dikaitkan dengan keadaan sosial budaya secara lebih luas Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 39.
a. Tema
Tema theme, menurut Stanton dan Kenny dalam Burhan Nurgiyantoro 1995 : 67, adalah makna yang dikandung oleh sebuah
cerita. Dick Hartoko dan Rahmanto dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 68, Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya
sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantis, yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan Hartoko dan
Rahmanto dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 68. Tema juga merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, ia akan tersembunyi dibalik
cerita yang mendukungnya. Tema dapat dipandang sebagai dasar cerita dan gagasan dasar
umum tersebut dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita dan menjiwai seluruh bagian
cerita tersebut Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 70. Tema selalu berkaitan dengan maknapengalaman kehidupan,
melalui karyanya itu pengarang menawarkan makna tertentu dalam kehidupan, mengajak membaca untuk melihat, merasakan dan menghayati
makna kehidupan. Mungkin kita akan merasakan sesuatu berupa keharuan, penderitaan atau kebahagiaan seperti yang dialami tokohnya, atau sifat
emotif yang dapat menyebabkan kita mengalami perubahan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 71.
b. Plot Alur Cerita dan Kaidah Pemplotan
Plot adalah urutan kejadian dalam sebuah cerita yang bersebab akibat peristiwa yang satu menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Kejelasan plot atau alur cerita adalah kejelasan tentang kaitan antar peristiwa yang dikisahkan secara linier, akan mempermudah pemahaman
kita terhadap cerita yang ditampilkan. Kejelasan plot berarti kejelasan cerita, kesederhanaan plot berarti kemudahan cerita untuk mengerti,
sebaliknya plot yang rumit dan kompleks menyebabkan cerita sulit dipahami. Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 110.
Kaidah Pemplotan : 1 Plausibilitas
Plausibilitas menyaran pada pengertian yaitu suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan logika cerita. Plot sebuah cerita
haruslah memiliki sifat plausible, dapat dipercaya oleh pembaca. Adanya sifat dapat dipercaya itu juga merupakan hal yang sangat
esensial dalam
karya fiksi
khususnya yang
konvensional. Pengembangan plot cerita yang tidak plausible dapat membingungkan
dan meragukan pembaca misalnya karena tidak ada atau tidak jelasnya unsur kausalitas. Lebih dari itu orang mungkin akan mengannggap
bahwa karya tersebut kurang bernilai literer Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 130.
2 Suspense
Suspense adalah cerita yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu di hati pembaca, hingga si pembaca akan terdorong keinginannya
untuk membacanya sampai selesai. Suspense menyaran pada adanya perasaan terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, khususnya
yang menimpa tokoh yang diberi rasa simpati oleh pembaca Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 134. Menurut Kenny dalam
Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 134, suspense adalah harapan yang belum pasti pada pembaca terhadap akhir cerita. Jelasnya unsur
suspense akan mendorong, menggelitik, dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita mencari jawab rasa ingin tahu terhadap
kelanjutan dan akhir cerita. Apabila suspense mampu memotivasi, menarik, dan mengikat
pembaca dalam sebuah cerita, maka keberadaannya harus dijaga. Hal ini merupakan salah satu tugas pengarang sebab dialah yang
mempunyai cerita, yang mengembangkan konflik, dan plot cerita. Unsur suspense yang terus-menerus terjaga secara kuat melingkupi
perkembangan plot, pembaca akan merasa penasaran jika belum menyelesaikannya. Cara membangkitkan suspense dalam sebuah cerita
adalah menampilkan “foreshadowing” yakni menampilkan peristiwa tertentu yang bersifat mendahului mungkin saja berupa “pertanda” atau
“firasat”. Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 135.
3 Surprise
Surprise adalah sesuatu yang bersifat mengejutkan atau kejutan yakni menampilkan sesuatu yang menyimpang atau bahkan
bertentangan dengan harapan pembaca Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 136. Jadi dalam karya itu terdapat suatu
penyimpangan, pelanggaran, dan atau pertentangan dalam cerita dengan apa yang telah menjadi biasanya. Jelasnya sesuatu yang telah
mentradisi, mengkonvensi dalam penulisan karya fiksi, disimpangi atau dilanggar.
Plot yang baik, suspense, surprise, dan plausibility berjalinan sangat erat dan saling menunjang, saling mempengaruhi serta
membentuk satu kesatuan yang padu Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 138.
4 Kesatupaduan
Plot dalam suatu karya yang ditampilkan memiliki keterkaitan satu sama lain hendaknya memenuhi kaidah-kaidahhukum-hukum
seperti tersebut diatas, terlebih lagi harus memiliki sifat kesatupaduan, keutuhan dan unity. Kesatupaduan menyaran pada pengertian bahwa
berbagai unsur yang ditampilkan khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, berkaitan dan acuan yang mengandung konflik atau seluruh
pengalaman kehidupan yang hendak dikomunikasikan memiliki keterkaitan ada benang merah yang menghubungkan aspek cerita
Burhan Nurgiyantoro, 1995 : 138.
Melengkapi plot atau alur cerita meliputi : 1 paparan awal cerita ekspotition, 2 masuk problem inciting moment, 3
penanjakan konflik rising action, 4 konflik makin ruwet komplication, 5 menurunnya konflik talking action, 6
penyelesaian denouement Herman J. Waluyo, 1995 : 148. Berdasarkan beberapa pendapat ilmuwan diatas, plot
merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir, berkesinambungan, dinamis, berhubungan dengan sebab akibat kausalitas, berperan
sangat penting dalam cerita, berfungsi untuk membaca kearah pemahaman secara rinci, menyediakan tahap-tahap tertyentu bagi
penulis untuk melanjutkan cerita berikutnya. Intinya plot yang baik adalah sebuah cerita yang mudah dipahami pembacanya.
c. Tokoh dan Karakter