nilai masukan tetap sedangkan nilai keluaran bertambah karena adanya peningkatan kualitas.
3.2. Penyebab Penurunan Produktivitas Pada Perusahaan
Mali 1978 menyatakan tentang 12 faktor penyebab penurunan produktivitas pada perusahaan, yaitu :
a. Ketidakmampuan untuk mengukur, mengevaluasi dan mengelola
produktivitas khususnya pada staf white-collar. Ini menyebabkan pemborosan-pemborosan sumber daya secara cukup drastis.
b. Pemberian penghargaan tanpa mempertimbangkan ekuivalensi
produktivitas dan akuntabilitas. Ini menyebabkan inflasi tak berujung pangkal.
c. Kewenangan yang lemah dan inefisiensi di dalam organisasi yang
kompleks, ini menyebabkan adanya waktu tunggu atau penundaan kerja. d.
Perluasan organisasi dengan perkembangan produktivitas rendah, disebabkan oleh adanya biaya tinggi.
e. Motivasi rendah dari peningkatan jumlah pekerja yang memiliki sikap
baru. f.
Keterlambatan pengiriman disebabkan jadwal pengiriman yang terganggu karena timbulnya kelangkaan bahan.
g. Konflik antar pekerja yang tidak terselesaikan sehingga menimbulkan
kesulitan. Dalam membangun kelompok kerja. Ini menyebabkan ketidak efektifan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
h. Adanya intervensi peraturan pemerintah yang membatasi wewenang
manajemen. i.
Spesialisasi dalam proses kerja bisa menimbulkan kondisi monoton yang membosankan bagi pekerja tertentu,
j. Perubahan teknologi yang cepat dan berbiaya tinggi, menyebabkan
penurunan kesempatan baru dan inovasi, k.
Peningkatan kebutuhan waktu bersantai menyebabkan gangguan terhadap komitmen kepada waktu,
l. Ketidakmampuan praktisi untuk menyesuaikan irama kerja dengan
informasi dan pengetahuan mutakhir. Hal yang menarik dari daftar penyebab penurunan produktivitas di atas,
adalah bahwa ketidak mampuan untuk mengukur produktivitas staf non-produksi menempati pada peringkat paling atas.
3.3. Ruang Lingkup Produktivitas
Paul Mali 1978 memandang ruang lingkup produktivitas dibagi dalam 4 empat ruang lingkup yaitu:
1. Ruang lingkup nasional memandang negara secara keseluruhan
Dalam ruang lingkup ini di perhitungkan faktor-faktor buruh, manajemen, bahan mentah dan sumber-sumber daya lainnya secara sederhana sebagai
input yang mempengaruhi barang-barang ekonomi dan jasa. Estimasi dari hasil pengukuran produktivitas pada ruang lingkup ini digunakan untuk
meramalkan pendapatan nasional pada suatu waktu. Produktivitas ini
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk membandingkan kekuatan kompetisi dari berbagai industri pada situasi ekonomi yang berbeda. Ini juga dapat dijadikan indikator
pertumbuhan ekonomi suatu negara terutama produktivitas tenaga kerja. 2.
Ruang lingkup industri Disini faktor-faktor yang mempengaruhi dan hubungan dikelompokan dalam
kelompok industri yang sama, misalnya industri kayu, baja, kesehatan, transportasi dan lainnya.
3. Ruang lingkup perusahaan dan organisasi
Dalam suatu perusahaan atau organisasi ada pengaruh hubungan antara faktor produksi yang dibuat dapat diukur dan dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya atau dibandingkan dengan perusahaan lainnya untuk memperkirakan efisiensi perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian modal
atau pemenuhan anggaran dapat memberikan ukuran bagaimana semua sumber-sumber diolah untuk sampai menjadi output. Dalam suatu organisasi,
produktivitas tidak hanya di tentukan dari bagaimana keras atau baiknya buruh.
4. Ruang lingkup manusia
Produktivitas perseorangan ditentukan oleh lingkungan kerja serta ketersediaan alat, proses, maupun perlengkapan. Disini timbul faktor baru
yang tidak dapat diukur dengan mudah yaitu motivasi. Motivasi sangat di pengaruhi oleh kelompok dimana individu termasuk di dalamnya pengaruh
kelompok dengan kelompok lain dan alasan mengapa seseorang bekerja.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Siklus Produktivitas