104
Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan yang diberikan oleh Kepala Puskesmas dan Ketua Sie Program KIA Dinkes Kabupaten Cilacap seperti
di bawah ini : “Jadi e semuanya itu berperan secara maksimal, karena saya juga me e tek kontrol
mba buku KMS, kadang-kadang juga saya lihat untuk catatan setiap bulan. Oh e kita si di sini pada dasare kita kan sudah e, kalau saya si gini mba, karena kita
sudah memakai SOP, sudah sudah standar, udah ada alur otomatis mereka pun patuh pada aturan-aturan itu, sehingga saya paling saya hanya evaluasi aja per-
bulan, per-minggu, per-minggu saya eval
uasi seperti apa” T.11
“Kalo kita itu lewat monitoring ya kan sudah pelatihan kan, setiap berapa bulan misalnya 6 bulan setelah pelatihan kita dateng ke lapangan untuk melihat hasil
implementasinya setelah pelatihan itu seperti apa. Terus kalau yang rutin kita kan ada supervisi fasilitatif, heeh. Itu kan wajib. 2 kali lah, 2 sampai 4 kali setahun
” T.12
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, di Puskesmas
Sampang terdapat laporan bulanan hasil capaian pelayanan antenatal yang diserahkan ke Dinkes Kabupaten Cilacap.
4.2.3 Komponen Output
Output atau keluaran pada penelitian ini yaitu hasil capaian kunjungan K1- K4 Puskesmas Sampang dan kesesuaian implementasi pelayanan antenatal oleh
bidan Puskesmas dengan SOP yang berlaku.
4.2.3.1 Cakupan Pelayanan Antenatal
Berdasarkan data dari laporan tahunan Puskesmas Sampang yaitu tahun 2015, didapatkan data K1 dengan prosentase 100 dan K4 mencapai 96,15.
Diketahui bahwa angka cakupan K4 Puskesmas Sampang tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 93,9.
Meksipun angka cakupan K4 di Puskesmas Sampang mengalami kenaikan, dari
105
10 desa yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Sampang masih terdapat 5 desa dengan capaian K4 dibawah 95 yaitu desa Karangasem 90,6, desa
Ketanggung 85,7, desa Sidasari 82, desa Brani 81,4, dan desa Paberasan 76,2.
Berdasarkan hasil telaah dokumen laporan bulanan ANC Puskesmas Sampang pada bulan Januari s.d. April tahun 2016 diketahui bahwa cakupan K1
dan K4 mengalami kenaikan yang siginifikan. Adapun cakupan pada bulan Januari yaitu 9,97 untuk K1 dan 4,91 untuk K4, 17,86 untuk K1 dan
11,01 untuk K4 pada bulan Februari, 26,49 untuk K1 dan 22,32 untuk K4 pada bulan Maret, 34,67 untuk K1 dan 31,70 untuk K4 pada bulan April.
4.2.3.2 Kesesuaian dengan SOP
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa implementasi pelayanan antenatal di Puskesmas Sampang sudah sesuai dengan
SOP yang berlaku. Berdasarkan SOP yang dimiliki oleh Puskesmas Sampang menyatakan bahwa prosedur pelaksanaan pelayanan antenatal dimulai dengan
anemnese, cuci tangan, timbang berat badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi ukur LiLA, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin
dan denyut jantung janin DJJ, skrining status imunisasi tetanus dan beri imunisasi tetanus toksoid TT bila diperlukan, pemberian tablet zat besi tablet
Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, periksa laboratorium rutin dan khusus, tatalaksanapenanganan kasus, serta temu wicaraKIE Efektif.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pada implementasi pelayanan antenatal tidak dilakukan KIE Efektif jika
106
ibu hamil tidak mengalami keluhan. Adapun pokok bahasan konseling yang belum diberikan kepada ibu hamil secara teratur, seperti peran suamikeluarga,
gejala penyakit menular dan tidak menular, serta tanda bahaya pada kehamilan. Meskipun demikian, pokok bahasan konseling yang masih belum diberikan secara
teratur dalam implementasi pelayanan antenatal di Puskesmas tersebut, diberikan oleh bidan kepada ibu hamil dalam pelaksanaan kegiatan lain, yaitu pada kegiatan
kelas ibu hamil.
107
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Komponen Input
Berdasarkan Permenkes RI No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas pasal 9 ayat 4 menyebutkan bahwa pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium. Input merupakan sub-elemen-sub-elemen yang diperlukan sebagai
masukan untuk berfungsinya sistem Notoatmodjo, 2007 : 97 .
Apabila komponen input tidak tersedia dengan baik, maka dapat menghambat proses pelaksanaan
program dalam mencapai tujuan organisasi. Demikian pula dalam penelitian ini, pada pelayanan antenatal suatu Puskesmas harus dapat tersedia input yang baik
guna terlaksananya pelayanan antenatal yang bermutu. Komponen input yang diteliti pada penelitian ini meliputi tenaga bidan, dana, sarana, dan SOP.
5.1.1.1 Tenaga Bidan
Menurut Permenkes RI No 1464 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa jumlah tenaga bidan di Puskesmas Sampang sudah mencukupi yakni terdapat 8 bidan Puskesmas dan 10 bidan desa. Hal ini sejalan dengan standar
ketenagaan Puskesmas dalam Lampiran Permenkes RI No 75 tahun 2014 yang