24
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 16 bulan, terhitung dari bulan Desember 2010 sd Mei 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Silvikultur,
SEAMEO-BIOTROP dan di lokasi peternakan Ciampea, Bogor, seluas 1500 m
2
.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan Bahan utama dalam penelitian ini yaitu biji sorgum Sorghum bicolor dan
bibit sentang A. excelsa. Sorgum yang digunakan ada dua varietas yaitu varietas NUMBU sebagai sweet sorghum dan ZH-30 pahat sebagai grain sorghum.
NUMBU diproduksi oleh Balitserealia – Kementrian Pertanian di Maros, Sulawesi Selatan sebagai varietas hasil pemuliaan konvensional, sedangkan ZH-
30 diproduksi oleh BATAN sebagai varietas yang diperoleh melalui teknologi mutasi. Kedua varietas tersebut kemudian dikembangkan oleh SEAMEO
BIOTROP. Sentang A. excelsa diperoleh dari Kebun Percobaan Dramaga, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementrian Kehutanan RI. Bibit cabutan tersebut tinggi rata-rata 15 cm merupakan hasil regenerasi alam di
bawah tegakan sentang yang disapih dan dibesarkan di rumah kaca Laboratorium Silvikultur, SEAMEO BIOTROP selama 7 bulan. Semai yang akan ditanam di
lapangan rerata diameternya 0,7 cm dengan rerata tinggi 7,8,63 cm Alat
Untuk pekerjaan penelitian di lapangan, peralatan yang digunakan antara lain parang, meteran tanah, tali tambang, cangkul, garpu, caliper digital, meteran
bangunan, kompas, busur, galah, tugal, kamera, dan alat tulis, sedangkan peralatan yang digunakan di rumah kaca dan laboratorium antara lain alat sieveing,
timbangan triple beam, beaker glass, mikroskop, object glass, cover glass, pinset, pisau scalpel, cawan petri, hot plate magnetic stirrer, dll.
25
3.3 Prosedur Penelitian
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian maka dibuat alur kerja Gambar 6 dan rancangan percobaan yaitu tata letak plot percobaan Gambar 7
sehingga diperoleh data yang mencerminkan proses penelitian.
Rancangan perc
Tahapan
Orientasi lapangan dan Pembagian Blok Tanaman sesuai
Persiapan lahan: -
Pembersihan lahan -
Analisis tanah awal -
Penerapan rancangan percobaan dan
Pengadaan bibit sentang; Analisis potensi mikoriza
pada semai sentang di pembibitan
Persiapan biji sorgum: -
Pengadaan biji
Rancangan percobaan
Tahapan
Orientasi lapangan dan pembagian blok tanaman sesuai dengan rancangan
Persiapan lahan: -
Pembersihan lahan -
Analisis tanah awal -
Penerapan rancangan percobaan dan pemasangan ajir
- Pengolahan lahan
- Pembuatan lubang tanam
sentang dan pemupukan -
Pembuatan guludan untuk sorgum
Penanaman: -
Percobaan Pendahuluan
- Percobaan
Agroforestri
Analisis DataPenulisan
Laporan
Koleksi Data:
Parameter pertumbuhan: Data lokasi percobaan: iklim,sifat tanah
Data sentang: tinggidiameter, lebartinggi tajuk, perakaran
Data sorgum: persentase hidup, diametertinggi, produksi panen,
biomassa, nira dan kadar gula
Analisis data dan penulisan
Gambar 6. Pola alur prosedur kerja penelitian
26 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dengan ulangan 3 kali.
Jarak tanam = A1 2,5x2,5 m dan A2 2,5x5 m.
Jenis sorgum = S0 tanpa sorgum, S1 Numbu, dan S2 ZH-30. Model umum yang digunakan sebagai berikut Gomez Gomez 1995:
dua faktor: jarak tanam dan jenis sorgum Y
ijk
= µ + α
i
+
j
+ α
ij
+ ρ
k
+ ε
ijk
Tata letak plot percobaan sentang dan sorgum disajikan pada Gambar 7.
Blok 1
Blok 2
Blok 3
2,5 x 2,5 m 2,5 x 5 m 2,5 x 2,5 m 2,5 x 5 m 2,5 x 2,5 m 2,5 x 5 m S0
S0 S0
S2 S2
S1
S2 S1
S2 S0
S0 S2
S1 S2
S1 S1
S1 S0
Gambar 7. Tata letak plot percobaan sentang dan sorgum Untuk mengukur parameter produksi biomasa, nira dan kadar gula
menggunakan faktor umur panen: 1 60 HST, 2 70 HST, 3 80 HST dan 4 90 HST. Sehingga rancangannya percobaan yang digunakan adalah: RAK Pola
faktorial dengan 3 faktor, yaitu jarak tanam, jenis sorgum dan umur panen. Model umum yang digunakan Gomez dan Gomez, 1995:
Y
ijk
= µ + α
i
+
j
+
k
+ α
ij
+ α
ik
+
jk
+ α
ijk
+ ρ
k
+ ε
ijk
Po disajikan p
Gamba Tahapan p
Da orientasi l
sentang, p penerapan
pembuatan pemelihar
a. Orient Tu
memenuhi dengan su
adalah pe antara lain
tanah. b. Pengad
Tu jumlah ya
ola penanam pada Gamb
ar 8. Pola pe persiapan
alam tahap lapangan, pe
pengadaan n rancangan
n lubang ta raan dan pem
tasi lapanga ujuan dari
i persyarata umber air,
engurusan ij n berupa da
daan bibit ujuan penga
ang mema man senta
ar 8.
enanaman se
pan persiap engadaan b
benih sor n percobaan
anam sorgum manenan so
an orientasi la
an untuk pen akses , da
ijin dan pe ata letak, lu
Sentang adaan bibit
dai dan te
27 ang dan so
entang dan
pan peneli bibit sentang
rgum, pemb dan pemas
m dan sent orgum.
apangan ad nelitian anta
an ketersed rsiapan tek
uas, kepem
t sentang a epat waktu
orgum ber
sorgum dal
itian ini m g, analisis p
bersihan la sangan ajir t
tang, penan
dalah untuk ara lain data
diaan tenaga knis lainnya
milikan laha
adalah mem u. Bibit be
rdasarkan j
lam satu plo
meliputi ta potensi miko
ahan, anali tanaman, pe
naman senta
k mendapat ar, luasan m
a kerja. Ta a. Hasil ori
an, vegetasi
mperoleh b erkualitas h
jarak tana
ot pengamat
ahapan keg oriza pada s
isis tanah engolahan l
ang dan sor
tkan lahan mencukupi,
ahap selanju ientasi lapa
i awal, dan
bibit berkua harus mem
mnya
tan
giatan semai
awal, lahan,
rgum,
yang dekat
utnya angan
jenis
alitas, enuhi
28 persyaratan genetik jelas asal-usulnya, fisik sehat, seragam, kekar dan
fisiologis daya tumbuh tinggi, dan adaptif terhadap lingkungan baru. Cabutan anakan Sentang , tinggi 20-30 cm, dicabut dari lokasi di bawah tegakan pohon
induk tahun tanam 1956 di kebun percobaan Dramaga, Bogor. Tinggi dan diameter rata-rata pohon induk sebesar 25 m dan 80 cm. Jumlah bibit cabutan
yang dipersiapkan sebanyak 500 batang, kemudian ditanam pada polybag berisi media tumbuh dengan komposisi tanah, sekam, charcoal dan kompos 1:1:1:1,
vvvv. c. Analisis potensi mikorhiza pada semai sentang di pembibitan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi mikoriza V- AM pada bibit yang mungkin terbawa dari bawah tegakan sentang, mengingat
bibit yang digunakan berasal dari cabutan. Bibit tersebut dibagi menjadi tiga kategori tinggi kecil 30 cm, sedang 31-40 cm dan besar 41 cm. Potensi V-
AM yang dihitung adalah jumlah spora dalam media tumbuh. Metode yang digunakan dalam mengekstrak spora V-AM mengikuti metode tuang-saring dari
Brundrett et al. 1996. d. Pengadaan benih sorgum
Tujuan pengadaan benih sorgum adalah mendapatkan benih sorgum berkualitas, jumlah memadai dan tepat waktu berupa varietas sweet sorghum
sorgum manis dan grain sorghum sorgum penghasil tepung. Untuk benih sorgum varietas ZH-30 berasal dari hasil radiasi sinar gamma 200-350 Gy oleh
BATAN dengan teknik mutasi dan telah diuji multi lokasi Supriyanto et al., 2011a. Untuk sorgum varietas Numbu merupakan varietas nasional breeder
seeds yang dikeluarkan oleh Balai Penelitian Serialea Maros, Kementrian Pertanian dan juga dikembangkan oleh SEAMEO-BIOTROP. Dengan demikian
kedua varietas tersebut sangat memenuhi persyaratan genetika, fisik dan fisiologis.
e. Pembersihan Lahan Tujuan pembersihan lahan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
luasan efektif untuk percoabaan. Pembersihan lahan dilakukan pada lahan seluas + 1500 m
2
setiap blok seluas 500 m
2
di areal peternakan Ciampea, Bogor yang
29 dimulai dari penyemprotan herbisida yang mengandung bahan aktif glyposate.
Setelah vegetasi yang tumbuh kering 15 hari kemudian dilakukan pembabatan dengan menggunakan parang diikuti dengan pencangkulan. Hasil akhir dari
kegiatan pembersihan lahan adalah diperolehnya lahan yang memenuhi persyaratan sebagai lokasi percobaan yang terbebas dari gulma dan tumbuhan
perdu. f. Analisis tanah awal
Analisis kondisi tanah awal bertujuan untuk mengetahui sifat kimia dan biologi tanah. Contoh tanah diambil secara acak pada kedalaman 0 – 20 cm.
Parameter yang diukur dalam analisis tanah awal adalah unsur N, P, K, Ca, Mg, KTK dan pH dan potensi V-AM.
g. Penerapan rancangan percobaan dan pemasangan ajir tanam Rancangan percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial
Gambar 3 dan 4 diterapkan di lapangan dengan mempertimbangkan bentuk bentang darat. Pemasangan ajir sebagai tanda tempat penanaman sentang
dikerjakan sesuai jarak tanam yang dirancang, yaitu 2,5 m x 2,5 m dan 2,5 m x 5 m.
h. Pengolahan lahan Pengolahan lahan dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan lahan
tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman agar diperoleh pertumbuhan yang baik dan sesuai dengan rancangan percobaan. Pekerjaan
pengolahan meliputi penggemburan tanah dan penataan sesuai lay out penanaman sehingga diperoleh lahan yang siap untuk ditanami sorgum. Ukuran setiap plot
pengamatan adalah 50 m
2
untuk jarak tanam 2,5 m x 2,5 m sebanyak 3 plot dan 100 m
2
untuk jarak tanam 2,5 m x 5 m sebanyak 3 plot. Total jumlah plot pengamatan adalah 6 plot per blok, sehingga jumlah total plot sebanyak 18 plot
pengamatan dalam 3 blok. Plot dengan luasan kecil yaitu 50 m
2
x 3 = 150 m
2
2,5 m x 2,5 m. Plot dengan luasan besar yaitu 100 m
2
x 3 = 300 m
2
2,5 m x 5 m = 450 m
2
per blok x 3 blok = 1350 m
2
. Kompos dan biocharcoal yang ditambahkan pada lahan sorgum sebanyak 25 kg untuk plot 50 m
2
dan 50 kg untuk plot 100 m
2
.
30 i. Pembuatan lubang tanam sorgum dan sentang
Pembuatan lubang tanam untuk penanaman benih sorgum dalam guludan menggunakan tugal ganda dengan jarak 20 cm x 20 cm dalam guludan ukuran 70
cm x 500 cm . Setiap guludan ditanam 2 larik tanaman sorgum, 1 larik terdapat 25 lubang, Jadi setiap guludan ada 50 lubang tanam pada plot pengamatan di
jarak tanam 2,5 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 plot pengamatan membutuhkan lubang tanam sebanyak 50 x 10 guludan = 500 lubangplot, sedangkan untuk
pembuatan lubang tanam di jarak 2,5 m x 5 m adalah 100 x 10 guludan = 1000 lubangplot, jadi ada 4500 lubangblok. Pembuatan lubang tanam untuk semai
sentang berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm
3
pada jarak tanam 2,5 m x 2,5 m sebanyak 15 lubangplot x 3 plot yaitu 45 lubang dan pada jarak 2,5 m x 5 m
sebanyak 15 lubangplot x 3 plot yaitu 45 lubang. Jadi ada 90 lubang tanaman per blok. Jadi jumlah kebutuhan semai sentang sebanyak 90 x 3 blok = 270 semai.
j. Penanaman sentang dan sorgum Penanaman sentang sebanyak 1 bibitlubang tanam, sedangkan penanaman
benih sorgum sebanyak 2-3 butirlubang tanam. Pemberian label pada tanaman sorgum sebagai sampling sebanyak 10 tanaman untuk pengukuran pertumbuhan
tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan optimal. k. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan setiap satu minggu sekali selama enam bulan dengan cara membersihkan rumput, menyeleksi satu tanaman sorgumlubang
setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, memberikan pupuk pada tanaman sorgum, dan memasang jalasungkup pada malai sorgum perlindungan
terhadap hama burung. Prosedur pemupukan mengacu dari penelitian sorgum di SEAMEO-BIOTROP Supriyanto, 2011a. Pemupukan pertama sorgum
dilakukan pada umur 3 minggu setelah penanaman dengan pupuk campuran sebanyak 270 kgha yang terdiri dari; urea: TSP: KCL 4: 3: 2, ggg, pemupukan
kedua sorgum dilakukan pada umur 5 minggu setelah penanaman dengan pupuk campuran urea: TSP: KCL 3: 6: 2, ggg sebanyak 270 kgha, sedangkan
pemupukan ke tiga sorgum dilakukan pada umur dua bulan setelah penanaman dengan pupuk campuran urea: TSP: KCL 4: 3: 2, ggg sebanyak 270 kgha.
31 l. Pemanenan sorgum
Pemanenan sorgum dilakukan setelah malai sorgum matang, kemudian pengukuran produktivitas sorgum dengan parameter panjang malai cm, bobot
malai sebelum dan sesudah dirontok serta bobot 1000 butir gram, volume perasan nira ml, kadar gula pada umur 60, 70, 80, dan 90 hari, kemudian
dilakukan pengukuran biomassa sorgum gram, diambil 10 tanaman pada setiap plot.
Penelitian Lapangan Penelitian lapangan yang dilakukan terdiri dari percobaan pendahuluan
dan percobaan agroforestri pada sentang dan sorgum. Pengukuran di lapangan ini meliputi beberapa tahap kegiatan sebagai berikut:
a. Pengukuran pertumbuhan sentang Pengukuran ini meliputi tinggi, diameter, tajuk dan perakaran yaitu
sebagai berikut: 1 Pengukuran tinggi dan diameter
- Memberikan tanda dengan spidol permanen di batang, diukur 5 cm dari permukaan tanah
- Pengukuran pertumbuhan tinggi sentang dilakukan dari pangkal batang yang diberi tanda sampai pucuk atau titik paling ujung dengan
menggunakan meteran dan galah ukur. Diameter batang diukur dengan caliper pada pangkal batang yang diberikan tanda.
- Pengukuran dilakukan pada awal bulan selama 14 bulan. 2 Pengukuran tajuk crown projection and density
- Panjang dan lebar tajuk diukur dengan menggunakan meteran dan galah ukur pada proyeksi tajuk yang diamati. Hasil data pengukuran tajuk pohon
dianalisis menggunakan bantuan software SexI-FS version 2.1.0 Harja dan Vincent, 2008
- Waktu pengukuran tajuk adalah pada saat awal dimulainya penanaman sorgum yaitu 3 bulan setelah penanaman sentang, dan pada akhir
penelitian.
32 3 Pengukuran perakaran
Tujuan dari pengukuran ini adalah membandingkan diameter pohon dengan jumlah total diameter akar sehingga diperoleh dimensi penyebarannya.
Pengukuran dilakukan terhadap jumlah akar sentang yang berada di kedalaman 0 – 20 cm dangan mengukur diameter setiap akar yang ditemukan
menggunakan jangka sorong cm dan busur derajat sebagai penanda arah akar.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggali dan mengukur perakaran sentang pada umur 14 bulan. Untuk setiap plot diambil 1 individu pohon sebagai
contoh jadi setiap blok penelitian ada 6 tanaman yang diukur. Total pohon yang diamati sebanyak 18 pohon tersebar dalam 3 blok. Pohon contoh yang diambil
adalah pohon berada ditengah. Suatu akar diklasifikasikan sebagai akar horizontal H
root
apabila sudut antara akar dan bidang vertikal lebih besar atau sama dengan 45
≥ 45 . Jika
sudutnya lebih kecil dari 45 45
, akar tersebut diklasifikasikan sebagai akar vertikal V
root
. Fraksi akar horizontal adalah perbandingan antara luas permukaan akar-akar horizontal dengan total luas permukaan akar horizontal + vertikal.
Shoot-root ratio dapat dikemukakan melalui perbandingan antara total luas penampang melintang akar dengan luas penampang melintang batang atau basal
area. Diameter seluruh akar proksimal diukur pada jarak 20 cm dari dasar
batang. Demikian pula besarnya sudut akar-akar tersebut terhadap bidang horizontal. Sudut ini kemudian dikonversi terhadap bidang vertikal, yang
digunakan sebagai standar pada studi ini. Diameter diukur pada ketinggian 25 cm dari dasar akar ketika tanaman berumur 14 bulan. Untuk jangkauan akar diukur
pada arah tegak lurus larikan sentang atau ke arah bidang olah sorgum sisi kanan dan kiri.
33 Rumus fraksi horizontal Van Noordwijk dan Purnomosidhi, 2005:
Rumus Shoot-root ratio Van Noordwijk Purnomosidhi, 2005:
b. Pengukuran parameter tanaman sorgum 1 Percobaan pendahuluan
Mengingat percobaan sorgum yang dilakukan varietasnya hanya dua jenis yaitu S1 dan S2, maka diperlukan percobaan pendahuluan sebagai uji adaptasi
terhadap sorgum dengan tujuan untuk memperoleh benih yang berkecukupan yang akan digunakan pada percobaan agroforestri. Pengukuran sorgum pada percobaan
pendahuluan yaitu meliputi persentase hidup perkecambahan tanaman 14 HST dan produksi biji kg100 m
2
. Pengukuran produksi biji dilakukan setelah pemanenan, diambil 10 tanaman contoh pada tiap plot.
- Pengukuran persentase hidup perkecambahan = jumlah yang berkecambahJumlah total x 100
- Pengukuran produksi sorgum yaitu dengan menimbang hasil panen per plot kg100 m
2
. 2 Percobaan agroforestri
Benih sorgum yang digunakan pada percobaan agroforestri merupakan benih yang diperoleh dari percobaan pendahuluan dengan harapan mampu tumbuh
lebih baik dan lebih produktif dari pada di percobaan pendahuluan. Pengukuran percobaan agroforestri yaitu meliputi persentase hidup perkecambahan di
34 lapangan 14 HST, tinggi, diameter, bobot biji 1000 butir dan produksi sesuai
dengan pemanfaatannya adalah sebagai berikut: - Pengukuran persentase hidup perkecambahan = jumlah yang
berkecambahJumlah total x 100 - Diameter dan tinggi sorgum diukur pada saat akan dipanen. Diameter diukur
menggunakan caliper ditengah batang sorgum, dan tinggi diukur menggunakan meteran dari pangkal sampai daun bendera.
- Pengukuran produksi sorgum yaitu sesuai dengan pemanfaatannya; Sebagai pangan food yaitu dengan cara mengukur panjang malai, bobot
biji sebelum dan sesudah disosoh, dan bobot 1000 biji gram. Pengambilan sampel setiap plot sebanyak 10 tanaman, kemudian untuk
mengetahui produksinya dalam setiap plot dikalikan dengan jumlah total tanaman yang hidup.
Sebagai pakan feed yaitu dengan mengukur biomassa batang dan daun setiap sampel gram dan mengalikannya dengan jumlah total tanaman
yang hidup dalam plot. Sebagai energi fuel yaitu dengan mengukur kadar nira kadar kemanisan
batang menggunakan alat refraktometer Briks pada setiap sampel tanaman pada umur 60, 70, 80 dan 90 HST. Untuk mendapatkan produksi
nira yaitu dengan menimbang rata-rata volume sampel ml, yaitu dengan mengepres batang sorgum kemudian dikalikan dengan jumlah total
tanaman yang hidup dalam setiap plot perlakuan.
Penelitian Laboratorium a. Analisis jaringan akar yang terkolonisasi V-AM
Tujuan analisis jaringan akar ini adalah mengindentifikasi akar sentang, sorgum dan gulma terhadap infeksi V-AM dengan menggunakan teknik
pewarnaan jaringan akar. Mekanisme pengambilan sampel akar di lapangan adalah sebagai berikut:
1 Pengambilan sempel akar pohon sentang yang berada di bagian tengah di setiap plot terdiri dari 3 pohon. Akar yang diambil merupakan akar
35 serabutrambut akar yang bersinggungan antara akar sentang dan juga akar
tanaman sorgum dan atau tanaman lain seperti gulma atau rumput. 2 Selain sampel akar sentang, akar sorgum dan sebagian gulma pada setiap plot
yang berinteraksi juga diambil sampel untuk dilakukan pengamatan dan pengukuran.
3 Pengamatan dan pengukuran ini dilakukan di Laboratorium Silvikultur SEAMEO BIOTROP.
4 Waktu pengamatan dan pengukuran yaitu pada akhir penelitian, sebelum sorgum dipanen sekitar bulan Januari 2012.
b. Produktivitas sorgum Tanaman sorgum merupakan tanaman C4, sehingga perlu intensitas
cahaya yang tinggi untuk meningkatkan produktivitasnya. Untuk mengetahui besarnya produktivitas sorgum tersebut diperlukan pengukuran terhadap hasil biji,
nira, kadar gula, dan biomassanya. Pengambilan contoh dari rerata 10 tanaman sorgumplot. Produktivitas hasil biji diperoleh dengan bobot biji 1000 butir yaitu
menggunakan timbangan triple beam. Nira diperoleh dengan melakukan pengepresan dari batang sorgum menggunakan alat press “sugar cane juice
extractor” Model: QJH-160. Kadar gula sorgum diukur menggunakan “Refractometer”, dan untuk mengetahui biomassa sorgum pengukuran dilakukan
dengan mengukur berat basah tanaman sorgum dengan timbangan kapasatitas 20 kg.
Data Pendukung a. Sifat kimia dan biologi tanah
Untuk mengetahui kesuburan tanah diperlukan analisis tanah, dalam penelitian ini sampel tanah diambil di masing-masing plot secara acak sesuai
perlakukan dan nantinya dikompositkan. Sampel tanah di analisis di Services Laboratory SEAMEO BIOTROP.
b. Gulma Dalam penelitian ini adanya perlakuan terhadap tanaman sentang yaitu
plot yang tidak diolah tidak ditanam sorgum dengan pemberian kode “S0” atau
36 “Tanpa Sorgum”. Tentu saja dengan tidak dilakukan pengelolaan lahan maka akan
muncul gulma di plot tersebut. Hal ini mengakibatkan adannya kompetisi di plot tersebut dan salah satunya berpengaruh terhadap penutupan. Untuk mengetahui
pengaruh penutupan maka dilakukan pengukuran biomassa gulma dan mengindentifikasi jenis gulma pada setiap plot.
c. Iklim Data iklim diperoleh dari BMG unit Dramaga dan melakukan pencatatan
rutin terhadap intensitas hari hujan dalam kurun waktu penelitian.
3.4 Pengumpulan Data Sekunder