menggunakan traktor dengan implemen bajak piring HD Disc Plough 4 piringan, atau dengan implement bajak piring 5 piringan.
Pelaksanaan kegiatan rotavaktor sama dengan pembajakan I yang membedakan kedua kegiatan tersebut adalah arah pembajakan dan
piringan yang digunakan. Rotavator memiliki arah tegak lurus terhadap arah pembajakan I atau sejajar dengan arah juringan sebelumnya, tujuan
utama dari rotafaktor adalah memecah bongkahan tanah dan meremahkan tanah hasil. jika keadaan tanah kering atau tidak terjadi hujan, Pembajakan
I dan rotafaktor dapat dilakukan bersamaan dalam hari yang sama. Pengkairan adalah kegiatan pembuatan alur tanam atau lubang juringan
yaitu sebagai tempat tumbuh bibit tebu. Kegiatan pengkairan dilakukan sehari setelah kegiatan pembajakan I dan pembajakan II selesai. Implement
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah alat kair dengan tiga mata yang dipasangkan dengan traktor. Kedalaman juringan yaitu 25
– 30 cm dengan jarak pusak ke pusat PKP 100
– 130. Pengkairan akan terbentuk daerah head land yaitu bagian tanah tang tidak dapat terjangkau oleh traktor,
pengerjaan ini akan diselesaikan secara manual dengan cangkul.
3. Pembuatan got.
Tujuan dilakukannya pembuatan got adalah menyediakan saluran irigasi dan saluran drainase atau pembuangan air. Saluran drainase sangat penting
dalam budidaya tebu terutama pada lahan sawah, dan tidak terkecuali pada lahan tegalan.
Pekerjaan pembuatan got diawali dengan pembuatan got keliling, got mujur dan yang terakhir adalah pembuatan got malang. Got keliling yaitu
got yang mengelilingi lahan. Got keliling dibuat lebih dalam daripada got mujur dan got malang, karena fungsi dari got keliling adalah membuang
kelebihan air dari dalam lahan keluar kebun dan masuk ke saluran buangan besar secara cepat dan efektif. Untuk lahan sawah kedalaman got sangat
diperlukan untuk menjaga kondisi air agar tidak menyebabkan busuk pada bibit dan stres pada tanaman yang sudah tua. Kedalaman got keliling 80
cm dengan lebar 50 cm. Got mujur dibuat setelah pembuatan got keliling selesai. Got mujur dibuat dengan posisi sejajar dengan barisan tanaman
tebu nantinya. Kedalaman got mujur 70 cm dengan lebar 50 cm. Got malang adalah got yang terakhir dibuat. Posisi got malang tegak lurus
dengan barisan tebu. Kedalaman got malang yaitu 60 cm dengan lebar 50 cm. Jarak antar got malang sekitar 10 m, tergantung dari kondisi dari air
lahan. Kedalaman dari ketiga got tersebut selisih 10 cm, hal ini bertujuan agar kelebihan air pada lahan dapat dengan mudah mengalir keluar dari
kebun. Pembuatan got untuk lahan kering biasanya dilakukan dengan mekanisasi kecuali got keliling Gambar 1 A. Sementara itu got pada
lahan sawah dibuat relatif lebih dalah karena digunakan untuk mengontrol air Gambar 1 B.
A B Gambar 1. Pembuatan Got: A. Pembuatan Got pada Lahan Tegalan
B. Got pada Lahan Sawah
Persiapan bahan tanam
Di wilayah kerja PG. Madukismo, bibit yang ditanam untuk KTG kebun tebu gling adalah bibit yang berasal dari KBD kebun bibit datar yang dikelola
oleh pabrik gula. bagian Tanaman di BST Bina Sarana Tani. atau dikelola oleh petani dengan suatu perjanjian dengan pihak pabrik gula yang biasa disebut
dengan KBD Kerjasama. Bibit yang ada di PG. Maduksimo berasal dari P3GI Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gula Indonesia Pasuruan. Prosedur penyediaan bibit di PG. Maduksimo adalah penyediaan bibit berjenjang dengan empat jenjang pembibitan.
Bibit yang berasal dari P3GI adalah kebun bibit pokok utama yang seanjutnya diserahkan ke PG. Madukismo berupa kebun bibit pokok. Selanjutnya akan
ditebang dan ditanam kembali menjadi KBN kebun bibit nenek dengan proporsi 17 dari luasan kebun bibit pokok. Dari kebun bibit nenek akan memasuki jenjang
berikutnya ke kebun bibit induk KBI dan selanjutnya ke kebun bibit datar KBD.
Terdapat standar mutu kebun bibit, standar tersebut adalah kemurnian varietas dimana KBPUKBP harus bebas dari campuran varietas lain. Selain itu
juga terdapat standar kesehatan tanaman yang antara lain: Serangan penggerek pucuk kurang dari 5, Serangan penggerek batang kurang daari 2, Serangan
penyakit noda daun karat daun, daun hangus, noda kuning kurang dari 10. Bibit siap ditebang setelah umur enam sampai tujuh bulan. Kebutuhan bahan
tanam dari KBD Untuk KTG adalah dengan proporsi 19, artinya sembilan hektar KTG bisa dicukupi dengan satu hektar kebun bibit datar.
Bibit menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan hasil dari pengusahaan tebu. Kriteria bibit yang baik antara lain adalah bibit yang sudah
cukup umur yaitu brumur 6 – 8 BST, memiliki tingkat kemurnian minimal 5,
sehat bebas dari hama dan penyakit, mempunyai daya tumbuh lebih dari 90 , dan habitus batang normal sesuai dengan varietasnya.
KBD pada dasarnya pengelolaanya sama dengan kebun tebu giling KTG. Perbedaan tersebut diantaranya adalah pada KBD tidak dilakukan klentek. Hal ini
bertujuan agar mata tunas tetap terlindungi selama tebang dan angkut bibit serta mencegah kehilangan air pada bibit. Kegiatan menanam tebu dari bibit bagal
meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Tebang bibit dan angkut bibit.