BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 PH Organ Genetalia Internal
Siswi di SMAN 1 Tiga Panah yang diukur pH organ genetalia internalnya dengan menggunakan universal indicator paper menunjukkan siswi pH organ
genetalia internalnya normal yaitu sebanyak 28 orang 39,4 dan siswi yang pH organ genetalia internalnya tidak normal yaitu sebanyak 43 orang 60,6. Artinya
moyoritas siswi SMAN 1 Tiga Panah pH organ genetalia internalnya tidak normal. Hal ini terjadi karena kurangnya sumber informasi yang benar mengenai vulva
hygiene yang dikaitkan dengan tempat tinggal responden yang mayoritas di pedesaan. PH organ genetalia internal yang normal akan menghambat kerja bakteri atau
mikroorganisme yang bersifat pathogen. Oleh karena itu siswi yang memiliki pH organ genetalia internal yang tidak normal akan meningkatkan resiko mengalami
gangguan alat reproduksi seperti keputihan untuk menghindari hal tersebut maka sangat diperlukan melakukan tindakan vulva hygiene.
5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap PH Organ Genetalia Internal pada Siswi di SMAN 1 Tiga Panah Kabupaten Karo
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah pemahaman responden tentang vulva hygiene. Ditemukan mayoritas siswi memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang
vulva hygiene yaitu sebanyak 38 orang 53,5, sedangkan siswi kategori pengetahuan baik sebanyak 33 orang 46,5. Hal ini terlihat bahwa 84,5
Universitas Sumatera Utara
responden menjawab salah tentang pengertian vulva hygiene. Sebesar 88,7 responden juga belum mengetahui jamur yang dapat menginfeksi alat kelamin.
Rendahnya pengetahuan responden tentang vulva hygiene disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh mengenai kesehatan reproduksi, terkhususnya mengenai
vulva hygiene, akses informasi yang sulit karena mereka tinggal di desa. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan maupun penyampaian informasi dari guru yang
bekerjasama dengan tenaga kesehatan tentang pentingnya vulva hygiene untuk mencegah keputihan. Selain itu karakteristik responden yang berusia remaja, mereka
menganggap menjaga kebersihan vulva belum begitu penting, mereka lebih mengutamakan model masa kini, seperti celana ketat, pembersih kimia dan lainnya.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan suatu penyakit, secara tidak langsung akan mempengaruhi seseorang tersebut untuk melakukan pencegahan. Diperlihatkan
oleh hasil bahwa siswi yang memiliki pengetahuan yang baik 45,5 yang pH organ genetalia internalnya tidak normal sedangkan siswi yang memiliki pengetahuan yang
kurang sebesar 73,7 pH organ genetalia internalnya tidak normal. Terlihat bahwa kejadian pH organ genetalia internal tidak normal terjadi mayoritas pada siswi yang
memiliki pengetahuan yang kurang. Uji statistik hubungan diperoleh nilai p = 0,015 α 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan pH organ genetalia internal. Hal ini disebabkan Semakin baik pengetahuan responden tentang vulva hygiene, maka responden dapat
mengetahui cara perawatan organ genetalia eksternal, sehingga organ genetalia terjaga kebersihannya dan pH organ genetalia internal akan terjaga kenormalannya.
Universitas Sumatera Utara
Uji regresi logistik berganda menunjukkan adanya pengaruh pengetahuan siswi terhadap pH organ genetalia internal dengan nilai p = 0
,038 α 0,05. Hal ini dikarenakan perilaku siswi dipengaruhi oleh pengetahuan. Seorang siswi akan
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya menyebabkan siswi berperilaku sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu yang lama karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan
karena paksaan. Pengetahuan tentang vulva hygiene merupakan salah satu upaya untuk
mencegah infeksi, mencegah kerusakan kulit genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihaan diri. Pada wanita biasanya perawatan vulva
hygiene dilakukan dengan membersihkan area genetalia eksterna pada saat mandi ataupun buang air kecil. Semua perawatan yang dilakukan bertujuan agar tetep
menjaga kebersihan vulva Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif maka perilaku
tersebut akan menjadi kebiasaan, seperti kebiasaan menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti celana dalam secara rutin apabila sudah lembab, tidak
menggunakan sabun yang wangi untuk membersihkan daerah kemaluan dan tidak menggunakan celana ketat, sehingga dengan perilaku menjaga kebersihan diri
terkhususnya pada organ genetalia eksternal dapat mencegah terjadinya pH organ genetalia internal tidak normal
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa uraian pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil benang merah antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan diri, bahwa
seseorang yang pengetahuannya baik cenderung untuk berperilaku baik terutama dalam menjaga kebersihan organ reproduksinya, begitu pula sebaliknya, orang yang
pengetahuannya kurang cenderung untuk berperilaku buruk dalam menjaga kebersihan diri terutama pada daerah kewanitaannya yang akhirnya akan
memengaruhi pH organ genetalia internal. Salah satu cara peningkatan pengetahuan siswi yaitu meningkatkan informasi
siswi mengenai vulva hygiene yang dapat diperoleh, baik dari media cetak maupun media elektronik, dengan adanya informasi yang benar maka terjadi peningkatan
pengetahuan siswi yang akan mendorong keyakinan siswi bahwa vulva hygiene merupakan hal yang perlu mereka lakukan guna menjaga kebersihan vulva.
5.3 Pengaruh Sikap terhadap PH Organ Genetalia Internal pada Siswi di SMAN 1 Tiga Panah Kabupaten Karo
Siswi di SMAN 1 Tiga Panah mayoritas bersikap baik tentang vulva hygiene sebesar 84,5, dan 15,5 siswi bersikap kurang baik terhadap vulva hygiene. Sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan
seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang dekat dengan kita. Banyak. Sikap siswi yang baik ditunjukkan bahwa mereka sangat setuju
bahwa kebersihan daerah kelamin harus diperhatikan setiap saat sebesar 57,7, sebesar 64,8 siswi juga tidak setuju bahwa penggunaan antiseptic untuk pencuci
Universitas Sumatera Utara
alat kelamin perlu digunakan dan sebesar 76,1 menyatakan setuju menghindari penggunaan celana panjang yang ketat dan tebal karena dapat mengganggu sirkulasi
peredaran darah sehingga menimbulkan secret yang berlebihan. Sikap yang ditunjukkan oleh siswi SMAN 1 Tiga Panah Kabupaten Karo baik
terhadap vulva hygiene tetapi pada kenyataannya kejadian pH tidak normal dikalangan siswi masih banyak yaitu sebesar 60,6. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan sikap yang baik saja tidak cukup untuk mencegah terjadinya pH tidak normal pada siswi. Terlihat bahwa 58,3 siswi pH organ genetalia internalnya tidak normal
memiliki sikap yang baik terhadap vulva hygiene, sedangkan 72,7 siswi pH organ genetalia internalnya tidak normal memiliki sikap yang buruk terhadap vulva hygiene.
Dapat disimpulkan tidak ada hubungan signifikan antara sikap dengan pH organ genetalia internal nilai p = 0,
508 α 0,05. Terjadinya pH organ genetalia internal tidak normal pada siswi yang memiliki
sikap baik terhadap vulva hygiene, disebabkan karena sikap tersebut tidak didasari dengan pengetahuan dan masih belum direalisasikan secara nyata ke dalam bentuk
tindakan menjaga kebersihan vulva, sehingga walaupun bersikap baik tetapi sebagian besar siswi pH organ genetalia internalnya tidak normal. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Sukarti 2005 yang menyimpulkan sikap tidak berhubungan dengan kejadian keputihan pada remaja putri di Desa Winong Kecamatan Penawangan, hasil
ini sama kemungkinan karena karakteristik siswi yang sama yaitu mengganggap vulva hygiene itu baik, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan dan tidak
Universitas Sumatera Utara
melakukan tidakan vulva hygine dengan benar. Sehingga, sikap yang baik tidak cukup untuk mencegah terjadinya keputihan dikalangan remaja.
Sikap merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku vulva hygiene guna mempertahankan kenormalan pH organ
genetalia internal tetapi ternyata dalam penelitian ini sikap tidak memengaruhi siswi dalam mempertahankan pH organ genetalia internalnya, hal ini dikarenakan faktor-
faktor lain yang sifatnya lebih dominan seperti faktor internal maupun faktor eksternal. Banyak faktor yang dapat memengaruhi sikap siswi, faktor-faktor yang
berperan dalam membentuk sikap manusia antara lain adalah pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh media
massa, agama serta pengaruh faktor emosional.
5.4 Pengaruh Tindakan Vulva hygiene terhadap PH Organ Genetalia Internal