BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian G ood Corporate Governance
Good corporate governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus dikaji oleh pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan
dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik good corporate governance terus berevolusi dari waktu ke waktu. Dengan perkembangan
tersebut, isu good corporate governance yang tadinya hanya bersifat marginal kini telah menjadi isu sentral. Oleh sebab itu, diperlukan
pemahaman yang memadai tentang good corporate governance. Karena tanpa pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat good corporate
governance maka praktik dan sistem yang baik ini hanya akan menjadi retorika, slogan, atau aksesoris yang tidak berguna.
Kajian atas good corporate governance mulai disinggung pertama kalinya oleh Berledan Means pada tahun 1932 ketika membuat buku yang
menganalisis terpisahnya kepemilikan saham ownership dan control. Pemisahan tesebut berimplikasi pada timbulnya konflik kepentingan
antara para pemegang saham dengan pihak manajemen dalam struktur kepemilikan perusahaan yang tersebar dispersed ownership. Oleh karena
itu untuk pertama kalinya, usaha untuk melembagakan good corporate governance dilakukan oleh Bank of England dan London Stock Exchange
pada tahun 1992 dengan membentuk Cadbury Committee Komite
Universitas Sumatera Utara
Cadbury, yang bertugas menyusun Corporate Governance Code yang menjadi acuan utama benchmark di berbagai negara.
Komite Cadbury mendefinisikan corporate governance sebagai berikut :
Corporate governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, Direktur, manajer, pemegang
saham, dan sebagainya.
OECD Organization for Economic Cooperation and Development mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut :
Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan
dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan
atas kinerja. Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan
yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong
perusahaan menggunakan sumber daya yang lebih efisien.
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI 2001:3 pengertian Corporate Governance adalah:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai
bagi semua pihak pemegang kepentingan.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa good corporate governance merupakan suatu sistem, proses dan seperangkat
Universitas Sumatera Utara
peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan stakeholders terutama dalam arti sempit yaitu hubungan
antara pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate governance hadir untuk mencegah kesalahan-
kesalahan dalam sistem korporasi dan untuk memastikan kesalahan- kesalahan tersebut dapat segera diperbaiki.
2.1.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance