2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biologi Karang Lunak
Sarcophyton sp.
Sarcophyton sp. adalah karang lunak sub-kelas Alcyonaria yang memiliki
tangkai dan ukuran koloni yang besar. Koloni karang ini mampu mencapai ukuran 1,5 m, namun pada umumnya berukuran 10-20 cm Fabricius, 1995.
Taksonomi karang lunak Sarcophyton sp. menurut Lesson 1839 in Hardiningtyas 2009 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Sub-kelas : Octocorallia Alcyonaria
Ordo : Alcyonacea
Famili : Alcyoniidae
Genus : Sarcophyton
Octocorallia bersifat kosmopolit namun untuk genus Sarcophyton hanya ditemukan di wilayah Indo-Pasifik. Genus Sarcophyton memiliki dua tipe polip,
yaitu autosoid dan sifonosoid. Polip sifonoid ini lebih kecil ukurannya dari autosoid dan tidak memiliki tentakel atau memiliki tentakel yang belum sempurna
Manuputty, 2005. Alga simbion zooxanthellae yang hidup di dalamnya menyokong kebutuhan
nutrisi dari Sarcophyton sp. yang diperoleh dari hasil fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Makanan lainnya yang juga dapat diperoleh yaitu mikroplankton,
larva udang, dan segala makanan yang mampu didapatkan oleh jenis invertebrata filter feeder
. Morfologi dari karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi di
4
Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Morfologi Karang Lunak Sarcophyton sp. Hasil Transplantasi di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
Terumbu karang termasuk karang lunak Sarcophyton sp. tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25°C tetapi dapat
mentoleransi suhu sebesar 36-40°C dan salinitas sebesar 32-35 ‰. Habitatnya harus berada pada rataan terumbu karang yang mendapatkan sinar matahari
sehingga zooxanthellae yang hidup di dalam jaringan karangnya mampu melakukan fotosintesis. Gelombang laut memberikan pasokan oksigen terlarut,
plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang, namun gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur karang
lunak Nybakken, 1982.
2.2. Transplantasi Karang Lunak
Transplantasi karang merupakan upaya memperbanyak koloni karang dengan metode fragmentasi dan koloni tersebut diambil dari induk koloni tertentu di alam.
5
Transplantasi karang dilakukan dengan memotong-motong karang hidup lalu ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan. Tujuan transplantasi karang
adalah mempercepat regenerasi terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk perdagangan dan peningkatan kualitas habitatkoloni karang. Kegiatan
transplantasi karang merupakan salah satu usaha pengembangan populasi berbasis alami di habitatnya atau habitat buatan untuk produksi anakan yang dapat dipanen
secara berkelanjutan Ditjen PHKA, 2008. Menurut Soedharma dan Arafat 2005 manfaat transplantasi karang adalah
mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak, merehabilitasi lahan kosong atau yang rusak, menciptakan komunitas baru dengan memasukkan
spesies baru ke dalam ekosistem terumbu karang di daerah tertentu, mengkonservasi plasma nutfah, dan memenuhi keperluan perdagangan. Menurut
Hakim 2010 tingkat kelangsungan hidup karang lunak Sarcophyton crassocaule yang ditransplantasikan mencapai 88,33-100 pada dua kedalaman yang berbeda.
2.3. Senyawa Bioaktif Karang Lunak