seseorang sangat dibutuhkan karena akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman karya sastra.
Karya sastra mengajak pembaca memberi makna tentang kehidupan merenungkan hakikat kehidupan melalui kenyataan yang
sengaja dicipta dan dikreasikan agar ciptaannya itu dapat dipahami oleh pembaca Teeuw dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 104. Pengarang
memberi makna kehidupan, mengajak kita untuk merenungkan hakikat kehidupan melalui kenyataan yang sengaja dicipta dan dikreasikannya,
namun tetap berada dalam rangka konvensi bahasa, sosio-budaya, sastra yang tersedia agar ciptannya itu dapat dipahami oleh pambaca.
Dengan demikian, hakikat cerita adalah keberhasilan sebuah karya tidak ditentukan oleh adanya kesesuaiannya dengan dunia realitas, tetapi
oleh kohenrensi unsur intrinsiknya. Jadi kebenaran dalam sastra bukan pada kenyataan sehari-hari, tetapi merupakan kebenaran situasional
Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 105.
2. Struktur Cerita
Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme Praha. Pendekatan ini dipengaruhi oleh teori Saussure yang
mengubah studi linguistik dari pendekatan “Diakronik” ke “Sinkronik”. Pendekatan ini mementingkan hubungan antar unsur, missal fonologi,
morfologi dan sintaksis. Sedangkan pada studi linguistik dikenal fonetik, fonemik, morfologi, dan sintaksis, dan hal ini juga dibawa ke studi kesastraan
yang memiliki sifat keotonomian sehingga pembicaraannya tidak perlu dikaitkan dengan hal-hal diluar karya tersebut Burhan Nurgiyantoro, 1995 :
36. Dunia sastra mengenal istilah strukturalisme sebagai salah satu
pendekatan dalam penelitian kesastraan yang menekankan pada kajian, hubungan antar unsur pembangun suatu karya. Jadi stukturalisme juga disebut
sebagai pendekatan objektif yang dipertentangkan dengan pendekatan lain misalnya pendekatan mimetik, ekspresi, dan pragmatig Abrams dalam
Burhan Nurgiyantoro, 1995: 37. Analisis
struktural karya
sastra dapat
dilakukan dengan
mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik, keadaan peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut
pandang, dan lain-lain. Untuk menunjang makna keseluruhannya secara bersama membentuk sebuah totalitas kemaknaan yang padu. Analisis
struktural bertujuan memaknakan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra dan sumbangan apa yang diberikan terhadap
tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai oleh sebuah struktur yang komplek dan unik Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 37-38.
Kajian struktural sebuah karya sastra tidak dapat dipisahkan dari latar belakang sosial, budaya, dan kesejarahannya, karena akan menyebabkan karya
itu menjadi amat terbatas dan kurang bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, analisis struktural sebaiknya dilengkapi dengan analisis lain yang
dikaitkan dengan keadaan sosial budaya secara lebih luas Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 39.
a. Tema