65
Lanjutan tabel 3.6. Sasaran Strategis
Ukuran Hasil Bobot
Perspektif proses bisnis internal 18,25 1.
Pengembangan produk unggulan
Peningkatan penggunaan produk unggulan oleh
anggota 7,10
2. Pengembangan aktiva
produktif Peningkatan aktiva produktif
5,07 3.
Peningkatan sarana prasarana
Peningkatan kantor kas dan kantor cabang
6,08 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 26,28
1. Peningkatan kualitas dan
kompetensi karyawan Frekuensi pelatihan
4,38 Jumlah karyawan yang
pelatihan 8.76
2. Kehandalan teknologi
Jumlah komputer 13,14
Sumber : Data sekunder diolah, 2016
3.6.3. Pengukuran Kinerja dari masing-masing perspektif
Setelah diketahui bobot masing-masing ukuran hasil dalam setiap perspektif, kemudian dilakukan pengukuran kinerja dari setiap perspektif
Balanced Scorecard meliputi perspektif keuangan, pelangganaggota, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran kinerja dalam
setiap perspektif dilakukan dengan membandingkan kinerja tahun penelitian dengan target kinerja tahun penelitian. Kinerja juga dibandingkan dengan kinerja
tahun sebelumnya untuk mengetahui perkembangan kinerja dalam setiap perspektif Balanced Scorecard.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menghitung tingkat pencapaian ukuran hasil manajemen organisasi selama periode yang akan dikaji dengan target
yang telah ditetapkan pihak manajemen sebelumnya. Perhitungan nilai pencapaian ukuran hasil dalam BSC, yaitu :
66
Pencapaian ukuran hasil =
3.6.4. Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard
Setelah menghitung tingkat pencapaian, kemudian menghitung skor BSC yang dihasilkan dari masing-masing ukuran hasil. Skor BSC didapat dengan
mengalikan tingkat pencapaian dengan bobot yang telah ditentukan. Selanjutnya, hasil kinerja didapatkan dari persentase indikator yang berhasil terhadap jumlah
banyaknya indikator pada keseluruhan perspektif. Manurut Salterio dalam Trihastuti, 2011, Hasil pengukuran kinerja
kemudian dibandingkan dengan skala 100, skala tersebut menunjukkan kinerja koperasi yang diteliti yaitu:
14,2 28,5
42,8 57,1
71,4 85,7
100 STB
TB KB
C B
SB SSB
Jika hasil kinerja yang didapat kurang dari 14,2 menunjukkan kinerja koperasi tersebut sangat kurang baik, jika hasil yang didapat berada di antara
14,3-28,5 menunjukkan kinerja kopersi tersebut tidak baik, jika diantara 28,5-42,8 maka menunjukkan kinerja koperasi kurang baik, jika hasil yang didapat berada
antara 42,8-57,1 menujukkan kinerja koperasi sudah cukup baik, jika hasil yang didapat berada diantara 57,2-71,4 maka menujukkan kinerja koperasi sudah baik,
sedangkan jika hasil yang didapat antara 71,5-85,7 maka kinerja koperasi sudah sangat baik, kemudian jika hasil menunjukkan 85,8-100 maka kinerja koperasi
tersebut sudah sangat sangat baik.
67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran kinerja strategi bisnis Koperasi Syariah Umat Sejahtera Mulia Kebumen dengan menggunakan Balanced Scorecard, menggambarkan
keberhasilan kinerja koperasi dalam memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya. Target yang telah ditentukan tersebut dijadikan sebagai acuan bagi
pengukuran kinerja koperasi. Apabila Koperasi Syariah Umat Sejahtera Mulia mampu mencapai ataupun melampaui target tersebut, menunjukkan kinerja
koperasi yang baik. Sedangkan apabila Koperasi Syariah Umat Sejahtera Mulia belum mampu mencapai target tersebut menunjukkan kinerja koperasi yang
kurang baik, sehingga perlu dilakukan koreksi untuk perbaikan di masa depan. Setelah diketahui pencapaian hasil kemudian dikalikan dengan bobot setiap
ukuran hasil, kemudian dihitung skor BSC yang diperoleh Koperasi Syariah Umat Sejahtera Mulia Kebumen pada tahun 2013, 2014, dan 2015.
4.1. Kinerja Perspektif Keuangan Koperasi Syariah Umat Sejahtera Mulia
Kebumen Kinerja keuangan Koperasi Syariah Umat Sejahtera Mulia Kebumen dapat
dilihat dari pencapaian sasaran strategis yang telah ditentukan koperasi yang didasarkan pada visi, misi, strategi dan tujuan koperasi. Sasaran strategis dalam
perspektif keuangan ini yaitu efisiensi biaya operasional, peningkatan asset, peningkatan penerimaan, peningkatan pembiayaan, peningkatan SHU, dan