28
4.3. Kandungan Bioaktif
Ekstrak kasar dari karang lunak Sarcopyton sp. kemudian diuji fitokimia untuk mengetahui kandungan bioaktif yang terdapat dalam tubuhnya. Uji
fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, uji steroid, uji flavonoid, uji saponin, uji fenol hidrokuinon, uji molisch, uji benedict, uji biuret dan uji
ninhidrin. Uji ini dilakukan terhadap dua sampel, yaitu sampel alami dan hasil transplantasi yang diwakili oleh pelarut metanol p.a. Metanol p.a. merupakan
pelarut polar, namun dapat juga digunakan untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar Andriyanti, 2009. Hasil uji fitokimia dari sampel karang
lunak Sarcophyton sp. dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Karang Lunak Sarcophyton sp. Alami dan Hasil Transplantasi
Tabel 3 menunjukkan pengujian yang dilakukan pada sampel alami menghasilkan reaksi positif pada uji steroid, uji flavonoid, dan uji benedict. Pada
Uji Fitokimia Jenis Sampel
Standar Alami
Transplan Alkaloid
a. Dragendorff -
+ Endapan merah atau jingga
b. Meyer -
+ Endapan putih kekuningan
c. Wagner -
+ Endapan coklat
Steroid +
+ Perubahan dari merah ke biruhijau
Flavonoid +
+ Lapisan amil alkohol berwarna
merahkuninghijau Saponin
- -
Terbentuk busa Fenol Hidrokuinon
- -
Warna hijau atau biru Molisch
- -
Warna ungu antara 2 lapisan Benedict
+ +
Warna hijaukuningendapan merah bata Biuret
- -
Warna ungu Ninhidrin
- -
Warna biru
29
sampel hasil transplantasi menghasilkan reaksi positif pada uji alkaloid, uji steroid, uji flavonoid, dan uji benedict. Hal ini senada dengan yang dilaporkan
Hardiningtyas 2009 bahwa Sarcophyton sp. memiliki kandungan senyawa bioaktif alkaloid, steroid, dan flavonoid.
Alkaloid ditemukan hanya pada sampel karang lunak hasil transplantasi sedangkan pada sampel karang lunak alami tidak ditemukan. Hal ini berindikasi
bahwa perlakuan transplantasi memiliki pengaruh terhadap senyawa bioaktif yang dikandung pada suatu bahan. Setelah karang lunak dipotong untuk
ditransplantasi, maka karang lunak akan mengeluarkan lendir sebagai respon alami untuk memperbaiki jaringan yang rusak menutup luka. Lendir ini adalah
hasil dari metabolisme sekunder yang diduga mengandung komponen bioaktif alkaloid dan berguna untuk pertahanan diri, pencegahan infeksi, dan persaingan
ruang. Badria et al. 1998 dan Sawant et al. 2006 in Hardiningtyas 2009
melaporkan bahwa karang lunak Sarcophyton sp. banyak mengandung senyawa bioaktif steroid. Steroid dalam karang lunak terbagi menjadi dua, yaitu hormon
adrenal dan hormon seks. Kedua hormon ini berperan dalam metabolisme dan pembentukan progesteron, testosteron, dan estrogen yang kemudian akan
membentuk gamet jantan dan betina. Reaksi positif yang terjadi ketika pengujian benedict merupakan indikasi
adanya kandungan gula pereduksi di dalam tubuh karang lunak Sarcophyton sp., baik alami maupun hasil transplantasi. Gula pereduksi yaitu monosakarida dan
disakarida merupakan karbohidrat yang dikandung oleh suatu bahan dan dapat
30
ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict dengan indikator terdapat endapan merah bata Harbonne, 1987.
4.4. Pengaruh Transplantasi