ditemukan meningkatnya viskositas mukus akibat fungsi abnormal sel goblet. Pasien CF mempuyai cacat bersihan mukosiliar dengan tidak adekuatnya
gerak silia pada mukus tebal yang berujung pada bronkiektasis dan infeksi paru berat. Biarpun begitu, pasien memiliki keluhan gangguan sinus dengan
berbagai keparahan walaupun jelas memiliki mutasi pada gen CFTR. Kelainan lain yang dihubungkan dengan sinusitis kronik atau rekuren adalah
sindrom Young.
19,21
Sindrom Kartagener, yaitu kelainan bawaan yang diturunkan secara genetik. Sindrom ini meliputi bronkiektasis, sinusitis, dan sinus inversus.
Terdapat kekurangan sebagian atau seluruh lengan dinein luar atau dalam.
21
2.1.4.2 Alergi dan Infeksi
Semua yang menyebabkan inflamasi dan edema mukosa juga berefek negatif pada sistem transportasi mukosiliar. Diantaranya adalah iritasi, alergi,
dan infeksi akut saluran napas. Infeksi saluran napas akut mengubah komposisi dari mukus, menurunkan motilitas silia, dan mengakibatkan edema
mukosa.
19
Pada beberapa penelitian, adanya pemanjangan waktu transportasi mukosiliar pada pasien atopi yang dirangsang dengan alergen spesifik akibat
edema mikroskopik pada sitoplasma hidung manusia. Alergi meningkatkan level transudat di mukus hidung. Sebagai hasilnya, kedalaman lapisan
perisiliar meningkat dan merendam silia sehingga ujung atas silia tidak dapat menyentuh gel layer. Edema pada rhinitis alergi juga menyumbat ostium
sinus yang berasosiasi pada buruknya ventilasi dan terjadinya mukostasis. Kegagalan untuk mengenali faktor penyebab alergi hidung ini akan
menurunkan prognosis terapi intervensi bedah.
19-20
2.1.4.3 Lingkungan
CBF bekerja optimal pada pH 7-9. Selain itu fungsi silia sangat tergantung pada palut lendir. Keadaan lainnya adalah paparan berkepanjangan suatu
substansi iritan. Pada tahun 2002, penelitian Elynawati et al menunjukkan
perbedaan bermakna rata-rata waktu transport mukosiliar pada pekerja pabrik kayu dibanding kontrol.
30
2.1.4.4 Fisiologis atau Fisik
Suhu tubuh 10°C dan 45°C juga terbukti berpengaruh menghambat sistem mukosiliar.
39
Perbedaan jenis kelamin, dan posisi saat dilakukan uji tidak mempengaruhi waktu transportasi mukosiliar. Tetapi ada efek dari
penambahan usia pada pemanjangan waktu TMS. Studi oleh James et al di Hong Kong pada 90 voluntir subjek penelitian
usia 11-90 tahun menunjukkan adanya kolerasi positif antara CBF dan waktu TMS hidung dengan uji sakharin dengan penambahan usia. Seluruh subjek
juga diperiksa ultrastruktur silianya dengan mikroskop elektron transmisi. Secara signifikan, subjek 40 tahun memiliki penurunan CBF, semakin
memperlihatkan adanya mikrotubulus sentral tunggal, dan peningkatan waktu TMS p0,05.
40
2.1.4.5 Obat-obatan
Beberapa obat yang menurunkan aktivitas mukosiliar adalah obat-obat topikal antibiotik dan anti jamur, terutama dalam penggunaan dengan
konsentrasi tinggi. Hal itu telah diteliti oleh Gosepath et al, yaitu dengan menggunakan bahan betadine, H
2
O
2
, ofloksasin, dan itrakonazol.
29
Obat-obatan seperti antihisamin, adrenalin, asetilkolin, dan kortikosteroid juga memiliki efek terhadap durasi TMS.
37
Antikolinergik, aspirin, anastetik, dan benzodiazepin berefek menurunkan TMS. Sedangkan obat yang
meningkatkan TMS antara lain kolinergik, methilxantine, sodium cromaglyeate, dan topikal salin hipertonik ataupun saline normal.
41
2.1.4.6 Struktur hidung
Fungsi transportasi mukosiliar bisa terganggu secara lokal akibat kelainan struktur hidung. Sebagai contoh jika mukosa hidung yang saling berhadapan
mendekat dan menempel, maka silia akan berhenti bergerak. Kelainan
struktur yang menghambat transportasi nasal mukosiliar antara lain adalah deviasi septum, polip hidung, konka bulosa, dan kelainan lain di daerah
kompleks osteomeatal dan ostium sinus.
19,28
2.1.5 Kandungan Rokok