Evaluasi Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Marvin E.Mundel Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan

Indeks produktivitas bahan baku merupakan indeks terendah jika dibandingkan dengan indeks produktivitas yang lain.

6.2. Evaluasi

Untuk mengevaluasi tingkat produktifitas yang rendah digunakan Diagram Tulang Ikan - Fish Bond Diagram Sebab-Akibat pada Gambar 6.2. berikut : Tenaga Kerja Bahan Baku Energi Mesin Pemeliharaan Modal Produktifitas Perusahaan yang rendah Voltage Turu-Naik Kemampuan Mesin Kecil Biaya Pemeliharaan Tidak terencana Pemeliharaan Tidak kontinu Keadaan mesin tua Indeks Harga Turun-naik Biaya Bahan Baku naik Menggunakan genset Kontinu Karyawan kecil Jam Kerja Tinggi Gambar 6.2. Diagram Tulang Ikan Produktifitas Perusahaan Pada diagram tulang ikan Fish Bone dapat dilihat 6enam hal yang mempengaruhi tingkat produktifitas rendah yaitu: 1. Tenaga Kerja 2. Energi 3. Bahan Baku 4. Mesin 5. Modal 6. Pemeliharaan Universitas Sumatera Utara Walaupun yang paling dominan adalah didalam tenaga kerja yang sedikit dan jam kerja yang tinggi mengakibatkan biaya untuk upah tenaga kerja semakin tinggi. Kemudian masalah Bahan Baku yang harganya naik turun karena produk banyak yang diproduksi maka permintaan bahan baku semakin tinggi dan disarankan agar dibuat supplier tetap untuk mengaasi masalah bahan baku. Dalam pengukuran produktivitas, kedua faktor yaitu masukan dan keluaran harus tetap diperhatikan, karena salah satu faktor ini berubah maka tingkat produktivitasnya juga akan berubah. Dalam pengukuran ini bila pertambahan inputnya tidak diikuti pertambahan outputnya maka akan terlihat bahwa angka indeks produktivitasnya rendah, yang mengindikasikan bahwa produktivitas perusahaan rendah. Angka indeks produktivitas perusahaan yang rendah tidak berarti perusahaan menghasilkan produk dalam nilai mata uang yang sedikit. Karena angka indeks tersebut juga dipengaruhi oleh jumlah nilai masukannya. Demikian juga angka indeks produktivitas yang tinggi tidaklah mutlak menunjukan bahwa kinerja perusahaan cukup memuaskan, karena bila hanya membandingkan input dengan output tidaklah cukup alasan untuk menyimpulkan tingkat produktivitas perusahaan. Berbagai hal perlu ditinjau dalam mengukur tingkat produktivitas perusahaan diantaranya tingkat pemanfaatan seluruh sumber daya dalam menghasilkan profit bagi perusahaan. Pengukuran tingkat produktivitas perusahaan dengan mengunakan model Marvin E.Mundel adalah salah satu metode pengukuran tingkat produktivitas yang membandingkan masukan dan keluaran. Jumlah masukan adalah nilai uang Universitas Sumatera Utara dari produk yang dihasilkan sedangkan input meliputi jam kerja, depresiasi mesin, nilai tenaga kerja, bahan baku, energi serta nilai pemeliharaan mesin dan peralatan. Dari sini dapat dilihat bahwa pengukuran produktivitas dengan menggunakan model ini adalah untuk mengukur tingkat produktivitas operasional perusahaan di lantai pabrik dalam rangka untuk menghasilkan produk. Pengukuran produktivitas ini tidak melibatkan produktivitas finansial perusahaan, produktivitas tenaga kerja tidak langsung juga tidak dilibatkan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengukuran produktivitas ini adalah jam kerja, dimana jam kerja yang banyak tentu akan memerlukan biaya untuk mengaji karyawan, juga karena depresiasi mesin dianggap berbanding lurus dengan pemakaian masin. Dengan jam kerja banyak tentu akan menghasilkan depresiasi yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan