Nilai Edukatif Dalam Cerita Rakyat

yang ada juga berubah. Perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan kualitas pendidikan masyarakatnya.

d. Nilai Edukatif Dalam Cerita Rakyat

Setiap karya sastra yang baik termasuk cerita rakyat mengungkapkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi pembacanya. Nilai-niali tersebut bersifat mendidik serta menggugah hati pembacanya yang mencakup nilai pendidikan moral, nilai adat, nilai agama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Herman J. Waluyo 1990 : 27, bahwa nilai sastra berarti kebaikan yang ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan yakni makna medial menjadi sarana dan makna final yang dicari seseorang, nilai kultural, nilai kesusilaan dan nilai agama. Karya sastra dapat berperan sebagai media pendidikan masyarakat dan berfungsi sebagai alat pemberi dorongan, semangat, menambah kepercayaan diri dan melepaskan ketegangan batin. Cerita rakyat sebagai bagian dari karya sastra, bermuatan nilai pendidikan dan jika digali secara mendalam banyak dijumpai keteladanan dan petuah-petuah bijak melalui tokoh atau peristiwanya. Untuk menangkap nilai-nilai berharga tersebut, seseorang harus membaca dan memahami isinya agar memperoleh nilai-nilai edukatif dalam cerita rakyat tersebut, sehingga mampu menambah kakayaan batin para pembaca. 1 Nilai Pendidikan Moral Tokoh dalam cerita dikatakan bermoral tinggi jika mempunyai pertimbangan baik buruk, meskipun dalam kenyataannya kadang-kadang bersifat relatif. Burhan Nurgiyantoro dalam bukunya 1995 : 321 menyatakan pandangan tentang moral, nilai, dan kecenderungan dipengaruhi oleh pandangan hidup. Dalam karya sastra moral mencerminkan pandangan hidup pengarang tentang nilai-nilai hidup pengarang yang disampaikan kapada pembaca. Moral sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran tertentu yang bersifat praktis, dapat ditafsirkan oleh pembaca Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 322. Moral sebagai petunjuk dari pengarang kepada pembaca tentang masalah kehidupan, sikap, tingkah laku dan pergaulan melalui tokoh- tokohnya. Moral selalu mengacu pada perilaku manusia, baik dan buruk yang mengarah pada budi pekerti yang ditanamkan dengan tujuan pembentukan moral baik kepada para pembaca terutama generasi penerus. 2 Nilai Pendidikan Adat Tradisi Adat bisa juga disebut tradisi artinya cara hidup yang sudah menjadi kebiasaan turun temurun dalam suatu masyarakat. Tata cara hidup mencakup lingkup sosial berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap termasuk spiritual. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 233. Ruang lingkup yang sangat luas adalah gotong-royong, karena hampir semua karya manusia biasanya dilakukan sebagai kerjasama dengan orang lain. Intinya perilaku manusia yang bukan bersifat kompetitif adalah baik. Di dalam tradisi terkandung banyak kearifan, acuan paling dekat dalam berkebudayaan bagi bangsa dan negara. Globalisasi bukan sesuatu yang baru namun kita harus memperhatikan nilai- nilai tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Globalisasi menyebabkan terjadinya kejutan budaya yang membawa dampak- dampak tertentu pada kesadaran akan pentingnya nilai-nilai tradisi dalam berkebudayaan. 3 Nilai Pendidikan Agama Religi Orang-orang pedesaan jaman dahulu sangat religius ditandai dengan berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan upacara-upacara keagamaan atau ritual yang dilakukan bersamaan dengan upacara tradisi leluhur, berupa selamatan, bersih desa, sesaji untuk roh-roh penunggu atau sesaji untuk roh-roh leluhur yang telah meninggal dunia. Doa bersama juga dilakukan untuk meminta hujan kepada Sang Pencipta ketika musim kemarau panjang. Semua ritual tersebut dipimpin oleh tokoh adat atau tokoh agama Darsono Wisadirana, 2004 :60. Religi atau kepercayaan mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan, tentang alam gaib, tentang segala nilai, norma dan ajaran religi yang bersangkutan. Sedangkan tata cara ritual dan upacara merupakan usaha manusia untuk menjalin hubungan dengan Sang Pencipta, dewa-dewa, atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib Koentjaraningrat, 1984 : 145. Masyarakat percaya bahwa agama telah menjadi kekuatan untuk kebaikan. Hal inilah yang membuktikan bahwa cerita rakyat sarat nilai-nilai pendidikan agama yang tetap memiliki relevansi dengan kehidupan jaman dahulu, sekarang dan yang akan datang. 4 Nilai Pendidikan Kepahlawanan Pahlawan dapat diartikan sebagai orang yang berani mengorbankan jiwa raga, harta benda untuk membela negaranya. Dari kata pahlawan terbentuk kata kepahlawanan yang berati perihal sifat yang berhubungan dengan keberanian seseorang terhadap siapapun yang akan mengusik keutuhan negaranya, ia siap membela sampai titik darah penghabisan. Seliruh hidupnya ia abdikan untuk membela kebenaran demi nusa dan bangsanya. Kepahlawanan seseorang dalam setiap peristiwa dikaitkan dengan tokoh atau pelaku cerita. Hal ini dapat dijumpai pula dalam karya sastra termasuk di dalamnya cerita rakyat. Seorang atau beberapa orang menjadi pusat cerita yang dikagumi masyarakat, tetapi ada pula yang dibenci masyarakat. Tokoh cerita yang dikagumi biasanya memiliki sifat jiwa kepahlawanan, penuh keberanian, membela kebenaran, semangat perjuangannya tinggi untuk memperjuangkan segala hal yang baik dan benar. Sebaliknya tokoh yang dibenci berperilaku hina dan kurang terpuji.

e. Cerita Rakyat Dalam Pengajaran Sastra