Tumbuhan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Potensi Karst Gunung Cibodas

5.1.1 Potensi unsur biologi

a. Tumbuhan

Menurut Whitten et al. 1996 diacu dalam Sartika 2007, sekitar tahun 1940-an Gunung Cibodas belum terjamah oleh kegiatan manusia. Dalam ekosistem ini masih banyak jenis pohon yang ditemukan seperti keruing Dipterocarpus hasseltii, burahol Stelechocarpus burahol, dan eboni Diospyros sp.. Tidak ada jenis yang dominan dari tiga jenis tumbuhan tersebut. Menurut Soemarno et al. 2006, pada saat ini ekosistem Karst Gunung Cibodas didominasi oleh kelompok vegetasi berupa semak dan jenis pionir seperti makaranga Macaranga tanarius dan ayam-ayaman Penissetum purpureum. Kondisi ini diduga karena terjadinya pembukaan lahan yang difungsikan sebagai areal perkebunan karet dan kemudian berubah menjadi tambang batu gamping yang dimulai sekitar tahun 1950-an. Data keanekaragaman jenis tumbuhan di Gunung Cibodas diperoleh dari studi literatur. Hasil survey tumbuhan yang dilakukan oleh Soemarno et al. 2006 di Gunung Cibodas mencatat sebanyak 254 jenis tumbuhan dari 207 genus dan 84 famili. Hasil ini diperoleh dengan menganalisis tumbuhan berdasarkan petak cuplikan yang ditempatkan pada daerah punggung bukit yang bersolum tanah cukup tebal, daerah lereng bukit yang bersolum tanah tipis sampai cukup tebal, daerah lereng yang bersolum tanah tebal, daerah puncak bukit karang, dan daerah bekas galian batu gamping. Jenis pohon utama yang ditemukan sebanyak 17 jenis dari 64 jenis dengan penyebaran yang hampir merata di seluruh wilayah. Beberapa jenis pohon utama yang ditemukan adalah Bridelia tomentosa, Buchanania arborescens, Cecropia umbellata, dan Macaranga tanarius. Tumbuhan bawah herba, paku, liana, perdu, palem, semak, pandan yang mendominasi ditemukan 18 jenis dari 190 jenis, beberapa jenis yang tersebar cukup luas diantaranya Nephrolepis exaltata, Selaginella plana, dan Cyrtococcum patens. Beberapa jenis anakan pohon yang mengawali proses pemulihan di area penambangan batu gamping adalah Abroma angusta, Clibadium surinamense, Macaranga tanarius, Macarangan calabura, Bridelia glauca, dan Piper aduncum, sedangkan jenis tumbuhan bawah terdiri dari Phragmites karka, Pennisetum purpureum, dan Mikania cordata. Suku utama untuk tingkat pohon terdiri dari anacardiaceae, euphorbiaceae, moraceae, dan urtaceae yang tersebar hampir di semua daerah, serta tiliaceae hanya dijumpai pada area bekas galian batu gamping. Suku utama tumbuhan bawah diantaranya anacardiaceae, asteraceae, euphorbiaceae, poaceae, polypodiaceae, dan verbenaceae. Gambar 3 Makarang Macaranga tanarius, salah satu jenis pohon yang mendominsi ekosistem Karst Gunung Cibodas. Tumbuhan yang terdapat di Gunung Cibodas memiliki nilai ekonomi berupa nilai guna dan nilai bukan guna. Tumbuhan memiliki fungsi ekologis berupa penghasil oksigen dan pengatur tata air, selain itu dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan bakar rumah tangga, pakan ternak, dan sayuran. Sartika 2007 menemukan 34 jenis tumbuhan di Gunung Cibodas yang berpotensi sebagai tumbuhan obat yang memiliki khasiat untuk mengatasi penyakit gula, obat batuk, antidiare, obat sakit perut, obat demam dan lainnya. Beberapa jenis tumbuhan yang ditemukan di Gunung Cibodas tercantum dalam lampiran 5. Pemanfaatan tumbuhan yang rutin dilakukan masyarakat di sekitar Gunung Cibodas adalah pengambilan kayu untuk bahan bakar yang dilakukan hampir setiap hari. Pengambilan kayu bakar yang dilakukan masyarakat dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi rumah tangga dan kebiasaan memasak yang menggunakan kayu bakar. Masyarakat Kampung Bubulak masih memiliki kekhawatiran terjadi ledakan jika menggunakan gas elpiji. Pengambilan kayu bakar biasanya dilakukan oleh ibu-ibu yang datang hampir setiap pagi ke Gunung Cibodas Gambar 4. Hasil yang diperoleh adalah satu ikat besar atau satu pikulan dengan berat mencapai 15 kg. Kegiatan pengambilan kayu bakar biasanya dimulai pada pagi hari dan berakhir sekitar jam delapan sampai dengan jam sepuluh. Pemanfaatan kayu bakar yang dilakukan adalah pengambilan ranting-ranting kering, namun saat ini para pengambil kayu bakar juga menebang tumbuhan yang berdiameter 3cm sampai dengan 15cm. Jenis tumbuhan yang sering diambil adalah kihandra Calliandra calothyrsus dan totoropongan Cecropia umbellata. Jenis ini diambil dengan menyisakan tunggak sekitar 30cm di atas permukaan tanah. Menurut Soemarno et al. 2006 pengambilan kayu Calliandra calothyrsus di Gunung Cibodas yang menyisakan tunggak memacu pertumbuhan trubus dalam jumlah yang lebih banyak dari jumlah individu semula sehingga dimungkinkan memiliki kepadatan tinggi. Masyarakat Kampung Bubulak meyakini kayu yang diambil tidak akan pernah habis karena tunggak yang ditebang akan kembali bertunas dan tumbuh serta bisa dimanfaatkan kembali untuk kayu bakar. Kihandra Calliandra calothyrsus dan totoropongan Cecropia umbellata banyak ditemukan di sisi selatan Gunung Cibodas bagian barat di daerah lereng bukit yang bersolum tanah tebal Soemarno et al. 2006. Lokasi ini menjadi tempat pengambilan kayu bakar bagi masyarakat Kampung Bubulak yang berada di sebelah selatan Gunung Cibodas . Gambar 4 Seorang ibu yang memikul kayu bakar dari Gunung Cibodas.

b. Satwa