54
Gambar 37 Persepsi Pengunjung Frekuensi terhadap Kebersihan dan Kenyamanan
5.2.3 Program Lingkungan Hidup
Untuk saat ini, program yang mendukung fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup belum ada. Namun, pendidikan
lingkungan hidup ini disisipkan pada program PPKLL. Oleh karena itu, sebaiknya pihak pengelola perlu menambah program yang menunjang fungsi Taman Lalu
Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup.
5.3 Taman Lalu Lintas Sebagai Taman Bermain Rekreasi
5.3.1 Aspek Fisik
Sebagai tempat bermain rekreasi, Taman Lalu Lintas Bandung dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi, mulai dari sarana bermain
sederhana seperti ayunan, panjatan, luncuran, jungkitan, dan panjatan spiral
Gambar 38 Persepsi Pengunjung terhadap Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung
Sangat Baik
2
Cukup Baik
83 Kurang
Baik 15
Tidak Baik
1 30
7 8
6 40
10 20
30 40
50
Sanga t Be
rsih C
ukup B ersi
h Be
rs ih
Kura ng Be
rs ih
Ti dak B
ersi h
Sanga t Ny
am an
C ukup Ny
am an
N y
aman
Kura ng Ny
am an
Ti dak N
y am
an
Kebersihan Kenyamanan
F rekue
nsi
55
sampai dengan sampai dengan sarana bermain yang menggunakan tenaga mesinlistrik seperti kereta api mini, karosel, kolam renang, kolam pancing,
sepeda mini, mobil baterai, mandi bola, kereta listrik, flying fox, kereta motor, kincir, sport kids, gajah terbang, dan arena bermain anak AMA dengan koin.
Namun, keberadaan sarana bermain tersebut kurang ditunjang oleh pemeliharaannya. Beberapa sarana bermain terlihat kurang terawat dan bahkan
rusak Gambar 39. Hal ini sesuai dengan hasil kuisioner yang menyatakan bahwa mayoritas responden mengharapkan perbaikan kualitas rekreasi dengan persentase
34 Gambar 40.
Namun, kerusakan sarana bermain tersebut juga disebabkan oleh perilaku pengunjung yang tidak menaati peraturan. Contohnya, pihak pengelola sudah
membatasi pemakaian sarana bermain hanya untuk anak-anak yang berusia 13 tahun ke bawah. Namun, menurut hasil survei lapang, masih banyak remaja
bahkan orang dewasa yang menggunakan sarana bermain tersebut. Selain untuk sarana bermain, pihak pengelola juga membuat beberapa aturan untuk menjaga
kebersihan seperti tentang keharusan membuang sampah pada tempatnya. Namun,
Gambar 40 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Harapan Gambar 39 Kondisi Sarana Bermain
a Kurang Terawat b Rusak
Harga lebih terjangkau
3 Perbaikan
kualitas rekreasi
34 Peningkat-
an kualitas pelayanan
rekreasi 24
Penambah- an sarana
rekreasi 26
Kepedulian terhadap
lingkungan 13
Tidak ada
56
pada saat ramai pengunjung, masih dapat ditemukan sampah yang berserakan Gambar 41. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak pengelola untuk
mempertegas peraturan agar meningkatkan kesadaran para pengunjung.
Sarana bermain Taman Lalu Lintas Bandung yang cukup bervariasi membuat anak-anak senang bermain di taman ini. Pemilihan warna pada sarana
bermain di taman ini secara umum sudah cukup baik. Anak-anak menyukai warna-warna spektrumpelangi yang cerah dan warna-warna yang teduh Gibson,
1968. Dari survei, diketahui bahwa warna-warna primer cerah merah, kuning, biru adalah warna yang paling sering digunakan pada sarana bermain, tetapi
terdapat juga penggunaan warna lain seperti hijau, ungu, dan oranye dalam porsi yang lebih kecil Gambar 42. Pemilihan warna-warna teduh jarang dijumpai.
Fasilitas penunjang rekreasi lain seperti tempat sampah, dan tempat duduk cukup tersebar di dalam taman, tetapi beberapa fasilitas, seperti toilet, kurang
banyak dan tidak tersebar merata serta sulit diakses oleh pengunjung berkebutuhan khusus. Sirkulasi di dalam taman kondisinya cukup baik. Jalan
utama cukup lebar untuk sirkulasi dua arah. Namun, ada beberapa masalah yang harus diperhatikan, yaitu adanya jalan-jalan buntu, terkonsentrasinya sirkulasi
manusia pada jalan atau area rekreasi utama saja, dan kurang intensifnya sirkulasi
Gambar 42 Pemilihan Warna Pada Sarana Bermain a
Dominasi Warna Primer b Penggunaan Warna Lain
Gambar 41 Papan Himbauan dan Kondisi Waktu Ramai Pengunjung a
Papan Himbauan b Sampah Pengunjung
57
manusia pada jalan atau area rekreasi lainnya Gambar 43. Hal ini disebabkan oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara
visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Hal ini menyebabkan lahan tidak digunakan secara optimal dan membuat area dengan kepadatan
pengunjung yang berbeda-beda Gambar 44. Alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menghilangkan jalan buntu atau melanjutkan jalan membuat jalan
baru agar sirkulasi tidak terhambat. Selain itu, tata letak sarana bermain juga sebaiknya dibuat menyebar dan tidak terkonsentrasi pada satu area.
U
Tanpa Skala
Gambar 44 Area Kepadatan Pengunjung
Tinggi
Rendah
Area Kepadatan Pengunjung : Sedang
U
Tanpa Skala
Keterangan: Jalan Buntu
Area Bermain Utama Karcis
Gambar 43 Jalan Buntu dan Area Bermain Utama Karcis
58
5.3.2 Analisis Aspek Sosial