9 kelamin, umur, parasit dan penyakit. Namun faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan diantaranya makanan dan suhu perairan Effendie 2005. Pentingnya pendugaan pertumbuhan dalam dinamika populasi yaitu laju
pertumbuhan mempengaruhi kapan ikan pertama kali bertelur kematangan, rekruitment, komposisi umur stok dan mortalitas Aziz 1989. Effendie 2005
mengatakan pola pertumbuhan ikan terdiri atas isometrik dan allometrik. Isometrik adalah pertumbuhan pada ikan yang terjadi terus menerus dimana
penambahan berat proporsional terhadap perubahan panjang. Sedangkan allometrik adalah pertambahan berat tidak proposional terhadap perubahan
panjang.
2.6 Hubungan Panjang-Berat
Analisis hubungan panjang dengan berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam yang selanjutnya akan berguna bagi kegiatan
pengelolaan perikanan Ricker 1975 in Effendie 2005
. Dari pola pertumbuhan akan dihasilkan nilai regresi antara panjang dengan berat serta akan didapatkan
nilai a dan b. Apabila nilai b=3 disebut pola pertumbuhan isometrik yaitu pertumbuhan panjang dengan berat sebanding. Ketika b 3 ditafsirkan bahwa
pertambahan beratnya tidak secepat pertambahan panjang pola pertumbuhan allometrik negatif dan sebaliknya b 3 ditafsirkan bahwa pertambahan beratnya
lebih cepat dibandingkan pertambahan panjangnya yang disebut pola pertumbuhan allometrik positif Effendie 2005. Raesi et al. 2012 mengatakan
bahwa nilai b dapat menggambarkan bentuk tubuh.
2.7 Nilai
L∞, K, dan t
Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy 1938 in Aziz 1989 adalah satu dari kebanyakan model yang digunakan secara luas untuk menduga panjang atau
berat ikan pada titik waktu mendatang. Model ini menjelaskan perubahan panjang Lt sepanjang waktu sebagai suatu fungsi dari panjang maksimum L∞ dan
koefisien pertumbuhan K. Metode Ford Walford dapat digunakan untuk menduga panjang maksimum L∞ ikan dan koefisien pertumbuhan K dari
10 persamaan Von Bartalanffy Aziz 1989.
L∞ yaitu nilai rata-rata panjang ikan yang sangat tua. Koefisien pertumbuhan K didefinisikan sebagai parameter
yang menyatakan kecepatan kurva pertumbuhan dalam mencapai panjang asimtotiknya
L∞ dari pola pertumbuhan ikan. Jadi semakin tinggi nilai koefisien pertumbuhan, maka ikan semakin cepat mencapai panjang asimtotik dan beberapa
spesies kebanyakan diantaranya berumur pendek. Sebaliknya ikan yang memiliki nilai koefisien pertumbuhan rendah maka umurnya semakin tinggi karena lama
untuk mencapai nilai panjang asimtotiknya Spare Venema 1999.
2.8 Mortalitas dan Laju Eksploitasi
Laju mortalitas total Z adalah penjumlahan laju mortalitas alami M dan laju mortalitas penagkapan F. Mortalitas alami yaitu mortalitas yang terjadi
karena berbagai sebab selain penangkapan seperti pemangsaan, penyakit, stres pemijahan, kelaparan dan usia tua Sparre Venema 1999.
Nilai laju mortalitas alami berkaitan dengan nilai parameter pertumbuhan Von Bartalanffy yaitu K dan L∞. Ikan yang pertumbuhannya cepat nilai k tinggi
mempunyai nilai “M” tinggi dan sebaliknya. Nilai “M” berkaitan dengan L∞
karena pemangsa ikan besar lebih sedikit dari ikan kecil. Sedangkan mortalitas penangkapan yaitu mortalitas yang terjadi akibat adanya aktivitas penangkapan.
Tingginya laju mortalitas penangkapan dan menurunnya laju mortalitas alami juga dapat menunjukkan dugaan terjadi growth overfishing yaitu sedikitnya jumlah
ikan tua di alam Sparre dan Venema 1999. Laju eksploitasi E merupakan jumlah ikan yang ditangkap dibandingkan
dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor baik alami maupun penangkapan Pauly 1984 in Sinaga 2010. Menurut Pauly 1984 in Sinaga 2010
bahwa menduga stok yang dieksploitasi optimum, laju eksploitasi E sama dengan 0.5.
Semakin tinggi tingkat eksploitasi di suatu daerah maka mortalitas penangkapannya semakin besar Lelono 2007 in Syakila 2009.
11
2.9 Model Surplus Produksi