5
Transplantasi karang dilakukan dengan memotong-motong karang hidup lalu ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan. Tujuan transplantasi karang
adalah mempercepat regenerasi terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk perdagangan dan peningkatan kualitas habitatkoloni karang. Kegiatan
transplantasi karang merupakan salah satu usaha pengembangan populasi berbasis alami di habitatnya atau habitat buatan untuk produksi anakan yang dapat dipanen
secara berkelanjutan Ditjen PHKA, 2008. Menurut Soedharma dan Arafat 2005 manfaat transplantasi karang adalah
mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak, merehabilitasi lahan kosong atau yang rusak, menciptakan komunitas baru dengan memasukkan
spesies baru ke dalam ekosistem terumbu karang di daerah tertentu, mengkonservasi plasma nutfah, dan memenuhi keperluan perdagangan. Menurut
Hakim 2010 tingkat kelangsungan hidup karang lunak Sarcophyton crassocaule yang ditransplantasikan mencapai 88,33-100 pada dua kedalaman yang berbeda.
2.3. Senyawa Bioaktif Karang Lunak
Menurut Khatab 2008 in Hardiningtyas 2009 senyawa bioaktif adalah senyawa kimia aktif yang dihasilkan oleh organisme melalui jalur biosintetik
metabolit sekunder. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh karang lunak memiliki keragaman yang tinggi dan struktur kimia yang unik. Hal tersebut
dipengaruhi oleh tingginya keanekaragaman organisme laut dan pengaruh lingkungan laut, yaitu salinitas, intensitas cahaya, arus, dan tekanan. Menurut
Muniarsih 2005, metabolit sekunder diproduksi oleh organisme pada saat kebutuhan metabolisme primer sudah terpenuhi dan digunakan dalam mekanisme
6
evolusi atau strategi adaptasi lingkungan. Kompetisi ruang dan makanan yang kuat juga mendorong organisme laut menghasilkan metabolit sekunder.
Harper 2001 in Hardiningtyas 2009 menjelaskan bahwa karang lunak menghasilkan senyawa metabolit sekunder berfungsi untuk menghadapi serangan
predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu proses reproduksi, dan mencegah sengatan sinar ultraviolet. Karang lunak menghasilkan
beberapa dari golongan senyawa hasil metabolit sekunder, antara lain alkaloid, steroid, flavonoid, fenol, saponin, dan peptida. Karang lunak Sarcophyton sp.
dilaporkan memiliki kandungan senyawa bioaktif alkaloid, steroid, dan flavonoid Hardiningtyas, 2009. Struktur kimia dari senyawa flavonoid, yaitu flavonol,
flavones, dan flavanone dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Kimia Flavonol, Flavones, dan Flavanone USDA, 2003
Zocchi et al. 2002 in Ismet 2007 melaporkan bahwa kenaikan suhu dapat mengaktivasi pembentukan ADP-ribosa cylase yang berperan dalam sekresi
insulin dan proliferase sel. Penelitian yang dilakukan terhadap Axinella polypoides
menunjukkan bahwa stimulasi suhu pada jangka pendek dapat menyebabkan penurunan asam amino yang berkepanjangan dan meningkatkan
laju respirasi. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap produksi
Flavonol Flavone
Flavanone
7
senyawa metabolit sekunder komponen bioaktif karena beberapa senyawa metabolit sekunder merupakan hasil samping dari metabolisme primer termasuk
asam amino. Adanya limbah organik yang menyebabkan lingkungan perairan menjadi
subur juga berpengaruh terhadap kandungan bioaktif karang lunak. Perairan yang subur menyebabkan banyaknya alga yang tumbuh di kolom perairan sehingga
terjadinya kompetisi dalam memperoleh cahaya matahari. Semakin banyaknya alga yang hidup di kolom perairan marak alga, maka semakin sedikit cahaya
yang mencapai habitat karang lunak sehingga zooxanthellae yang bersimbion di dalam tubuh karang lunak tidak mampu untuk berfotosintesis dan kemudian mati
coral bleaching. Zooxanthellae diduga memiliki kandungan bioaktif yang akan terdeteksi ketika dilakukan ekstraksi terhadap karang lunak.
2.4. Radikal Bebas