13 cepat rusak. Selain itu dengan mengurangi suhu dapat memperlambat terjadinya metabolisme,
menghambat terjadinya perubahan, dan mengurangi kehilangan air dan peningkatan pathogen Pantastico, 1975. Pada penyimpanan buah-buahan, sirkulasi udara harus tetap dijaga Satuhu,
2004. Penyimpanan pada suhu dingin diperlukan untuk komoditi sayuran dan buah-buahan yang
mudah rusak, karena cara ini dapat mengurangi kegiatan respirasi dan metabolisme lainnya. Proses penuaan terjadi karena adanya proses pematangan, pelunakan, dan perubahan warna serta tekstur,
kehilangan air dan pelayuan, kerusakan karena aktivitas mikroba bakteri,kapang, dan khamir dan proses pertumbuhan yang tidak dikehendaki, misalnya pertunasan pada umbi-umbian Muchtadi,
1988. Selain itu yang perlu diperhatikan pada penyimpanan dingin adalah suhu dari pendingin harus berada pada titik yang tepat. Suhu yang terlalu dingin akan menyebabkan terjadinya kerusakan buah
akibat suhu dingin chilling injury. Gejala chilling injury antara lain adalah buah menjadi berlubang, penghitaman kulit, gagal menjadi masak dan rentan mengalami pembusukan Nakasone, 1998.
Dengan penyimpanan, respirasi komoditi segar dapat dikendalikan. Asas dasar penyimpanan pada temperatur rendah adalah penghambatan respirasi dengan temperatur rendah. Panas yang
ditimbulkan respirasi tertimbun dalam ruang penyimpanan dan jika tidak disediakan sarana untuk menghilangkannya maka laju respirasi komoditi yang disimpan akan bertambah besar. Ventilasi
secara tidak langsung berhubungan dengan respirasi. Muchtadi, 1988
G. Kerusakan Pasca Panen
Penanganan pasca panen harus ditangani secara hati-hati untuk memperoleh buah-buahan yang segar dan mempunyai mutu yang tinggi. Kerusakan dapat terjadi karena kesalahan penanganan dalam
salah satu atau beberapa tahapan penanganan atau tindakan manusia.Kerusakan pada produk pertanian bentuknya beragam, tergantung pada sifat-sifat fisik dan biologi produk serta tipe beban yang bekerja.
Pada umumnya kerusakan mekanis pada produk-produk pertanian dapat disebabkan oleh gaya-gaya luar statik ataupun dinamis dan gaya-gaya dalam yang disebabkan oleh perubahan fisik bahan
tersebut. Perubahan fisik dapat disebabkan oleh perubahan kadar air, temperatur, biologis, dan kimia. Kerusakan mekanis dapat terjadi karena buah menerima pembebanan, baik berupa tekanan atau
pukulan. Kerusakan mekanis yang terjadi selama pengangkutan dapat terjadi karena tumpukan buah yang terlalu tinggi. Hal tersebut mengakibatkan tekanan yang besar terhadap buah yang terdapat pada
lapisan bawah sehingga meningkatkan kerusakan akibat kompresi Anonim, 2008. Kerusakan fisik suatu produk holtikultura dapat diakibatkan oleh insekta atau rodentia,
kondisi lingkungan seperti suhu, dan sinar matahari. Kerusakan fisik akibat insekta ditandai dengan adanya lubang atau bekas gigitan, kerusakan fisik akibat suhu tinggi menyebabkan memar dan
lembek, dan kelembaban relatif yang rendah dapat menyebabkan kehilangan air. Jika kehilangan air dari dalam produk yang telah dipanen jumlahnya relatif masih kecil mungkin tidak akan
menyebabkan kerugian atau dapat ditolelir, tetapi apabila kehilangan air tersebut jumlahnya banyak akan menyebabkan hasil panen yang diperoleh menjadi layu dan bahkan dapat menyebabkan produk
hortikultura menjadi mengkerut. Kerusakan fisik juga dapat ditandai dengan adanya pecah kulit terkelupas, memar dan luka pada buah. Kerusakan ini diakibatkan oleh benturan dan getaran dari
kendaraan pengangkut. Sedangkan kerusakan biologis disebabkan karena serangan serangga, binatang pengerat, dan
sebagainya. Masuknya ulat serangga ke dalam buah dapat merusak bagian dalam buah. selain itu memudahkan mikroba perusak masuk sehingga buah menjadi cepat menjadi busuk Satuhu, 1993.
14
H. Transportasi