Tenaga Kerja dan Penjadwalan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana

73 teknisi, sedangkan untuk masalah kebersihan adalah tanggung jawab karyawan lapang di bidang taman dan lingkungan.

6.3 Tenaga Kerja dan Penjadwalan

Tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung berjumlah 50 orang, 37 laki-laki dan 13 perempuan BPS, 2009. Dengan perubahan struktur tersebut, membuat perubahan bidang pekerjaan dan jumlah tenaga kerja. Untuk karyawan lapang yang berjumlah 24 orang, menjadi 28 orang dengan pembagian di bidang taman dan lingkungan 10 orang sedangkan 18 orang lainnya di bidang rekreasi. Untuk bidang rekreasi, selain bertugas memelihara sarana, fasilitas, dan prasarana yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung, petugas tersebut juga bertugas untuk menjaga loket portir dan teknisi. Penjadwalan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 21. Pembuatan jadwal ini terkait dengan strategi pengelolaan ketiga dan kelima. Diharapkan penjadwalan ini dapat memperbaiki kondisi Taman Lalu Lintas Bandung dan kinerja setiap tenaga kerja. Tabel 21 Penjadwalan Tenaga Kerja Taman Lalu Lintas Bandung No. Bagian Pengelola Pekerjaan Jumlah orang Hari Kerja Waktu Kerja 1. Bidang pendidikan Mengajarkan pendidikan kelalulintasan 6 Kerja menurut shift 08.00 – 14.00 WIB 2. Bidang taman dan lingkungan Memelihara tanaman dan kebersihan 10 Setiap hari kecuali hari Jumat 07.00 – 14.00 WIB 3. Bidang Rekreasi Memelihara fasilitas, sarana, dan prasarana serta menjadi portir 18 Setiap hari kecuali hari Jumat 07.00 – 14.00 WIB 4. Pengurus harian Mengelola keuangan, karcis, dan administrasi 10 Kerja menurut shift 08.00 – 14.00 WIB 5. Pengawas Mengawasi kinerja tenaga kerja dan mendokumentasikan kegiatan 4 Setiap hari kecuali hari Jumat 08.00 – 14.00 WIB 6. Sekretariat YTLL- AISN Mengelola hubungan dengan pihak luar hubungan eksternal 6 Kerja menurut shift 08.00 – 14.00 WIB

6.4 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana

Secara umum, fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung sudah cukup menunjang fungsi dari taman ini, khususnya sebagai 74 taman bermain anak-anak rekreasi. Oleh karena itu, perlu penambahan sarana yang menunjang fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan taman lingkungan hidup. Berdasarkan strategi pengelolaan kedua, ketiga dan keenam, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana yang dipertimbangkan untuk diadakan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah sebagai berikut. 1. Pusat informasi Pusat informasi merupakan sarana untuk pengunjung yang membutuhkan informasi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung. Di dalam pusat informasi, pengunjung dapat melihat beberapa dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan oleh taman ini dan panduan dari seorang pemandu Gambar 50. Gambar 50 Kegiatan Pemanduan yang Dapat Dilakukan di Pusat Informasi Sumber: http:www.trafficpolicemumbai.org, 2011 2. Leaflet Sebagai taman yang banyak dikunjungi dan diminati banyak pengunjung, Taman Lalu Lintas Bandung belum memiliki media informasi dan promosi. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu media yang dapat menginformasikan kondisi di dalam taman ini. Media ini dapat berupa leaflet. Di dalam leaflet terdapat peta Taman Lalu Lintas Bandung agar pengunjung dapat mengetahui fasilitas, sarana, dan prasarana apa saja yang ada di dalam taman. Leaflet ini juga diharapkan dapat mengurangi terkonsentrasinya pengunjung pada suatu area tertentu. Rekomendasi desain leaflet untuk Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat paga Gambar 51. 75 Gambar 51 Rekomendasi Desain Leaflet 3. Mini teater. Berdasarkan strategi pengelolaan keempat, untuk meningkatkan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung perlu dipertimbangkan pengadaan mini teater Gambar 52. Mini teater ini dapat berupa ruangan audio visual yang dapat menampilkan beberapa film atau video edukasi yang mengajarkan etika berlalu lintas dan peraturan lalu lintas yang dikemas menarik agar disukai anak-anak. Untuk pengadaan mini teater ini dapat menggunakan ruang serbaguna yang sudah ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Gambar 52 Ilustrasi di Dalam Mini Teater Selain itu, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana peletakkannya kurang sesuai seperti papan rambu-rambu lalu lintas. Berdasarkan strategi pengelolaan 76 keeempat, hal ini dapat dilakukan dengan memindahkan papan rambu-rambu lalu lintas tersebut di dekat sarana bermain agar dapat dibaca oleh pengunjung. Untuk mengurangi konsentrasi pengunjung pada suatu area, diusulkan untuk membuat sarana bermain khususnya sarana bermain karcis secara menyebar. Rencana peletakan fasilitas, sarana, dan prasarana beserta konsep ruang yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 53. Pada Gambar 53 dapat dilihat konsep ruang terdiri dari enam ruang. Untuk ruang penerimaan terdiri dari pintu gerbang dan loket ticketing. Ruang pelayanan terdiri dari pusat informasi, panggung, kantor sekretariat YTLL-AISN, kantor pengurus harian, panggung, ruang serba guna, kafetaria, kantin, musala, dan toilet. Untuk ruang rekreasi pasif meliputi sarana bermain seperti sarana bermain non-karcis, kincir, karosel, gajah terbang, mandi bola, kolam pancing dan permainan koin. Ruang rekreasi aktif terdiri dari sarana bermain seperti kolam renang, flying fox, dan sport kids. Untuk sarana yang dapat menunjang pendidikan kelalulintasan di kelompokkan menjadi ruang edukasi seperti kereta api mini, mobil baterai, kereta motor, kereta listrik, pondok baca, dan mini teater. Selain itu, pada gambar, diusulkan pula peletakkan rambu lalu lintas yang menyebar. Untuk menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup, diusulkan pemberian papan nama tanaman Gambar 54. Hal Gambar 53 Rencana Peletakan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Taman Lalu Lintas Bandung 77 dilakukan agar anak-anak dapat mengenali jenis-jenis pohon yang ada di taman ini. Pemberian papan nama pada tanaman ini terkait dengan strategi pengelolaan kedelapan.

6.5 Program