Sistem Transportasi Mukosiliar Landasan Teori

2.1.3 Sistem Transportasi Mukosiliar

Sistem mukosiliar adalah hasil akhir koordinasi struktur dan fungsi dari silia yang dibedakan menjadi 4 level: 19 - Level pertama: silia tunggal Ini terdiri 9 pasang + 2 mikrotubulus atau aksonema. Pemeriksaan untuk melihat morfologi level ini dengan transmission electron microscopy TEM. Ciliary beat frecuency CBF adalah yang paling sering digunakan untuk melihat fungsi level ini. - Level kedua: koordinasi dan orientasi silia Fungsi ini terbentuk dari sel kolumnar bersilia dan sel-sel diantaranya yang menghasilkan transportasi mukosiliar. Aktivitas silia dikoordinasikan pada fase dan arah gerak yang sama. Koordinasi ultrastruktural intra- dan interseluler dapat dipelajari denegan menggunakan TEM dan scanning electron microscopy SEM. - Level ketiga dan keempat: bentukan gelombang metakromal dan perjalanan transportasi mukosiliar Hasil akhir dari koordinasi diatas menghasilkan bentukan gelombang metakromal yang dapat dengan mudah dilihat melalui SEM. Bentuk gelombang metakromal dan CBF diregulasikan oleh mekanisme intrasiliar, intraselular, dan interselular yang berbeda. Transportasi mukosiliar TMS intinya bergantung pada fungsi gerak silia di jalan napas yang mendorong palut lendir menuju faring. Mekanisme ini merupakan sistem pertahanan lokal mukosa hidung dengan sistem kerja menyapu partikel-partikel asing yang tersangkut dalam palut ke arah nasofaring. Setelah di nasofaring, palut lenir akan turun untuk ditelan atau dibatukkan. Transportasi mukosiliar ke arah faring ini merupakan sistem pertahanan terpenting untuk saluran respirasi atas maupun bawah. Tarnsport mukosiliar juga sering disebut dengan bersihan mukosiliar mucociliary clearance. Kecepatan transportasi mukosiliar di hidung 4,5-7 mmmenit, sekitar 10-24 mmmenit di trakea, dan 0,5-2 mmmenit di bronkiolus. Kecepatan tersebut sangat bervariasi, tergantung masing-masing individu. 19,21 Lapisan mukosa mengandung enzim lisozim muramidase yang mirip struktur imunoglobulin A IgA dan dapat merusak beberapa bakteri. Selain itu, juga terdapat IgG dari sekresi sel. Zat imnuologik yang lain seperti interferon juga dapat ditemukan pada infeksi akut virus. 20-21 Penyakit saluran napas dapat merusak mekanisme bersihan ini dengan mengubah jumlah dan kekentalan dari mukus dan cairan perisiliar atau mengubah jumlah, struktur, dan aktivitas dari silia. Perubahan tersebut bisa bersifat primer dan non-reversibel atau sekunder dan reversibel. 19

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi TMS