30
2.1.2.5 Jenis Pelayanan
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari anamnesa, pemeriksaan, penanganan dan tindak lanjut kasus, pencatatan hasil pemeriksaan antenatal
terpadu, KIE yang efektif Kemenkes RI, 2010 : 13 – 20 .
1. Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
a. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
b. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan
dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil. c.
Menanyakan status kunjungan baru atau lama, riwayat kehamilan yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, dan riwayat
penyakit yang diderita ibu. d.
Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid. e.
Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi. f.
Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti : anti hipertensi, diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan
sebagainya. g.
Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat pemakaian obat malaria.
31
h. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah penanggulangan penyakit menular seksual.
i. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,
frekuensi, dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.
j. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi
kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan. Informasi anamnesa bisa diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader
ataupun sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan antenatal
selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan diantar suami.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum fisik dan psikologis
kejiwaan ibu hamil. Tabel 2.1 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
No. Jenis Pemeriksaan
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Keterangan
1 Keadaan Umum
√ √
√ Rutin
2 Suhu tubuh
√ √
√ Rutin
3 Tekanan darah
√ √
√ Rutin
4 Berat badan
√ √
√ Rutin
5 LILA
√ Rutin
6 TFU
√ √
Rutin 7
Presentasi Janin √
√ Rutin
8 DJJ
√ √
Rutin 9
Pemeriksaan Hb √
√ Rutin
32
Lanjutan Tabel 2.1
10 Golongan darah
√ Rutin
11 Protein urin
Atas indikasi 12
Gula darahreduksi Atas indikasi
13 Darah malaria
Atas indikasi 14
BTA Atas indikasi
15 Darah sifilis
Atas indikasi 16
Serologi HIV Atas indikasi
17 USG
Atas indikasi
Sumber : Kemenkes RI 2010 Pemeriksaan laboratoriumpenunjang dikerjakan sesuai tabel di atas.
Apabila di fasilitas tidak tersedia, maka tenaga kesehatan harus merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
3. Penanganan dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau
diagnosa banding, sedangkan bidanperawat dapat mengenali keadaan normal dan keadaan tidak normal pada ibu hamil.
4. Pencatatan Hasil Pemeriksaan Antenatal Terpadu
Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan, tenaga
kesehatan wajib mencatat hasilnya pada rekam medis, kartu Ibu dan buku KIA. Pada saat ini pencatatan hasil pemeriksaan antenatal masih sangat
lemah, sehingga data-datanya tidak dapat dianalisa untuk peningkatan kualitas pelayanan antenatal. Dengan menerapkan pencatatan sebagai bagian
dari standar pelayanan, maka kualitas pelayanan antenatal dapat ditingkatkan.
33
5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE yang Efektif
KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk membantu ibu
hamil dalam mengatasi masalahnya.
2.1.2.6 Kunjungan Antenatal