ini terjadi akibat cidera persalinan operasi pengangkatan rahim, radiasi pada kanker organ reproduksi, atau akibat kanker itu sendiri.
d. Masa Menopause Berhentinya Haid
Pada masa menopause, sel-sel vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon pemacu, esterogen menjadi
atrofi. Vagina menjadi kering, sering timbul rasa gatal karena tipisnya sel, sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta.
2.2.4 Diagnosis
Gatal pruritis dan cairan vagina. Karakter cairan vagina seperti keju, lunak berwarna putih susu, mungkin bergumpal dan berbau. Rasa nyeri pada vagina, sensasi
terbakar pada vulva, dispareuni dan disuria juga dapat dikeluhkan. Felix, 2007. Pemeriksaan kasus keputihan dilakukan sebagai konfirmasi terhadap gejala yang
disampaikan klien atau yang timbul pada waktu anamnesa. 1. Genetalia Luar
Pemeriksaan untuk mengetahui ; a.
Tanda kemerahan b.
Cairan yang keluar dari vagina c.
Luka atau rasa nyeri kalau di sentuh d.
Kelainan lain 2. Genetalia Dalam
Pemeriksaan dalam spekulum steril, vagina dan servik diperiksa terhadap
Universitas Sumatera Utara
a. Tanda peradangan pada selaput lendir vagina atau servik dan adanya nanah
b. Cairan vagina duh tubuh vagina Sofyan, 2006.
3. Diagnosis penyebab infeksi a. Trikomoniasis
1
Anamnesis: sering tidak menunjukkan keluhan , kalau ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang banyak dan berbau maupun dispareunia, perdarahan
pasca coitus dan perdarahan intermenstrual, encer, busuk, dan fly bitten
2
Jumlah keputihan banyak, berbau, menimbulkan iritasi dan gatal. Warna sekret putih, kuning atau purulen. Konsistensi homogen, basah, frothy atau
berbusa foamy. Terdapat eritema dan edema pada vulva disertai dengan ekskoriasi. Sekitar 2-5 tampak strawberry servix yang sangat khas pada
trichomonas.
3
Laboratorium: pH4,5 dan Sniff test +
4
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan larutan garam fisiologis terlihat pergerakan trichomonas berbentuk ovoid, ukuran lebih besar dari
PMN dan mempunyai flagel, leukosit + dan clue cell dapat + b. Kandidosis vulvovaginal
1
Anamnesis: keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau
2
Rasa gataliritasi disertai keputihan tidak berbau atau berbau asam. Keputihan bisa banyak, bergumpal, putih keju atau seperti kepala susukrim, tetapi
kebanyakan seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai
Universitas Sumatera Utara
gumpalan keju cottage cheeses. Pada vulvadan vagina terdapat tanda-tanda radang, disertai maserasi, psuedomembran, fissura dan lesi satelit
papulopustular
3
Laboratorium: pH vagina 4,5 dan Whiff test -
4
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10 atau dengan pewarnaan gram ditemukan blastopora bentuk lonjong, sel tunas, pseudohifa
dan kadang kadang hifa asli bersepta c. Vaginosis bacterial
1
Anamnesis: Mempunyai bau vagina yang khas yaitu bau amis terutama waktu berhubungan seksual, namun sebagian besar dapat asimtomatik
2
Keputihan dengan bau amis seperti ikan. Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, homogen, warna putih atau keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina. Tidak ada tanda-tanda inflamasi.
3
Laboratorium: pH 4,5 biasanya berkisar antara 5-5,5 dan Whiff test +
4
Mikroskopik: clue cell + jarang terdapat leukosi d. Servisitis Gonore
1
Anamnesis: Gejala subjektif jarang ditemukan . Pada umumnya wanita datang berobat kalau sudah ada komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada
pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana
2
Duh tubuh serviks yang mukopurulen. Serviks tampak eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah pada saat pengambilan bahan pemeriksaan.
3
Laboratorium: kultur
Universitas Sumatera Utara
4
Mikroskopik: Pemeriksaan sedian langsung dengan pengecatan gram ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler maupun ekatraseluler
e. Klamidiasis
1
Anamnesis: gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau sangat ringan
2
Eksudat seviks mukopurulen, erosi seviks, atau folikel-folikel kecil microfollicles
3
Laboratorium: pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen melalui ELISA
4
Mikroskopik: dengan pengecatan giemsa akan ditemukan badan elementer dan badan retikulat
3. Diagnosis penyebab benda asing
4. dignosis penyebab keganasan
diagnosis keganasan dapat dilakukan dengan cara Pap Smear, kol[poskopi, schiller test, biopsy, mikrokaratase
2.2.5 Penegakan Diagnosis