab-Akibat dalam Balanced scorecard

25 2. Motivasi, pemberdayaan dan penyertaan motivation, empowerment and aligment. Dalam pencapaian tujuan perusahaan, kinerja tidak hanya diukur dari keahlian pegawai yang diperlukan, namun juga menilai motivasi dan inisiatif pegawai untuk menggunakan keahlian tersebut secara efektif. Motivasi pegawai dapat berasal dari perhatian perusahaan terhadap pegawai seperti mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan-pelatihan yang akan meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri dari pegawai. 3. Kemampuan sistem informasi Peningkatan kemampuan sistem informasi berarti memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu pada pegawai sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan secara efektif melaksanakan proses baru.

2.2.4. Hubungan Sebab-Akibat dalam Balanced scorecard

Sistem pengukuran suatu perusahaan menurut Kaplan dan Norton 2000 harus memuat hubungan yang ada di antara berbagai tujuan perusahaan dan ukuran dalam berbagai perspektif eksplisit, sehingga dapat dikelola dan divalidasi. Rantai sebab-akibat harus meliputi keempat perspektif Balanced scorecard. Karena Balanced scorecard yang baik harus menjelaskan strategi bisnis yang baik pula, maka Balanced scorecard harus mengindentifikasi dan menyatakan dengan eksplisit tahapan hipotesis mengenai hubungan sebab akibat atara berbagai ukuran hasil dan faktor pendukungnya. Setiap ukuran yang dipilih untuk disertakan dalam Balanced scorecard harus merupakan unsur dalam sebuah 26 rantai hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti strategi unit bisnis kepada seluruh perusahaanorganisasi. Contoh rantai sebab-akibat dalam Balanced scorecard tercermin dari gambar berikut, Sumber : Kaplan dan Norton 2000 Gambar 2.5 Hubungan Keempat Perspektif dengan Balanced Scorecard 2.2.5. Keunggulan Balanced Scorecard Penggunaan Balanced scorecard oleh perusahaan, memungkinkan diukurnya kinerja perusahaan secara: 1. Komprehensif Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain: customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan Finansial Pelanggan Proses Bisnis Internal Pembelajaran dan Pertumbuhan ROCE Loyalitas Pelanggan Proses Bisnis Keahlian Pekerja Proses waktu siklus Penyerahan Tepat Waktu 27 pertumbuhan. Kinerja keuangan yang dihasilkan dari perspektif customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan tersebut merupakan kinerja keuangan yang sesungguhnya, sehingga kinerja keuangan yang demikian akan berlipatganda dan berjangka panjang. Kekomprehensifan sasaran strategik dalam empat perspektif, membuat pengukuran kinerja perusahaan juga dilakukan secara komprehensif mencakup empat perspektif tersebut. 2. Koheren Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat causal relationship di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencaaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kokoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencaaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. 3. Berimbang Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Gambar berikut memperlihatkan garis keseimbangan yang perlu diusahakan dalam menetapkan sasaran strategik keempat perspektif, 28 Sumber : Mulyadi 2001 Gambar 2.6. Keseimbangan Sasaran Strategik yang ditetapkan dalam Perencanaan Strategik 4. Terukur Sasaran strategis yang sulit diukur seperti pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan Balanced scorecard dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan. Pengukuran dilakukan dengan mengkuantitatifkan kinerja yang sulit diukur seperti kepuasan anggota menjadi bisa diukur menggunakan survey kepuasan anggota. Dengan Balanced Scorecard, kinerja perusahaan diukur secara seimbang antara pemusatan ke dalam internal focus dan pemusatan keluar external focus, serta keseimbangan antara pemusatan ke proses process centric dan pemusatan 29 ke orang people centric. Dengan keseimbangan sasaran strategis, maka kinerja perusahaan dapat diukur secara seimbang meliputi empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Kaplan dan Norton, 2000.

2.3. Penelitian Terdahulu