4. Putus akar
Putus akar adalah kegiatan yang bertujuan untuk memotong perakaran tua agar dapat merangsang pertumbuhan akar baru sehingga penyerapan unsur
hara tetap efisien. Selain itu putus akar juga bertujuan untuk menggemburkan tanah dan memperbaiki aerasi di sekitar perakaran
tanaman. Putus akar dilakukan secara manual dengan cangkul atau dengan bajak traktor atau kombinasi dari keduanya. Putus akar dengan
menggunakan cangkul lebih efisien daripada dengan bajak traktor, hal ini dikarenakan cangkul dapat menjangkau bagian-bagian yang tidak dapat
dijangkau oleh bajak traktor.
5. Pengairan
Pada tanaman keprasan dilaksanakan tiga kali, pengairan hanya dapat dilakukan pada lahan sawah atau tegalan yang beririgasi teknis. Untuk
lahan kering pengairan sangat bergantung pada hujan. Pengairan I dilaksanakan pada tanaman berumur 2
– 3 minggu. Pengairan II dan III dilaksanakan sebelum pemupukan I dan II, yaitu saat tanaman berumur 1
bulan dan 2 bulan.
6. Pemupukan
Di PG. Madukismo, dosis pemupukan pada tanaman keprasan tidak sama dengan tanaman pertama, yaitu pupuk madros organic dengan dosis 11
kuha dan 5 kuha ZA serta 3 kuha Ponska. Cara dan waktu pemupukan sama dengan tanaman pertama yaitu saat tanaman tebu berumur 3
– 4 minggu atau 1 bulan dan 60
– 70 hari. Dosis pemupukan I dan II yaitu 2.5 kuha ZA dan 1 kuha Ponska. Pupuk dicampur agar dosis yang didapat
semua tanaman homogen. Prestasi kerja mahasiswa 0.13 haHOK dan prestasi kerja buruh 0.31 haHOK.
Panen
Panen merupakan kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya tanaman tebu. Faktor utama yang menentukan waktu panen adalah analisis kemasakan dan
jadwal giling pabrik gula. Tahapan kegiatan persiapan yang dilaksanakan PG. Madukismo menjelang kegiatan panen adalah taksasi produksi, analisis
kemasakan, analisis pendahuluan, tebang dan angkut.
1. Taksasi produksi
Taksasi produksi adalah perhitungan perkiraan produksi yang akan dicapai pabrik gula. sehingga perlu dilakukannya persiapan seperti kebutuhan
jumlah tenaga kerja, bahan, peralatan dan lamanya hari giling. Di PG. Madukismo terdapat dua macam taksasi produksi yaitu taksasi Desember
dan Taksasi Maret. Taksasi Desember adalah taksasi yang dilaksanakan saat kegiatan
budidaya tebu telah berakhir yaitu saat pembumbunan akhir. Dalam taksasi Desember hanya menghitung bobot batang karena tanaman belum
tumbuh optimal. Maka hasil taksasi Desember biasanya tidak dapat dijadikan perkiraan produksi. Sementara itu taksasi maret adalah taksasi
yang dilaksanakan pada bulan Maret. Angka hasil taksasi Maret yang akan dijadikan angka perkiraan produksi yang akan dicapai. Variabel yang
dihitung dalam taksasi maret antara lain tinggi batang, bobot batang, jumlah ruas dan jumlah batang per juringan. Sehingga rumus taksiran
produksi per ha adalah sebagai berikut : Taksasi Produksi = jumlah batang per juring rata-rata x panjang batang
rata-rata x bobot batang per meter x jumlah juring per petak lahan.
Tinggi batang diukur dari permukaan tanah sampai cincin teratas atau ruas sebelum pucuk. Jumlah ruas yang dihitung sama dengan tinggi batang
yaitu dari ruas terbawah permukaan tanah sampai cincin teratas. Untuk jumlah batang per juringan, hanya batang yang sehat dan yang dipastikan
tumbuh saja yang dihitung. Penentuan pengambilan contoh untuk taksasi produksi adalah 10 juringan di tiap petak lahan.
2. Analisis kemasakan