Tebing HASIL DAN PEMBAHASAN

Pecinta alam yang sering berkunjung ke Gunung Cibodas untuk melakukan kegiatan penelusuran goa adalah Lawalata IPB. Penelusuran goa biasanya dilakukan pada akhir pekan ataupun pada hari libur kuliah. Kelompok pecinta alam lain yang berkunjung ke Gunung Cibodas dengan tujuan penelusuran goa adalah pecinta alam yang berasal dari Jakarta. Salah satu anggota Lawalata IPB menuturkan bahwa Gunung Cibodas memiliki potensi yang besar untuk pengembangan olah raga minat khusus ataupun wisata berupa penelusuran goa, panjat tebing, dan treking. Pada saat ini, keberadaan goa-goa di Gunung Cibodas terancam akibat adanya kegiatan pertambangan yang menggunakan bahan peledak.

b. Tebing

Gunung Cibodas memiliki tebing yang berpotensi untuk digunakan sebagai sarana olahraga panjat tebing. Tebing-tebing di Gunung Cibodas terdapat di sisi selatan dan sisi utara. Tebing yang terbentang di sisi utara adalah tebing yang terbentuk akibat kegiatan pengambilan batu gamping. Tebing di sisi selatan hanya ditemukan di ujung barat dan timur saja. Tebing yang sampai saat ini digunakan untuk kegiatan olahraga panjat tebing adalah tebing di sisi selatan bagian barat Gunung Cibodas. Berdasarkan penuturan salah seorang aktifis panjat tebing, Candra Kirana 26 tahun, pada tebing tersebut sudah dibuat jalur panjat sejak tahun 1970-an. Sampai saat ini pada tebing tersebut terdapat 12 jalur yang juga telah dipasang titik dimana bisa dipasang pengaman bolt hanger untuk kegiatan panjat tebing. Jalur tebing diberi nama sesuai dengan karakteristik tertentu oleh para pemanjat dari sejak tebing mulai digunakan. Nama jalur yang telah dibuat adalah Jalur Tangga, Jalur Tebing Putih, Jalur Kambing, Jalur Tiga Bor, Jalur West Bang, Jalur Intifada, Jalur Bicycle, Jalur Taliban, Jalur Tokek, Jalur Tiram, Jalur Stroberi, dan Jalur One Moment of Time. Jalur Tangga dan Jalur Tebing Putih biasanya digunakan oleh pemanjat yang masih pemula karena dua jalur ini relatif mudah untuk dilalui. Nama Jalur Tangga diberikan karena jalur tersebut mirip seperti tangga dan nama Jalur Tebing Putih berasal dari warna tebing yang berwarna putih. Jalur lain yang dianggap mudah adalah Jalur Tokek yang merupakan celah rekahan vertikal yang relatif mudah dilalui. Jalur ini diberi nama Jalur Tokek karena sering ditemukan tokek rumah Gecko gekko yang bersarang pada celah-celah jalur tersebut. Jalur Kambing merupakan jalur yang biasa dipanjat dengan tujuan melatih ketahanan dan kekuatan pemanjat endurance setelah melakukan pemanasan di jalur tangga atau jalur putih. Pada saat sebuah jalur dibuat, seorang pemanjat berjanji akan menyembelih kambing untuk perayaan keberhasilannya. Peristiwa ini membuat jalur tersebut diberi nama Jalur Kambing. Jalur yang dianggap tersulit untuk dilalui adalah Jalur Intifada dan Jalur One Moment of Time. Gambar 13 Kegiatan panjat tebing di Gunung Cibodas. Para pemanjat tebing yang datang ke tebing Gunung Cibodas kebanyakan adalah pecinta alam yang berasal dari Jabodetabek. Mereka biasanya datang pada akhir pekan atau saat hari libur. Tebing Gunung Cibodas banyak dikunjungi karena lokasinya yang relatif dekat serta mudah dijangkau, selain itu di beberapa lokasi lain tidak ditemukan tebing alam seperti di Jakarta, Depok, Tangerang, maupun Bekasi. Tebing ini juga digunakan oleh TNI pada saat pendidikan dan latihan. Pemanjat tebing yang hampir setiap minggu datang adalah mereka yang berasal dari organisasi Federasi Panjat Tebing Indonesia FPTI Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Dalam satu akhir pekan setidaknya ada satu kelompok yang datang untuk melakukan kegiatan panjat tebing. Areal pemanjatan akan semakin ramai pada hari libur kuliah atau ketika organisasi pecinta alam melakukan kegiatan pendidikan dan latihan penerimaan anggota baru untuk divisi panjat tebing rock climbing.

c. Air