Tebang bibit dan angkut bibit. Penempatan, klentek, dan pemotongan bibit

ditebang dan ditanam kembali menjadi KBN kebun bibit nenek dengan proporsi 17 dari luasan kebun bibit pokok. Dari kebun bibit nenek akan memasuki jenjang berikutnya ke kebun bibit induk KBI dan selanjutnya ke kebun bibit datar KBD. Terdapat standar mutu kebun bibit, standar tersebut adalah kemurnian varietas dimana KBPUKBP harus bebas dari campuran varietas lain. Selain itu juga terdapat standar kesehatan tanaman yang antara lain: Serangan penggerek pucuk kurang dari 5, Serangan penggerek batang kurang daari 2, Serangan penyakit noda daun karat daun, daun hangus, noda kuning kurang dari 10. Bibit siap ditebang setelah umur enam sampai tujuh bulan. Kebutuhan bahan tanam dari KBD Untuk KTG adalah dengan proporsi 19, artinya sembilan hektar KTG bisa dicukupi dengan satu hektar kebun bibit datar. Bibit menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan hasil dari pengusahaan tebu. Kriteria bibit yang baik antara lain adalah bibit yang sudah cukup umur yaitu brumur 6 – 8 BST, memiliki tingkat kemurnian minimal 5, sehat bebas dari hama dan penyakit, mempunyai daya tumbuh lebih dari 90 , dan habitus batang normal sesuai dengan varietasnya. KBD pada dasarnya pengelolaanya sama dengan kebun tebu giling KTG. Perbedaan tersebut diantaranya adalah pada KBD tidak dilakukan klentek. Hal ini bertujuan agar mata tunas tetap terlindungi selama tebang dan angkut bibit serta mencegah kehilangan air pada bibit. Kegiatan menanam tebu dari bibit bagal meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Tebang bibit dan angkut bibit.

Kegiatan tebang bibit dilakukan pada perjalanan jenjang kebun bibit yang telah ditetapkan oleh pihak pabrik gula. Jumlah dan varietas bibit yang ditebang disesesuaikan dengan kebutuhan jenjang selanjutnya. Tebang bibit dilaksanakan dengan menggunakan golok tebang Gambar 2 A. Penebanagan diusahakan rata dengan permukaan tanah atau sering disebut tebang mepet tanah TMT serta memotong bagian pucuknya. Stek batang tebu kemudian diikat, satu ikat biasanya terdiri dari 20 – 25 batang. Prestasi kerja mahasiswa 0.007 haHOK dan prestasi kerja buruh 0.017 haHOK . Kegiatan angkut bibit adalah kegiatan mengangkut bibit dari kebun bibit ke kebun bibit selanjtnya atau Kebun Tebu Giling KTG yang telah siap untuk melaksanakan penanaman. Pertama bibit dimuat dari lahan ke Truk Gambar 2B. Pengangkutan bibit dilakukan dengan menggunakan truk dengan kapasitas 7 – 8 ton. Setelah itu, dilakukan pembongkaran bibit dari truk ke lahan untuk selanjutnya diecer. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan satu hari sebelum dilakukannya penanaman. A B Gambar 2. Panen Bibit : A. Tebang Bibit B Angkut Bibit;

2. Penempatan, klentek, dan pemotongan bibit

Penempatan bibit merupakan kegiatan menempatkan bibit ke beberapa blok di sekitar kebun, agar proses penanaman lebih efisien Gambar 3A. selanjutnya dilakukan kegiatan klentek, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menghilangkan pelepah daun kering yang masih menempel dari bibit batang tebu. Klentek bibit dilakukan secara manual tanpa alat bantu seperti pisau, agar mencegah terjadinya kerusakan pada mata tunas. Klentek dilaksanakan di lahan yang akan ditanami Gambar 3 B. Setelah bibit diklentek, kegiatan selanjunya adalah pemotongan Gambar 3 C. Pemotongan bertujuan untuk membagi stek batang tebu menjadi bibit bagal 2 – 3 mata tunas. Panjang bibit bagal kurang lebih 40 cm. A B C Gambar 3. Persiapan Penanaman Bibit: A. Penempatan Bibit; B. Klentek Bibit; C. Pemotongan Bibit Persiapan tanam dan penanaman 1. Pembuatan kasuran Pembuatan kasuran dilakukan untuk menyediakan media dimana tebu ditanam lebih optimal dalam merangsang pertumbuhan akar. Pembuatan kasuran dapat dilakukan bersamaan dengan klentek dan pemotongan bibit. Pembuatan kasuran dapat dilaksanakan secara manual dengan menggunakan cangkul Gambar 4 atau sekaligus saat pembuatan juringan dengan menggunakan traktor. Gambar 4. Pembuatan Kasuran

2. Penanaman bibit