Pembuatan got. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta: dengan Aspek Khusus Mempelajari Produktivitas Tiap Kategori Tanaman

menggunakan traktor dengan implemen bajak piring HD Disc Plough 4 piringan, atau dengan implement bajak piring 5 piringan. Pelaksanaan kegiatan rotavaktor sama dengan pembajakan I yang membedakan kedua kegiatan tersebut adalah arah pembajakan dan piringan yang digunakan. Rotavator memiliki arah tegak lurus terhadap arah pembajakan I atau sejajar dengan arah juringan sebelumnya, tujuan utama dari rotafaktor adalah memecah bongkahan tanah dan meremahkan tanah hasil. jika keadaan tanah kering atau tidak terjadi hujan, Pembajakan I dan rotafaktor dapat dilakukan bersamaan dalam hari yang sama. Pengkairan adalah kegiatan pembuatan alur tanam atau lubang juringan yaitu sebagai tempat tumbuh bibit tebu. Kegiatan pengkairan dilakukan sehari setelah kegiatan pembajakan I dan pembajakan II selesai. Implement yang digunakan dalam kegiatan ini adalah alat kair dengan tiga mata yang dipasangkan dengan traktor. Kedalaman juringan yaitu 25 – 30 cm dengan jarak pusak ke pusat PKP 100 – 130. Pengkairan akan terbentuk daerah head land yaitu bagian tanah tang tidak dapat terjangkau oleh traktor, pengerjaan ini akan diselesaikan secara manual dengan cangkul.

3. Pembuatan got.

Tujuan dilakukannya pembuatan got adalah menyediakan saluran irigasi dan saluran drainase atau pembuangan air. Saluran drainase sangat penting dalam budidaya tebu terutama pada lahan sawah, dan tidak terkecuali pada lahan tegalan. Pekerjaan pembuatan got diawali dengan pembuatan got keliling, got mujur dan yang terakhir adalah pembuatan got malang. Got keliling yaitu got yang mengelilingi lahan. Got keliling dibuat lebih dalam daripada got mujur dan got malang, karena fungsi dari got keliling adalah membuang kelebihan air dari dalam lahan keluar kebun dan masuk ke saluran buangan besar secara cepat dan efektif. Untuk lahan sawah kedalaman got sangat diperlukan untuk menjaga kondisi air agar tidak menyebabkan busuk pada bibit dan stres pada tanaman yang sudah tua. Kedalaman got keliling 80 cm dengan lebar 50 cm. Got mujur dibuat setelah pembuatan got keliling selesai. Got mujur dibuat dengan posisi sejajar dengan barisan tanaman tebu nantinya. Kedalaman got mujur 70 cm dengan lebar 50 cm. Got malang adalah got yang terakhir dibuat. Posisi got malang tegak lurus dengan barisan tebu. Kedalaman got malang yaitu 60 cm dengan lebar 50 cm. Jarak antar got malang sekitar 10 m, tergantung dari kondisi dari air lahan. Kedalaman dari ketiga got tersebut selisih 10 cm, hal ini bertujuan agar kelebihan air pada lahan dapat dengan mudah mengalir keluar dari kebun. Pembuatan got untuk lahan kering biasanya dilakukan dengan mekanisasi kecuali got keliling Gambar 1 A. Sementara itu got pada lahan sawah dibuat relatif lebih dalah karena digunakan untuk mengontrol air Gambar 1 B. A B Gambar 1. Pembuatan Got: A. Pembuatan Got pada Lahan Tegalan B. Got pada Lahan Sawah Persiapan bahan tanam Di wilayah kerja PG. Madukismo, bibit yang ditanam untuk KTG kebun tebu gling adalah bibit yang berasal dari KBD kebun bibit datar yang dikelola oleh pabrik gula. bagian Tanaman di BST Bina Sarana Tani. atau dikelola oleh petani dengan suatu perjanjian dengan pihak pabrik gula yang biasa disebut dengan KBD Kerjasama. Bibit yang ada di PG. Maduksimo berasal dari P3GI Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia Pasuruan. Prosedur penyediaan bibit di PG. Maduksimo adalah penyediaan bibit berjenjang dengan empat jenjang pembibitan. Bibit yang berasal dari P3GI adalah kebun bibit pokok utama yang seanjutnya diserahkan ke PG. Madukismo berupa kebun bibit pokok. Selanjutnya akan ditebang dan ditanam kembali menjadi KBN kebun bibit nenek dengan proporsi 17 dari luasan kebun bibit pokok. Dari kebun bibit nenek akan memasuki jenjang berikutnya ke kebun bibit induk KBI dan selanjutnya ke kebun bibit datar KBD. Terdapat standar mutu kebun bibit, standar tersebut adalah kemurnian varietas dimana KBPUKBP harus bebas dari campuran varietas lain. Selain itu juga terdapat standar kesehatan tanaman yang antara lain: Serangan penggerek pucuk kurang dari 5, Serangan penggerek batang kurang daari 2, Serangan penyakit noda daun karat daun, daun hangus, noda kuning kurang dari 10. Bibit siap ditebang setelah umur enam sampai tujuh bulan. Kebutuhan bahan tanam dari KBD Untuk KTG adalah dengan proporsi 19, artinya sembilan hektar KTG bisa dicukupi dengan satu hektar kebun bibit datar. Bibit menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan hasil dari pengusahaan tebu. Kriteria bibit yang baik antara lain adalah bibit yang sudah cukup umur yaitu brumur 6 – 8 BST, memiliki tingkat kemurnian minimal 5, sehat bebas dari hama dan penyakit, mempunyai daya tumbuh lebih dari 90 , dan habitus batang normal sesuai dengan varietasnya. KBD pada dasarnya pengelolaanya sama dengan kebun tebu giling KTG. Perbedaan tersebut diantaranya adalah pada KBD tidak dilakukan klentek. Hal ini bertujuan agar mata tunas tetap terlindungi selama tebang dan angkut bibit serta mencegah kehilangan air pada bibit. Kegiatan menanam tebu dari bibit bagal meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Tebang bibit dan angkut bibit.