13 3. Interaksi negatif kompetisipersaingan = saling merugikan: bila
peningkatan produksi satu jenis tanaman diikuti oleh penurunan produksi tanaman lainnya Gambar 4d, ada kemungkinan pula
terjadi penurunan produksi keduannya.
Gambar 4. Interaksi positif a, netral b dan c, atau negatif d antara komponen penyusun agroforestri Hairiah et al., 2000
2.3 Sorgum Sorghum bicolor L. Moench
Sorgum adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia
Hoeman, 2009. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit
serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga
sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif. Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia
khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal dengan nama Cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpangsari dengan tanaman
pangan lainnya. Produksi sorgum Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk sorgum belum tersedia di pasar-pasar Hoeman, 2009
14 Menurut Zubair 2009 penggolongan tanaman sorghum yang umum
digunakan dan ditanam di Indonesia:
a. Sorgum biji grain sorghum.
Karakteristik utama: batang kering sampai agak basah tetapi tidak manis, batang lebih pendek 75 cm – 150 cm, biji lebih banyak dan kompak, warna
biji ada yang coklat sampai putih white sorghum. Pemanfaatannya: paling cocok untuk pangan, digunakan sebagai bahan
makanan seperti tape, tenteng dan popsorgum, ditepung untuk bahan dasar kue, sebagai media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan sebagai pakan
ternak.
b. Sorgum manis sorgo cane sweet sorghum Race bicolor.
Karakteristik: batang mengandung cairan getah manis,tinggi berkisar dari 1.5 – 3 m, tipe malai terbuka sampai agak kompak, biji sering rasanya pahit, tidak
cocok untuk dikonsumsi. Pemanfaatannya: cocok untuk digunakan sebagai pakan ternak dibuat silase
dan bahan baku industri etanol dari cairan sirupnya dan bagasnya.
c. Broomcorn dikenal di Indonesia sebagai hermada.
Karakteristik: tanaman tinggi 1 – 4 m, batang kering dan berkayu, malai bercabang dan berserat dapat mencapai panjang 30 – 90 cm, biji kecil dan
sedikit, sekam berduri, hijauannya daun sedikit. Pemanfaatannya: tidak cocok untuk pangan dan digunakan sebagai bahan
baku untuk membuat sapu terutama untuk diekspor ke Jepang. Selain pemilihan jenis sorgum yang tepat sesuai peruntukannya, juga perlu
pemilihan kultivar yang tepat. Meskipun secara umum sorgum adalah tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh baik pada tanah-tanah marginal, namun
pada kondisi lingkungan yang optimal hasil panennya akan meningkat secara nyata Zubair, 2009. Pemuliaan tanaman sorgum dengan teknik mutasi
menggunakan iradiasi gamma telah dilakukan di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi PATIR, Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN. Tujuannya
pemuliaan adalah memperbaiki hasil dan kualitas sorgum untuk pangan dan pakan ternak. Varietas induk yang digunakan adalah Durra dan Zhengzu, berasal dari
materi pemuliaan kerjasama teknis antara BATAN dan FAOIAEA melalui
15 Technical Cooperation Project INS5030 dan RAS5040. Iradiasi gamma
dengan dosis 250-400 Gy digunakan untuk meningkatkan keragaman genetik kedua varietas induk tersebut. Penelitian ini menghasilkan 3 tiga jenis galur
harapan yaitu B-100, B-76 dari induk varietas Dura dan ZH-30 dari induk varietas Zhengzu. Deskripsi mengenai galur sorgum ZH-30 yang cocok sebagai
jenis PAHAT pakan sehat disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi galur sorgum ZH-30 PAHAT
Asal Varietas Zhengzu dari China, iradiasi gamma
300 Gy Umur berbunga 50
58-71 hari Umur panen
88-101 hari Sifat tanaman
Tidak beranak, dapat diratoon Tinggi tanaman
142.71-151.58 cm Bentuk daun
Agak lebar memanjang Jumlah daun
10 helai Kedudukan tangkai
Tegak Sifat malai
Setengah kompak Bentuk malai
Elips Panjang malai
30.41-34.32 cm Berat kering malai
78.46-104.52 g Sifat sekam
Menutup 13 bagian biji Warna biji
Putih Bobot 1000 biji
27.19-28.83 g Sifat biji
Mudah rontok dan mudah disosoh Ukuran biji
Relatif kecil Kerebahan Tahan
rebah Potensi hasil
5.03 tonha Hasil rata-rata
4.71 tonha di musim kering Ketahanan hama
Sangat disukai burung Ketahanan penyakit
Tahan penyakit karat daun Kadar protein
Pending sedang dianalisa di lab. Kimia LIPI Kadar lemak
Pending sedang dianalisa di lab. Kimia LIPI Kadar karbohidrat
Pending sedang dianalisa di lab. Kimia LIPI Kadar tanin
Pending sedang dianalisa di lab. Kimia LIPI Keterangan
Cocok ditanam pada musim kering, biji untuk pangan dan sisa tanaman untuk pakan ternak
Pemulia Prof. Dr. Soeranto Human, M.Sc, Sihono S.P,
Tarmizi S.P, Parno, Wijaya Murti Indriatama, S.P.
Pengusul PATIR – BATAN
Sumber: Sihono 2009
16 Varietas Numbu dan Kawali merupakan jenis sorgum unggul yang sudah
dilepas dan termasuk varietas nasional. Untuk mengetahui karakteristiknya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakter sorgum unggul varietas Numbu Karakter
Numbu Tinggi tanaman, cm
160 – 190 Umur panen, hari
100 – 110 Bentuk malai dan cabang biji
Ellips dan kompak Bobot malai, g
100 – 110 Panjang malai, cm
22 – 23 Bobot 1000 butir, g
36 – 38 Kandungan tannin,
0,75 Protein,
8 – 9 Lemak,
3 – 4 Karbohidrat,
85 -87 Warna sekam
Coklat muda Warna biji
Krem Bentuk butiran biji
Bulat Kerontokan
Mudah rontok
Sumber: Sihono 2009
Pada musim kering, galur harapan B-100 dan ZH-30 memiliki rerata hasil biji 4.23 dan 4.70 tonha, stabil dan signifikan dibanding kontrol Dura, UPCA-S1
dan Mandau. Kedua galur tersebut juga memiliki kualitas pati yang baik untuk industri pangan. Galur harapan B-76 stabil pada semua musim dengan rerata
produksi biomasa tertinggi 36.03 tonha pada musim kering dan signifikan dibanding kontrol, sehingga galur B-76 cocok untuk pakan ternak. Disarankan
galur B-100, ZH-30 dan B-76 dapat segera dilepas sebagai varietas sorgum unggul baru berturut-turut dengan nama varietas TARING, PAHAT dan ARIT
Sihono, 2009. Selain itu, BATAN bekerja sama dengan SEOMEO-BIOTROP untuk
melakukan penelitian uji multi lokasi sorgum yang ditanam di lahan terbuka dan ternaungi agroforestri yaitu di bawah tegakan jati Tectona grandis. Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan bahwa sorgum di lahan jati pertumbuhannya kurang optimal dan diperlukan penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai pengaturan
jarak tanam dan pemilihan jenis pohon Supriyanto et al., 2011a. SEAMEO-BIOTROP juga melakukan penelitian sorgum varietas
NUMBU yaitu merupakan jenis sorgum manis yang dapat digunakan sebagai
17 pengahasil ethanol, dengan penambahan unsur BORON dalam pengelolaannya
Supriyanto et al., 2012. Penggunaan boron dengan dosis 1 kgha dapat mengahasilkan berat biji 1000 butir sebanyak 43 g atau meningkat 30 dibanding
dengan tanpa boron. Varietas NUMBU ini juga dikembangkan oleh PT TRI FONDASI INDONESIA untuk tepung dan pakan ternak.
Kegunaan Sorgum Di banyak negara biji sorgum digunakan sebagai bahan pangan, pakan
ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan dunia, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, padi, jagung dan barley ICRISATFAO, 1996. Di
negara maju biji sorgum digunakan sebagai pakan ternak unggas sedang batang dan daunnya untuk ternak ruminansia. Biji sorgum juga merupakan bahan baku
industri seperti industri etanol, bir, sirup, lem, cat dan modifikasi pati modified starch. Terkait dengan energi, di beberapa negara seperti Amerika, India dan
Cina, sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar etanol bioetanol. Secara tradisional, bioetanol telah lebih lama diproduksi dari molases
hasil limbah pengolahan gula tebu sugarcane. Walaupun harga molases tebu relatif lebih murah, namun bioetanol sorgum dapat berkompetisi mengingat
beberapa kelebihan tanaman sorgum dibanding tebu antara lain sebagai berikut Hoeman, 2009:
• Tanaman sorgum memiliki produksi biji dan biomass yang jauh lebih tinggi dibanding tanaman tebu.
• Adaptasi tanaman sorgum jauh lebih luas dibanding tebu sehingga sorgum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur maupun lahan
marjinal. • Tanaman sorgum memilki sifat lebih tahan terhadap kekeringan, salinitas
tinggi dan genangan air water lodging. • Sorghum memerlukan pupuk relatif lebih sedikit dan pemeliharaannya lebih
mudah daripada tanaman tebu. • Laju pertumbuhan tanaman sorgum jauh lebih cepat daripada tebu.
• Menanam sorgum lebih mudah, kebutuhan benih hanya 4,5–5 kgha dibanding
tebu yang memerlukan 4500–6000 stek batangha.
18 • Umur panen sorgum lebih cepat yaitu hanya 3 bulan, dibanding tebu yang
dipanen pada umur 7 bulan. • Sorgum dapat diratun sehingga untuk sekali tanam dapat dipanen beberapa
kali.
Nilai Nutrisi Nilai nutrisi sorgum lebih baik daripada beras, singkong dan jagung. Nilai
nutrisi sorgum hanya dikalahkan oleh kedelai. Tabel 3 menunjukkan nilai nutrisi beberapa makanan pokok.
Tabel 3. Nilai nutrisi beberapa makanan pokok Unsur
Nutrisi Kandungan per 100 gram
Beras Sorgum Singkong
Jagung Kedelai
Kalori Cal 360
332 146
361 286
Protein g 6.8
11 12
8.7 30.2
Lemak g 0.7
3.3 0.3
4.5 15.6
Karbohidrat g 78.9
73 34.7
72.4 30.1
Kalsium mg 6
28 33
9 196
Besi mg 0.8
4.4 0.7
4.6 6.9
Pospor mg 140
287 40
380 506
Vit. B1 mg 0.12
0.38 0.06
0.27 0.93
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 1992
Sorgum menjadi salah satu sumber pangan sehat yang dapat diolah menjadi berbagai bentuk panganan seperti nasi sorgum, kue kering dan basah,
bubur, berondong, flake emping sorgum, dll, tergantung kreatifitas inovasi dan keahlian seseorang Supriyanto, 2011b.
Berbagai produk turunan dari sorgum Supriyanto, 2011b a. Pangan ; bubur, nasi, berondong dan kue sorgum
Makanan berbasis sorgum memiliki nutrisi tinggi, rasa gurih, juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh immunomodulator dan mengandung
antioksidan yang tinggi.
19 b. Pakan ternak hijauan segar, silase dan bekatul
Sorgum dapat digunakan sebagai pakan sapi perahdan pedaging serta kambing dalam bentuk hijauan atau silase. Kadar protein batang sorgum 12 . Dengan
pakan sorgum produksi susu perah meningkat 10-15 sedang untuk daging 0,9-1,6 kghari. Bekatul sorgum dapat digunakan untuk pakan unggas seperti
ayam dan burung puyuh, kulit telur menjadi lebih keras dan kuning telur menjadi lebih besar.
c. Energi Batang sorgum di press untuk menghasilkan nira berwarna hijau dengan kadar
gula 17 skala Briks, kemudian nira difermentasi berubah menjadi berwarna crem dan beraroma seperti tape. Nira terfermentasi didestilasi dengan
menggunakan destilator ethanol rendemen 3. Limbah pengepresan dapat dijadikan pakan ternak atau bahan bakar biomassa.
d. Industri jamur tiram, gula, kerajinan tangan Beberapa industri turunan berbasis sorgum dapat dikerjakan antara lain
budidaya jamur biji dan bekatul sorgum, gula semut dari nira yang dipanaskan dengan rendemen 25 dan kerajinan tangan dari malai sorgum.
Serat selulosa sorgum juga sangat berpotensi untuk pembuatan kertas sedang malainya dapat dibuat xilitol dengan rendemen 33.
2.4 Sentang Azidarachta excelsa Jack