yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu yang menimbulkan sikap tertarik untuk mengetahui kelanjutannya dan mampu membangkitkan
suspense rasa ingin tahu atau sebaliknya. Menurut Kenny dalam Burhan Nurgiyantoro 1995 : 91, cerita
sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu, peristiwa yang satu berlangsung sesudah terjadinya peristiwa yang lain.
Dengan demikian hakikat cerita akan melibatkan 2 unsur yakni bentuk dan substansi. Jelasnya, cerita hakikatnya merupakan pembeberan dan
pengurutan gagasan yang mempunyai urutan awal, tengah, dan akhir Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 92.
Cerita rakyat merupakan bagian dari sastra daerah yang dalam pengungkapannya menggunakan bahasa daerah setempat, berkembang dari
masa lalu sejak bahasa tulis belum dikenal. Cerita rakyat diwariskan secara lisan, sehingga banyak tambahan yang disisipkan atau dikembangkan dan
bervariasi tergantung si pencerita, sehingga muncul beberapa versi berbeda meskipun ceritanya sama.
b. Jenis-Jenis Cerita Rakyat
Para ahli sastra menggolongkan cerita rakyat secara berbeda-beda namun ditemukan banyak kesamaan dalam bagian lain. Penelitian ini
mengambil cerita rakyat dari tiga kelompok yakni mitemitos, legenda, dan dongeng, tetapi peneliti hanya mengambil kelompok legenda yakni
legenda setempat dan legenda perseorangan.
Hal ini dimaksudkan mempertimbangkan keberadaan cerita rakyat yang terdapat di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri sebagai
tempatlokasi penelitian. Lie Yock Fang dalam Herman J Waluyo 2008 : 1, 16, 20,
menyatakan ada lima jenis cerita rakyat yaitu : mite, legenda, fabel, cerita jenaka, dan cerita pelipur lara. Mite dan legenda secara bersama-sama
disebut dongeng aetiologiasal usul. Fabel adalah cerita binatang. Cerita jenaka disebut juga dongeng lucu. Cerita pelipur lara adalah kisah
percintaan muda mudi. Selanjutnya Herman J Waluyo, 2008 : 1-20 memberikan contoh
masing-masing cerita rakyat antara lain : 1
Mite contohya dongeng Nyai Roro Kidul, dongeng Aji Saka, dongeng Hantu dan Roh Halus.
2 Legenda contohnya dongeng Asal Usul DesaKotaDaerah, terjadinya
Kota Banyuwangi, terjadi Gunung Tangkuban Perahu. 3
Fabel contohnya Kancil dengan Harimau, Kancil dengan Pak Tani 4
Cerita jenaka contohnya Pak Pandir dan Musang Berjanggut. 5
Cerita pelipur lara contohnya Sri Rama, Roro Mendut-Pronocitro. Berikut penuturan Herman J Waluyo dalam Cerita Rakyat Dari
Berbagai Daerah 2008 : 1. “ Cerita rakyat bukanlah folk-lore, namun folk-literature yang
merupakan bagian dari folk-lore. Diberbagai daerah ada cerita rakyat.seringkali cerita rakyat dari daerah yang satu ada persamaannya
dengan cerita rakyat daerah lain karena dulunya terjadi penyebaran itu secara lisan”
c. Macam-macam Legenda a
Legenda Keagamaan
Legenda keagamaan ini menceritakan orang-orang suci atau manusia setengah dewa, orang-ornag yng memiliki kelebihan yang
sangat istimewa dalam bidang keagamaan. Di dalam agama Islam disebut orang saleh yaitu para penyebar agama proselytizer Islam
pada masa awal penyebaran agama Islam di pulau Jawa yang terkenal dengan sebutan “Wali Sanga” dalam A. M. Noertjahjo
1974
b Legenda Alam Gaib
Legenda alam gaib dapat berbentuk kisah atau cerita yang benar-benar terjadi yang pernah dialami seseorang yang hal semacam
ini dapat berfungsi untuk memperkuat kebenaran kepercayaan rakyat setempat takhayul. Meskipun legenda alam gaib ini merupakan
pengalaman pribadi seseorang teta[pi mengandung banyak motif cerita tradisional yang khas. Legenda semacam ini banyak
berkembang di daerah seluruh Indonesia yang di Jawa Tengah misalnya legenda “Tombak Baru Klinting” di Bantul Jogjakarta,
legenda “Joko Pekik dan Retna Branta” di wilayah Majapahit dulu, legenda “Desa Kasihan” di Bantul Jogjakarta, legenda “Gunung
Tugel” di Boyolali, legenda “Endang Nawangsih” di Boyolali, legenda “Balai-Balai Kayu Jati” di Giritontro Wonogiri, dan lain-lain
Bakdi Sumanto,1992.
c Legenda Perseorangan
Legenda perseorangan adalah cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap oleh pemilik cerita benar-benar terjadi James
Danandjaja, 1997 : 73-75. Legenda semacam ini banyak dijumpai di Indonesia dan pada daerah pulau Jawa khususnya kita mengenal
legenda perseorangan, “Pangeran Samodra” dari Sragen, legenda “Joko Buduk” dari Sragen, legenda “Raja Mala” dari Surakarta
Bakdi Sumanto, 2001.
d Legenda Setempat
Dalam karya James Danandjaja 1997 : 75-83, yang termasuk kedalam legenda ini adalah cerita yang berhubungan
dengan suatu tempat, nama tempat, bentuk topografi yaitu bentuk permukaan suatu daerah yang berbukit-bukit, berjurang curam-curam
dan sebagainya. Legenda yang berhubungan dengan nama suatu tempat contohnya yaitu asal mula nama kota Salatiga, asal mula
nama Banyuwangi, asal mula nama daerah Rawa Pening, asal mula nama dusun Nambangan. Semantara itu legenda yang berhubungan
dengan bentuk topografi suatu tempat yaitu legenda Sangkuriang, legenda Gunung Tangkuban Perahu, legenda Gunung Madirdo, dan
lain-lain. Sebagai cerita, legenda setempat ini tidak harus dipercaya
atau dibantah, boleh percaya boleh tidak, biasanya berfungsi untuk menghibur dan memberi pelajaran serta untuk membangkitkan dan
menambah kebanggaan seseorang atas keluarga, suku, atau komunitasnya. Legenda setempat ini keberadaannya secara turun
temurun, dari generasi ke generasi berikutnya dan sudah berlangsung sangat lama Bakdi Sumanto, 2001.
d. Fungsi Cerita Rakyat