Goa HASIL DAN PEMBAHASAN

a b c Gambar 10 Ular yang ditemukan di kawasan Gunung Cibodas a T. Albolabris; b D. Pictus; c C. Rhodostoma.

5.1.2 Potensi unsur fisik

a. Goa

Goa adalah suatu ruang bawah tanah yang bisa dimasuki oleh manusia dan terbentuk secara alami Internationale Union de Speleologie, IUS 1965 diacu dalam Haryono 2008. Goa dapat ditemukan mulai dari gunung sampai ke tepi laut. Saat ini pengelolaan goa di Gunung Cibodas sudah tidak dilakukan karena hasil panenan sarang burung walet mengalami penurunan. Penurunan jumlah panenan sarang burung walet di Gunung Cibodas terjadi akibat pola pemanenan yang tidak memperhitungkan siklus regenerasi burung tersebut. Habitat walet terganggu oleh kegiatan pengambilan batu gamping di lokasi yang berdekatan dengan goa-goa di Gunung Cibodas Noerjito 2006. Hasil survey lapangan yang dilakukan menemukan 15 goa yang merupakan habitat dari kelelawar dan burung walet serta biota goa lainnya. Goa-goa yang ditemukan di Gunung Cibodas merupakan goa dengan lorong vertikal Gambar 11. Kondisi ini dimungkinkan karena ekosistem karst Gunung Cibodas yang berupa bukit. Kedalaman goa yang ditelusuri berkisar antara 7 meter hingga 200 meter. Keberadaan goa-goa di Gunung Cibodas saat ini hanya diketahui oleh masyarakat setempat dan beberapa kelompok pecinta alam saja, oleh karena itu hanya sedikit pecinta alam yang memanfaatkan goa untuk kegiatan oleh raga minat khusus penelusuran goa caving. Berdasarkan informasi yang diperoleh, pengambilan batu gamping yang menggunakan bahan peledak mengakibatkan para penelusur goa yang terdahulu memilih lokasi lain untuk melakukan penelusuran goa karena khawatir goa akan runtuh, sehingga para pecinta alam saat ini banyak yang tidak mengetahui keberadaan goa-goa yang ada di Gunung Cibodas. Goa-goa yang ditemukan pada saat penelitian disajikan pada tabel berikut Tabel 5. Tabel 5 Daftar goa yang ditemukan di Gunung Cibodas No. Nama goa Koordinat Keterangan 1 Sipeso E 106 41’16,908” S 06 33”7,704” Lorong vertikal 45m, penghasil sarang burung walet 2 Simangir E 106 41’15,144: S 06 33’8,820” Goa vertikal yang dimanfaatkan kelelawarnya 3 Simusola E 106 41’14,604” S 06 33’8,748” Lorong miring 7m, tetesan air dipakai untuk bersuci 4 Sigajah E 106 41’14,316” S 06 33’8,352” Goa penghasil kelelawar, memiliki ruangan chamber yang besar, dan angin keluar di mulut goa 5 Sihejo E 106 41’13,308” S 06 33’9,540” Dinding lorong goa berwarna hijau, lorong vertikal 6 Sinawing E 106 41’12,840” S 06 33’9,324” Lorong vertikal 40m dengan ruangan chamber yang besar dan memiliki banyak pintu masuk 7 Sipanjang E 106 41’12,156” S 06 33’10,044” Mulut goa memanjang dan lorong horizontal 70m, penghasil sarang burung walet dan pupuk 8 Siwulung E 106 41’6,972 S 06 33’8,784” Lorong vertikal terdalam hingga 200m, penghasil sarang burung walet. 9 Sigodawang E 106 41’3,264” S 06 33’8,280” Goa fosil mati yang dihuni oleh kelompok kelelawar 10 Sidempet E 106 41’2,256” S 06 33’7,426” Lorong vertikal berupa celah sempit sepanjang 31m, penghasil sarang burung walet 11 Sibeusi 1 E 106 41’1,860” S 06 33’7,992” Penghasil sarang burung walet 12 Sibeusi 2 E 106 41’0,708” S 06 33’7,992” Penghasil sarang burung walet 13 Siwandra E 106 40’55,488” S 06 33’8,712” Lorong vertikal lebih dari 100m, salah satu goa penghasil sarang burung walet terbesar 14 Sigadog E 106 40’58,620” S 06 33’8,676” Goa penghasil sarang walet terbesar 15 Sibetot E 106 40’25,704” S 06 33’2,134” Goa vertikal penghasil sarang burung walet Keterangan : Goa yang ditelusuri Beberapa goa yang telah ditelusuri adalah goa Sipeso, Simusola, Sinawing, Sipanjang, Siwulung, Sigodawang, Sidempet, Sibeusi 1, dan Siwandra. Goa ini merupakan goa yang memiliki lorong vertikal kecuali goa Sipanjang yang didominasi lorong horizontal. Goa-goa yang ditemukan berada pada lokasi di sekitar punggungan atau bagian tengah Gunung Cibodas sehingga goa-goa tersebut relatif sulit dijangkau karena harus mendaki terlebih dahulu. a b Foto oleh: Lawalata IPB Gambar 11 Goa dengan lorong vertikal a Goa Sinawing; b Goa Sigodawang. Kegiatan penelusuran goa yang dilakukan oleh para pecinta alam umumnya adalah kegiatan petualangan atau olah raga minat khusus, namun ada pula kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan penelitian goa maupun lingkungan goa atau dikenal dengan kegiatan speleologi. Speleologi merupakan ilmu yang mempelajari lingkungan goa, baik yang mencakup aspek fisik maupun biologis Moore 1928 diacu dalam Haryono 2008. a b Foto oleh: Lawalata IPB Gambar 12 Kegiatan penelusuran goa a Penelusuran goa vertikal; b Menelusuri lorong sempit. Pecinta alam yang sering berkunjung ke Gunung Cibodas untuk melakukan kegiatan penelusuran goa adalah Lawalata IPB. Penelusuran goa biasanya dilakukan pada akhir pekan ataupun pada hari libur kuliah. Kelompok pecinta alam lain yang berkunjung ke Gunung Cibodas dengan tujuan penelusuran goa adalah pecinta alam yang berasal dari Jakarta. Salah satu anggota Lawalata IPB menuturkan bahwa Gunung Cibodas memiliki potensi yang besar untuk pengembangan olah raga minat khusus ataupun wisata berupa penelusuran goa, panjat tebing, dan treking. Pada saat ini, keberadaan goa-goa di Gunung Cibodas terancam akibat adanya kegiatan pertambangan yang menggunakan bahan peledak.

b. Tebing