30 Dari keempat tipe kemasan, ternyata kemasan dengan ventilasi tipe oblong merupakan
kemasan yang paling cepat menyesuaikan suhu kemasan di dalamnya dengan suhu lingkungan. Perbedaan waktu kemasan ventilasi tipe oblong dengan ventilasi circle dalam menyesuaikan dengan
suhu lingkungan tidak begitu jauh. Kemasan dengan ventilasi tipe oblong paling cepat menyesuaikan dengan suhu lingkungan dikarenakan kemasan tersebut memiliki lubang ventilasi pada empat bagian
sisinya yaitu bagian depan belakang dan samping kiri dan kanan, sehingga dengan adanya lubang ventilasi di empat bagian sisinya lebih memudahkan terjadinya pertukaran udara dan penyebaran
udara didalam kemasan. Grafik sebaran suhu masing-masing kemasan pada awal penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran 6.
C. Pengaruh Tipe Ventilasi Terhadap Sebaran Suhu dalam Kemasan
Suhu tiap kemasan selama penyimpanan pada suhu ruang mengalami kenaikan dari awal penyimpanan hingga akhir penyimpanan, seperti ditunjukkan pada Gambar 17. Hal ini disebabkan
alpukat selama penyimpanan terus mengalami respirasi, sehingga timbul panas di dalam ruang kemasan. Suhu yang paling tinggi yaitu pada kemasan tanpa ventilasi K1T1 karena panas hasil
respirasi alpukat tidak dapat keluar dari dalam ruang kemasan, sehingga terjadi akumulasi panas di dalam kemasan. Selain karena proses respirasi dari alpukat, peningkatan suhu rata-rata selama
penyimpanan juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan yang mengalami kenaikan. Suhu kemasan yang tinggi dengan kelembaban yang rendah mempengaruhi mutu produk didalamnya. Karena dengan suhu
ruang penyimpanan yang tinggi dapat mempercepat laju respirasi, sehingga mempercepat proses pematangan yang tidak sempurna.
Gambar 18. Suhu rata-rata masing kemasan selama penyimpanan pada suhu ruang Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, tipe ventilasi kemasan sangat berpengaruh nyata
terhadap suhu dalam kemasan, karena nilai p α = 0.05. Dari hasil uji lanjut Duncan Tabel.9, pada
penyimpanan hari ke-0 kemasan K1T1 kemasan tanpa ventilasi dengan K2T1 ventilasi tipe circle tidak menghasilkan suhu yang berbeda nyata. Pada penyimpanan hari ke-3 hingga hari ke-6,
perlakuan K1T1 berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya, tetapi kemasan berventilasi menunjukkan suhu yang tidak berbeda nyata.
28 28,5
29 29,5
30 30,5
31
3 6
Su hu
˚C
Hari ke-
K1T1 K2T1
K3T1 K4T1
TLingkungan
31 Tabel 9. Pengaruh tipe ventilasi kemasan terhadap sebaran suhu dalam kemasan
selama penyimpanan pada suhu ruang Tipe Kemasan
suhu ˚C H-0
H-3 H-6
K1T1 28.98 a
30.68 a 30.72 a
K2T1 28.98 a
30.12 b 30.22 b
K3T1 28.78 ab
29.68 bc 29.98 bc
K4T1 28.56 b
29.48 c 29.8 c
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Suhu rata-rata masing-masing kemasan pada suhu penyimpanan 8 ˚C selama 12 hari
penyimpanan terlihat stabil Gambar 21. Penurunan suhu terjadi pada awal penyimpanan hingga mencapai suhu dingin optimum yang diharapkan. Namun suhu rata-rata selama penyimpanan yang
dicapai pada masing-masing kemasan hanya berkisar antara 7.1 - 7.6 ˚C, hal ini dikarenakan suhu rata-rata penyimpananrefrigerator diperoleh dari pengukuran proses perubahan suhu dalam
refrigerator, karena kondisi pendingin mengalami on-off. Dapat dilihat bahwa suhu kemasan tertinggi, sama seperti pada penyimpanan suhu ruang yaitu kemasan tanpa ventilasi. Grafik suhu yang dibentuk
oleh kemasan K2T2 tipe ventilasi circle dan K3T2 tipe ventilasi oblong membentuk garis yang berhimpitan berarti menunjukkan suhu rata-rata yang sama hingga akhir penyimpanan. Suhu kemasan
K2T2 dan K3T2 lebih rendah dibandingkan suhu pada kemasan K1T2 dan K4T2, namun suhu pada kemasan K2T2 dan K3T2 cenderung mendekati suhu lingkungan selama penyimpanan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemasan K2T2 dan K3T2 merupakan kemasan yang cepat menyesuaikan dengan suhu lingkungan penyimpanan.
Gambar 19. Suhu rata-rata masing-masing kemasan selama penyimpanan pada suhu 8˚C
Berdasarkan analisa sidik ragam nilai p α = 0.05 sehingga tipe ventilasi kemasan berpengaruh
nyata terhadap sebaran suhu dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu dingin. Dari hasil uji lanjut Duncan Tabel. 10, pada hari ke-0 suhu dalam kemasan tanpa ventilasi K1T2 berbeda nyata
dengan K2T2, K3T2, dan K4T2. Sedangkan untuk hari ke-3 hingga hari ke-12 , hanya suhu dalam 6
6,5 7
7,5 8
8,5 9
9,5
3 6
9 12
Su hu
˚C
Hari ke-
K1T2 K2T2
K3T2 K4T2
TLingkungan
32 kemasan K2T2 dan K3T2 yang tidak berbeda nyata. Jadi penggunaan tipe ventilasi circle dan oblong
pada penyimpanan suhu dingin, tidak menghasilkan beda nyata pada suhu dalam kemasan. Tabel 10. Pengaruh tipe ventilasi kemasan terhadap sebaran suhu dalam
kemasan selama penyimpanan pada suhu 8 ˚C
Tipe Kemasan suhu ˚C
H-0 H-3
H-6 H-9
H-12 K1T2
9.2 a 7.64 a
7.5 a 7.54 a
7.56 a K2T2
8 bc 7.2 c
7.16 b 7.24 c
7.24 c K3T2
7.52 c 7.2 c
7.1 b 7.18 c
7.16 c K4T2
8.18 b 7.44 b
7.36 a 7.42 b
7.44 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada
DMRT 5 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Adhinata 2008, dimana pola grafik hubungan
waktu terhadap suhu pada kemasan berventilasi lingkaran dan oval memiliki pola yang sama, sedangkan kemasan berventilasi campuran cenderung memiliki pola yang sama dengan kemasan
tanpa ventilasi. Hasil simulasi juga menunjukkan pola sebaran suhu dipengaruhi oleh bentuk ventilasi. Keadaan suhu pada daerah yang searah dengan ventilasi menghasilkan sebaran suhu yang relatif sama
dengan suhu lingkungan. Data suhu rata-rata selama penyimpanan dapat dilihat di Lampiran 7.
D. Tingkat Kerusakan Mekanis Setelah Simulasi Transportasi